47. Rumah Dinas

1.2K 57 0
                                    


....

Warna hijau memenuhi pandangan Kanaya yang baru saja turun dari mobil. Pasangan baru itu baru sampai, mereka telah menginjakkan kakinya di bangunan sederhana berwarna hijau, rumah dinas mereka.

Bertuliskan Lettu R. Arga Naufal P. di dinding dekat pintu memberi tanda bahwa rumah ini telah terdapat kepemilikan. Rumah dinasnya tidak besar, memiliki teras yang masih kosong tanpa tanaman apapun memberi kesan gersang di benak Kanaya.

"Mas nanti ini ditanami pohon atau tanaman lainya boleh?"

"Boleh dong dik. Rencana saya juga mau gitu setelah menempati rumah dinas."

Kanaya cukup heran saat ia menginjakkan kakinya di area rumah mereka pintu rumah telah terbuka.

"Mas, di dalam ada orang? Kok kita baru datang pintunya sudah terbuka." Tanya Kanaya kebingungan. Takut takut terdapat maling yang masuk ke dalam rumah dinasnya. Tapi itu kemungkinan kecil, karena ini lingkungan militer yang dijaga dan penghuninya kebanyakan pun bukan masyarakat sipil.

"Oh itu junior dik, mereka memang datang untuk membantu."

Kemudian terdengar langkah yang terkesan buru-buru. Munculah 3 laki laki yang berambut cepak menggunakan kaos loreng dan celana olahraga.

"Siap selamat datang Bang! Mohon maaf kamu baru sadar jika abang sudah datang. Siap salah bang."

Arga tersenyum tipis, "Gak apa apa santai saja lah. Dik ini junior saya itu Serda Fahmi, yang ini Sertu Wahyu dan ini Letda Lio." Ucap Arga memperkenalkan para juniornya yang telah membantunya.

"Oh iya salam kenal, Om." Ucap Kanaya.

"Oh iya sudah selesai kan?" Tanya Arga.

"Siap, sudah Bang." Jawab Letda Lio.

Arga mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang kertas berwarna merah kemudian diberikan ke 3 tentara muda tersebut. "Terima kasih banyak ya atas bantuanya, ini silahkan dibagi untuk mengisi perut kalian."

"Wah, bang tidak usahlah kita kan keluarga." Ucap Letda Lio sungkan.

"Ambil saja, ini perintah!"

"Siap!"

Setelah kepergian 3 tentara muda itu Arga dan Kanaya memasuki rumah dinas mereka. Sudah tertata rapi perabotanya. Ternyata Arga telah mempersiapkanya. Saat memasuki kamar pun lemari sudah terisi beberapa pakaian milik Kanaya dan Arga.

Tapi, saat menuju dapur ternyata hanya terdapat sedikit barang saja. Membuka kulkas juga masih kosong melompong. Wajar, penghuni baru kan.

"Kamu lapar dik? Say-"

"Maaf mas, bisa nggak jangan pakai saya saya terus? Formal banget ish."

"Sulit dik, tapi akan say- Mas coba biasakan."

"Nah, lanjut Mas."

"Mau mas pesankan makanan di gofood aja?"

"Kalau Naya masih bekum lapar sih, Mas lapar?" Tanya Arga yang dijawab gelengan kepala.

"Nanti bisa belanja keperluan dapur Mas?"

"Bisa, tapi nanti sowan ke rumah senior dulu ya dik?" Ucap Arga merengkuh pinggang Kanaya.

"Siap Mas." Kepala Kanaya mendongak melihat wajah Arga yang lebih tinggi.

****

Setelah melaksanakan sholat Maghrib Arga dan Kanaya telah bersiap untuk datang kebeberapa rumah senior Arga. Tidak perlu memakai seragam Persit, hanya pakaian rapi dan sopan sudah cukup.

Dapatkah Kita Bersatu ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang