28. Wisuda Kanaya

1.3K 55 0
                                    

" Tiba saatnya, wisudawan dengan predikat Cumlaude atau dengan predikat pujian.

... Empat, Kanaya Gantari Nirwasita, Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Lulus dengan IPK 3,93...."

Dengan anggun Kanaya yang memakai toga juga selempang Cumlaude berjalan menuju panggung.

Ya, Akhirnya Kanaya telah menyelesaikan kuliahnya, lulus dengan predikat pujian atau cumlaude membuat bangga keluarganya. Aditya dan Nandhini tentu saja hadir dalam acara wisuda sang putri, tersenyum bangga menatap putrinya.

"Alhamdulillah, Naya bisa mencapai targetnya sendiri. Saya bangga dik." Ucap Aditya kepada Nandhini di sebelahnya.

"Iya Mas, kita sama sama bangga. Habis ini giliran Kailash ya, ternyata begini kalau punya anak kembar. Ya.. meskipun bukan anak kandungku."

Beberapa hari lagi Kailash juga akan melaksanakan wisuda taruna atau yang disebut Prasetya Perwira atau Praspa yang nantinya akan di laksanakan di Jakarta dengan seluruh taruna taruni Akmil, AAL, AAU juga Akpol.

Setelah acara wisuda selesai, mereka keluar gedung untuk berfoto-foto. Kanaya memeluk ayah dan ibunya.

"Naya jangan nangis, make up nya luntur lho nak, kita belum foto." Ucap Nandhini yang melihat Naya sudah menangis, kemudian mengangsurkan tissu kepada putrinya.

"Selamat ya putri Ayah, semoga ilmunya bermanfaat ya nduk." Ucap Aditya.

"Terima kasih sudah selalu mendukung Naya ayah ibu." Ucap Naya.

"Sudah semestinya nduk. Waduh jangan sedih sedih, itu temanmu pada foto. Ayo kita juga! Fan, sini tolong fotokan." Aditya memanggil Ajudanya.

"Siap, Ndan!"

Keluarga itu segera mengatur posisi dan mencari latar yang menarik. Posisinya Kanaya diapit oleh Aditya dan Nandhini. Mereka tersenyum menatap kamera yang memang sudah dipersiapkan.

Setelah beberapa foto yang diambil kini Aditya menyuruh Naya berfoto sendiri. Bahkan tentara berpangkat dua bintang dipundaknya itu turut ikut mengambil potret putrinya di ponsel pribadinya.

"Ini Naya fokus ke kamera siapa yang di Ayah apa di Om Fandi?" Tanya Naya bingung.

"Fokus ke Fandi saja nak, ayah ini ambil gambarmu kayak candid ala ala gitu." Ucap Aditya membuat Naya tertawa. Hal itu tak lepas dari jepretan kamera antara Aditya dan Ajudanya.

"Masyaa Allah anak ayah cantik sekali." Puji Aditya.

Tiba tiba saja Naya yang sedang berpose diam, tidak ada lagi senyuman seperti yang sebelumnya.

"Assalamualaikum, Mayjen!" Ucap suara tegas dari seseorang.

"Oh, Waalaikumussalam. Lho le?"

Arga, tentara muda itu datang dengan seragam PDL nya membawa bucket bunga juga cokelat didalamnya serta membawa papper bag entah apa itu isinya. Arga melihat ke arah Naya yang berdiri tak jauh darinya dengan setelan kebaya cantik dengan hijabnya.

"Siap, izin Mayjen saya datang ke sini untuk menemui Kanaya."

"Oh iya iya silahkan. Meskipun sudah tidak ada hubungan di antara kalian apa salahnya ya kan, untuk mempererat silaturrahmi juga. Tapi jaga batasan, nanti calonmu marah ke anak saya."

"Siap Mayjen!"

Arga melangkah menuju Kanaya yang masih terdiam.

"Selamat dik atas kelulusanmu. Saya turut bangga kamu mendapat predikat cumlaude." Ucapnya dengan memasang senyum. Manis. Tangan kekarnya mengangsurkan bucket dan hadiah kepada Kanaya.

"Terimakasih Mas, harusnya ndak usah repot repot seperti ini." Ucap Naya dengan senyuman tipis. Sebenarnya ia senang karena Arga datang, entah informasi dari mana ia mengetahui. Tapi di lain sisi ia mengingat Arga yang sekarang tak lagi sendiri. Pria di depanya ini akan menikah. Astaghfirullah lupakan Kanaya.

"Itu bentuk apresiasi kecil saja dari saya. Dik, setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. Karena kamu akan kembali ke Jakarta kan?" Naya mengangguk.

Arga melihat jam hitam di lenganya, "Dik, saya tidak bisa lama. Maaf, sekali lagi selamat ya dik kamu telah melewati banyak rintangan hingga bisa kuliah dan lulus dengan baik. Em, apa boleh saya foto dengan kamu, sekali saja."

"Boleh Mas." Jawab Naya pelan. Lantas Arga mengeluarkan handphonenya dan menyalakan kamera di hp nya. Menyerahkan hp nya kepada Galang untuk difotokan. Arga dan Naya berfoto berdua dengan jarak di antara mereka. Meskipun begitu Naya tetap menunjukkan senyum manisnya.

****

Keluarga Aditya kini mampir di sebuah tempat makan terlebih dahulu untuk mengisi perut mereka yang mulai kelaparan kembali.

"Dik, ayah masih bisa lihat ada cinta di Arga. Pasti belum saling rela ya kalian?" Tebak Aditya, yang... tentu benar.

"Nggak tau, ih ganti topik aja Ayah."

"Kalau sudah jodohmu mau digimanain juga bakal balik ke kamu nak, sekalipun sudah dijodohkan seperti Arga." Ucap Nandhini.

"Betul itu." Tambah Aditya.

"Ayah, Naya mau ke makam ibu dulu.Kalau Ayah sama Ibu Nandhini-"

"Kita kesana sama sama nak." Sela Aditya.

Sesampainya di tempat pemakaman, langkah mereka terhenti di samping batu nisan bernama 'Fadiah' sosok perempuan, sosok ibu kandung Kailash dan Kanaya yang kuat dan hebat.

"Assalamualaikum Ibu..." suara Naya bergetar, ia selalu rapuh dan lemah saat mengunjungi 'rumah' ibunya.

"Assalamualaikum Fadiah" ucap Aditya.

Tangan Naya mengelus nisan ibunya, ia menangis lagi dan lagi. Tak dapat dipungkiri ia selalu merindukan kehadiran ibunya. Sosok ibu yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun bagi Naya.

"Ibu, lihat Naya sudah menyelesaikan studi Naya bu. Alhamdulillah Naya bisa dapat cumlaude, ini juga untuk ibu hiks...hiks Naya rindu selalu bu."

Aditya memeluk putrinya yang kembali terlihat rapuh. Aditya memahami keadaan Naya, tanganya mengelus punggung gemetaran sang putri.

"Fadiah, lihat pasti kamu begitu bangga kan dengan putri kita dia sangat hebat sama seperti kamu. Beberapa hari lagi giliran Kailash, kami akan kembali kesini bersama Kailash." Ucap Aditya, matanya ikut meneteskan air mata. Tidak bohong dia masih dihantui rasa penyesalan. Mengingat susahnya Fadiah dan Kanaya dulu.

Setelah bercerita, Aditya memimpin berdoa untuk mendiang mantan istrinya. Kanaya menaburkan bunga di atas makam ibunya yang tadi ia sempat membeli bunga di dekat makam.

"Ibu kami pamit ya, besok besok Naya dan Ayah juga ibu Nandhini kembali kesini lagi."

Naya berjalan di rangkul Nandhini. Mereka kembali ke mobil disana sudah ada Ajudan Aditya yang tidak ikut ke dalam makam.

Aditya dan keluarga menuju rumah Zaidan, paman Naya selama 2 hari. Karena Naya akan langsung membereskan barangnya dan akan dibawa kembali ke Jakarta.

____________________________________________

Bersambung...

Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan batin teman teman 🙏🏻

Jangan lupa vote,komen dan follow yaa😉

Terimakasih🙌

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang