37. Berita Mengejutkan

1.3K 53 0
                                    

....

Akibat kontak senjata kemarin malam, 3 prajurit tentara angkatan darat dipulangkan dari Papua. Dua diantaranya meninggal dunia atas nama Pratu M. Faqih asal Jambi dan Sertu Yohan asal Samarinda, serta terdapat satu anggota TNI yang keadaanya kritis dengan luka tembak dan luka sayatan atas nama Letnan Satu Arga asal Jakarta.

Karena kurangnya fasilitas kesehatan di Papua, Lettu Arga segera dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat untuk menerima tindakan medis lebih lanjut.

Suara pembawa berita di televisi membuat Naya lemas. Naya saat ini sedang menonton berita bersama Ibu Nan. Ia dipeluk erat oleh ibu sambungnya itu. Benar benar khawatir dalam benaknya, rasanya ingin tidak percaya tapi dalam berita pun di sertakan foto Arga dengan seragamnya dan background biru seperti pas foto.

"Ibu, Mas Arga." Lirih Naya di dekapan sang Ibu.

"Dik, yang sabar ya. Nanti kita jenguk ke rumah sakit ya?"

Kemarin, Keluarga Kanaya telah mendengar kabar meninggalnya Delta serta permintaan maaf dari keluarga Arga juga Delta kepada Kanaya. Ia turut membaca surat Delta yang ditemukan oleh polisi waktu itu. Banyak penyesalan yang diungkapkan saat itu.

Satu hal yang ia syukuri. Apabila Arga dan Naya melanjutkan hubungan akan direstui. Tidak akan ada lagi perjodohan-perjodohan. Tapi disisi lain Naya merasa runtuh kembali akibat kabar Arga yang menjadi korban kontak senjata. Memang sudah resikonya menjadi seorang abdinegara, seorang Tentara Nasional Indonesia yang bertugas mengamankan wilayah negara. Tapi Naya takut, takut ditinggalkan oleh orang tersayangnya lagi.

Telepon Naya berdering, panggilan dari Bunda Arga. Naya segera mengangkatnya.

"Assalamualaikum nak, apa Naya sudah tau kabar Arga nak?"

"Waalaikumussalam, Naya barusan tau Bu." Suara isak tangis bunda Arga terus terdengar.

"Naya nanti ke rumah sakit menyusul saja ya?"  Kata Bunda Arga.

"Ta-tapi Naya..."

"Iya nak, tenangkan diri dulu ya. Doakan Arga ya nak. Saya bersama Ayahnya Arga sudah di rumah sakit kunjungan masih dibatasi. Arga sekarang lagi dioperasi doakan ya Naya, dia pasti senang biasanya kekuatan cinta itu ada nak. Atas izin Allah tentunya."

Tidak ada lagi Bunda Arga yang jahat dan judes. Beliau telah berubah menjadi ibu yang bijak sekarang, sudah sadar. Maha Baik Allah yang membolak balikan hati manusia.

****

Malam harinya Naya bersama Ayah dan Ibu nan pergi ke RSPAD. Operasi telah dilakukan sejak 1 jam yang lalu. Kini Naya dapat melihat tubuh Arga yang terbaring di Ruang ICU dengan berbagai alat alat penopang hidupnya. Tubuh bagian atas Arga sengaja tidak ditutupi apapun, karena terdapat perban dibagian dada kiri dan kabel elektroda disana serta tangan kirinya di perban karena sayatan yang panjang. Jarinya terdapat oxymeter, tanganya terdapat infus, wajahnya nampak ada beberapa lebam di mulutnya yang terbuka terdapat selang ventilator yang menjejal di dalamnya.

"Keadaanya belum stabil nak, dokter masih observasi untuk selanjutnya bagaimana bisa saja jika Arga tidak segera bangun maka akan jatuh koma." Jelas Ayah Arga kepada Naya yang terlihat sangat khawatir. Tentu mereka saling mencintai. Ayah Arga juga mengingat betapa kacaunya putranya itu saat di paksa berpisah saat itu dengan Kanaya.

"Naya, maafkan Bunda dan Ayah Arga ya, maafkan sekali lagi. Sekarang kami tidak akan menghalangi kalian berdua lagi. Saya kemarin diberitahu oleh rekanya yang ikut mengantarkan Arga, kalau Arga manggil kamu sebelum dia menutup matanya."

"Cinta kalian sangat besar ya nduk, maafkan kebodohan kami saat itu. Terlaku memikirkan harta dan harta. Tapi sekarang kami sadar, kami tidak ada apa apanya jika bukan karena Allah."

"Naya sudah maafkan Bapak dan Ibu-"

"Panggil Ayah dan Bunda saja nduk. Bapak dan Ibu itu seperti kita masih ada sekat." Kata Bunda Arga

"Setelah sadar Arga pasti akan sangat senang melihatmu nduk. Dia akan begitu bahagia dengan kedatanganmu nanti." Ucap Ayah Arga.

"Arga kan memang secinta itu dengan Kanaya." Tambah Bunda Arga.

Naya dan keluarganya tidak bisa begitu lama di rumah sakit karena jam kunjungan oleh tamu terbatas. Diperjalanan pulang Naya sempat mampir ke Masjid untuk menunaikan sholat isya'. Di salah satu doanya meminta kesembuhan untuk Arga.

"Naya lapar gak? Mampir beli makanan ya nduk?" Tanya Ayah Naya.

"Naya mau."

"Naya mau apa?"

Naya menoleh ke arah Ibu Nan yang duduk di depan bersandingan dengan ayahnya yang menyetir mobil.

"Ibu mau apa?" Tanya Naya.

"Lho Naya kok tanya ibu?"

"Gak apa apa. Naya lapar tapi bingung mau beli apa."

"Bakmie mau dik?" Tanya Ibu Nan.

"Boleh, Naya mau itu."

Sesampainya di rumah Naya keluar dari mobil dengan menenteng kresek hitam berisi 3 bungkus Bakmie yang masih panas.

Naya segera masuk ke dapur dan mengambil 3 piring serta alat makan lainya. Membuka bungkusan bakmie yang menggiurkan. Naya benar benar lapar karena sejak munculnya berita tadi Naya tak berselera makan. Bakmie ini juga mengingatkannya dengan momen bersama Arga. Mereka berdua pernah memakan bakmie bersama dulu saat Naya masih kuliah di Magelang.

"Nduk, besok masuk kerja kan?" Tanya ayah.

"Iya Yah, besok juga mau ke Jakarta pusat."

"Ke rumah sakit?"

"Enggak, ada kerjaan. Tapi kalau nutut Naya mampir kesana."

"Bawa mobil sendiri?"

"Iya Yah."

"Ya sudah hati hati. Kalau Naya mampir ke rumah sakit Ayah titip salam ya. Semoga cepat sadar Arganya."

"Dik, selesai makan langsung tidur lho ya!"

"Siap!"

"Jangan sedih sedih ya nduk, jangan overthinking malam malam."

"S-ssiap"

"Yang yakin kalau ngomong!" Ucap Ayah. Lagi mode gak mau dibantah.

"Siap ayah! Naya langsung tidur kok."

"Bagus, ayah sama ibu ke kamar ya nduk."

____________________________________________

Bersambung....

Jangan lupa vote yah :)

Terimakasih~

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang