17. Rindu Ibu

1.4K 55 1
                                    


Seusai foto bersama Aditya dan Nandhini mengobrol dengan para rekan rekanya.Tinggal Kanaya dan Kailash yang saling berhadapan.Kailash tau kembaranya berusaha baik baik saja.

"Adik...." Mata Kailash menyorot penuh ke wajah kembaranya.

Naya yang ditatap seperti itu mengalihkan pandanganya ke arah lain.

"Apa bang?" Ucap Naya pelan.

"Mau peluk?"

Naya terdiam, Kailash langsung memeluk kembaranya itu.Tubuh Kailash yang tingginya 180 cm memeluk tubuh mungil Kanaya yang tingginya 158 cm sungguh pas.

Naya yang mendapat pelukan langsung saja membalas pelukan kembaranya dan menangis di dada kembaranya.

"Dik, kalau mau nangis, nangis saja.Kamu jangan bohongi diri sendiri seperti tadi.Berusaha menyibukkan diri biar orang orang gak tau kalau kamu mau nangis.Kasian dik batinnya." Kailash terus mengusap punggung kembaranya.

"Naya minta maaf, Naya ngerusak suasana.Gak tau Naya pingin banget nangis hari ini abang.Ra-rasanya sesak banget, seolah olah rasa sesak ini bakal hilang kalau Naya nangis." Ucap Naya, suaranya sedikit teredam karena wajahnya yang disembunyikan di dada Kailash.

"Sudah, sudah nggak apa Naya nangis kok.Jangan lama lama ya dik.Lihat make upnya luntur gak itu?" Kailash berusaha menghibur Naya.

"Oh iya!"

Naya melepas pelukanya cemberut.Kai tertawa pelan.Kai tau mungkin ini juga dipengaruhi karena Naya datang bulan.

Aditya datang bersama seseorang yang memakai PDU kepolisian beserta istrinya yang memakai baju pink Bhayangkari.

"Kai selamat ya, semangat menjalani pendidikan!" Ucap orang itu. Kailash pun mendapat pelukan dan tepukan di bahu Kailash.

Dahi orang itu mengernyit bingung , matanya melihat ke arah Kai dan Naya bergantian. "Ini pacarnya Kai? Tapi kok...mirip?"

"Itu putri saya juga Wan, kembaranya Kailash.Mereka kembar identik." Ucap Aditya tenang.

"Lho semenjak kapan? Kok gak tau?" Tanyanya bingung.

"Ya sejak mereka lahir lah."

"Ya, enggak selama ini kan taunya anakmu ya cuma satu Kailash aja.Gak taunya dua." Kata orang itu dengan bergumam pelan di akhir kalimat.

Naya menunduk diam.Moodnya masih jelek, ya harus Naya pahami Kailash hidup bersama Ayahnya yang seorang militer pasti Kai sudah dikenalkan oleh Ayahnya kepada rekan rekanya.Lain hal dengan Naya.Wajahnya memang sangat mirip, tapi tetap saja banyak orang yang terheran heran karena nyatanya Naya adalah kembaran Kailash.

Seusai acara Naya menolak ajakan Aditya dan Nandhini untuk makan siang bersama dengan alasan karena dia akan mengerjakan tugas bersama teman temanya.Naya juga menolak diantarkan oleh Aditya maupun ajudanya.

"Ya sudah hati hati ya nak, nanti sore ayah ke rumah Paman dan Bibimu ya." Kata Aditya.

"Ayah belum balik ke Jakarta?"

"Besok nak."

Naya memesan ojek online.Sampai dia di tempat tujuannya.Tempat pemakaman umum, Naya mengunjungi tempat ibunya.Untungnya Naya tadi sempat dibawakan cardigan milik ibu Nandhini sehingga tak  terlalu mencolok meskipun dia sedikit kesusahan karena memakai rok batik.

Tibalah Naya di samping makam ibunya, ia berjongkok karena susah akhirnya ia memutuskan untuk duduk, kedua kakinya ia tekuk miring ke kanan.Tanganya mengelus nisan ibunya.

Lagi lagi tangis Naya pecah.Naya tidak sekuat itu.Sejak ibunya meninggal Naya sulit bercerita kepada orang orang sekitarnya.

"Ibu, Naya rindu ibu.Ibu tau tadi Naya ke wisudanya Abang.Sekarang abang sudah jadi taruna bu.Ibu bangga kan? Tapi Naya sedih ibu nggak ada disamping kami.Ternyata Ayah sesibuk itu lho Bu, iya sih kan pangkat ayah tinggi ya."

Naya terus saja bercerita di makam ibunya hingga sore.Makam ibunya kini menjadi tempat yang sering Naya kunjungi,meskipun ini pemakaman Naya tidak pernah takut.

Setelah dari makan Naya kembali kerumah.Rambutnya sudah tak serapih awalnya.Naya mengucap salam saat masuk rumah ternyata ada Ayah dan ibunya tak lupa juga ajudan ayahnya itu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, lha ini Kanaya sudah pulang."

"Naya bersih bersih dulu, sudah kacau banget ini." Ucapnya sambil tertawa pelan.Padahal perasaanya masih kacau.

Setelah bersih bersih Naya langsung menuju ruang tamu.Terlihat ayahnya yang sudah merapikan beberapa barangnya.

"Lho?"

"Nak, ayah harus segera kembali ke Jakarta.Maaf ya nak nggak bisa lama lama.Kalau ada cuti lagi ayah temui Naya lagi ya kita liburan." Ucap Aditya dengan mengelus kepala Kanaya.

"Iya, Nggak apa apa." Ucap Naya pelan.

"Ayah, ibu hati hati."

Setelah mereka pergi Naya kembali masuk ke dalam rumah.Paman dan Bibinya mengerti raut sedih keponakanya ini.

"Nduk kamu yang sabar ya Naya harus ngerti kalau ayah naya orang hebat,punya tanggung jawab besar sama negara."

"Iya Naya ngerti kok paman.Sedih sih tapi ya mau gimana lagi."

"Naya, bibi yakin kamu tadi nggak ngerjain tugas kan sama temanmu,kamu tadi kemana nduk?" Tanya bibi dengan tatapan menyelidik.

"Naya ke makam ibu." Paman dan bibinya menghelas nafas panjang.

"Maaf" ucap Naya merasa bersalah karena telah membohongi para orang tua.

"Nggak apa apa nduk, Naya kalau mau kemakam bilang saja nduk."

"Naya cuman rindu ibu, jadi Naya kesana."

****

ARGA.

Penempatan tugas pertama Arga ditempatkan di Batalyon Infanteri 410, Blora Jawa Tengah.Arga bersyukur dapat ditugaskan di provinsi yang sama sejak jaman SMA hingga sekarang.Rasanya Jawa Tengah adalah rumah kedua bagi Arga.

Jauh dari rumah dan keluarga sering membuat Arga kerap rindu.Tetapi sekarang Arga agaknya sudah muak dengan perlakuan ibunya yang terlalu memaksakan Arga dengan Bianca.Ibunya berubah.

Entah mengapa ibunya selalu saja menjodoh jodohkan Arga dengan Bianca.Padahal dulu saat masih pendidikan awal di Akademi militer ibunya tak akan mempermasalahkan siapapun yang menjadi pendamping Arga, ibunya menyarahkan keputusan pendamping kepada Arga sendiri.Tapi sekarang... sudah berubah.

Bianca yang Arga kenal adalah seorang mahasiswi yang kerap berfoya foya di media sosialnya, apa karena ayahnya seorang petinggi pemerintahan? Justru ia harusnya bergaya lebih sederhana.Bianca juga sering spam chat dan telepon tanpa tau waktu.Padahal sudah jelas penolakan dari Arga.

Pernah Arga memblokir kontak Bianca, tapi tak lama ibu Arga menelepon dan memarahinya agar membuka blokiran Bianca.

Sekarang Arga sudah jarang berkontak dengan Kailash, maklum karena masih pendidikan awal di akmil.Kanaya? Arga selalu ragu untuk mengirim pesan kepada gadis itu.Padahal hatinya rindu.Sungguh inikah cinta dari pandangan pertama?

Wajah Kanaya yang ayu dan sikapnya yang kalem dan baik hati membuat poin plus bagi Arga.Mungkin setelah memantapkan hati, ia akan mengungkapkan perasaanya kepada Kanaya.Saat ini Arga masih harus fokus dengan masa dinasnya sebagai Tentara angkatan darat.

____________________________________________

BERSAMBUNG...

Update dikit dikit :)

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang