Di ambil dari latar alur Princess Hours, yang berkisah tentang seorang pria cantik yang jauh dari kata anggun tiba-tiba harus di jodohkan dengan calon Penerus tahta kerajaan Korea.
"KALIAN BERDUA IKUT NENEK MENGHADAP DI SIDANG ISTANA SEKARANG JUGA."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gema amarah Nenek Ratu dengan di saksikan Ibu suri yang hanya bisa terdiam di belakang.
Saat itu Pangeran Ethan hanya bisa diam tampa ingin melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan milik Sunghoon, ibu suri yang melihat pemandangan seperti itu bergerak tampa perintah, berjalan menengahi keduanya untuk memutus tautan itu secara paksa.
Mereka adalah orang tua yang pasti punya pemikiran kalau hal yang di lakukan pangeran Ethan terhadap Sunghoon saat itu bukanlah hal yang benar.
Saat ini di sepanjang koridor mereka berjalan penuh keheningan menuju ruang Sidang istana utama, sesekali pandangan Sunghoon melirik ke arah Ibu suri yang kebetulan saat itu berjalan di sampingnya.
Wajah pucatnya mendominasi keringat dingin yang menetes membasahi keningnya, tangan yang tadi mencengkram ujung bajunya kini berlahan dia gerakkan memegangi perut bagian bawahnya.
"Ethan lepasin, biar bunda yang periksa." tepis ibunda Suri.
"P-perutku Ahkk-sshh S-sakit bunda." ringis Sunghoon hampir ambruk, jika saja ethan tidak cepat menangkapnya mungkin tubu ringkih Sunghoon suda terbentur lantai.
"Cepat panggil dokter kerajaan sekarang.!" perintah Nenek Ratu di angguki penuh khawatir oleh ibu suri.
"Ahhkk- Ssaaakit Hiks-Ethan perutku s-sangat sakit." rintih Sunghoon dengan nafas yang terdengar begitu sesak.
Ethan yang melihat Sunghoon yang kesakitan seperti itu jelas tidak tinggal diam begitu saja, tampa pikir dia menggendong tubuh lemah Sunghoon tampa memperdulikan Nenek Ratu, berlari melewati Aula utama dengan di saksikan beberapa dayang yang lewat.
"Sunghoon-aa." pekik Pangeran Jake berlari menghadang langkah Pangeran ethan.
"Serahkan dia padaku." pinta khawatir Jake dengan amarahnya.
"Minggir, aku harus membawanya ke atas." tekan nada pangeran Ethan membalas dengan tatapan tajam.
"Dia istriku sebaiknya serahkan dia padaku sekarang juga Yang mulia." timpal Jake tidak mau kalah.