Sidang Istana 19

5.6K 472 424
                                    


...

Flashback_On

Empat tahun yang lalu, tepatnya di halaman rumah kaca Istana selatan, Gemuruh perasaan hancur pangeran Ethan tertegun lemah saat netra tajam nya tak sengaja melihat sosok yang di cintainya telah tergantung tepat di depan matannya.

Rasa tidak percaya di dalam hatinya berkecamuk, berusaha menepis kenyataan yang ada, bagaimana tidak, 15 menit yang lalu mereka berdua baru saja berjanji akan bertemu di sana, di tempat saat ini tubu itu suda tak berdaya, terpejam dengan damai.


"Pangeran E-ethan." lirih ibu Suri yang baru saja datang memeluk tubuh bergetar sang putra.



Saat itu Pangeran Ethan terlihat kaku, pandangan nya kosong, deru nafasnya lemah hingga pada akhirnya tubuhnya ambruk tak sadarkan diri di dalam pelukan Ibu Suri.


Semua dayang dan beberapa pengawal di sana panik menarik perhatian Nenek Ratu yang kini baru saja datang menghampiri.



"Ethan-Aa sayang buka matamu sayang.!" panik ibu Suri berusaha menepuk halus pipi pucat putranya.




"P-PANGGIL TABIT ISTANA SEKARANG JUGA, IBU SURI TOLONG BAWA ETHAN PERGI DARI SINI, MASALAH DI INI SERAHKAN SAJA PADAKU." perintah Nenek ratu di setujui oleh Ibu Suri yang kini mempersilahkan beberapa pengawal membawa tubu sang pangeran untuk kembali ke istana utama.



Sementara Nenek ratu kembali fokus pada tubu karina, yang suda diturunkan oleh para dayang.




"Kita harus segera melakukan proses kremasi, hal ini tidak boleh bocor ke publik." perintah Nenek Ratu di saksikan oleh 2 pengawal dan 4 dayang.




"Tapi Yang Mulia." Ucap salah satu dayang menghentikan pergerakan Nenek Ratu yang baru saja akan memimpin proses.





"Ada apa, katakan.?" tanya yang muli nenek ratu.




"D-dia masi bernafas." ragu sang dayang seketika membuat Nenek Ratu terkejut dan buru-buru berjongkok untuk memeriksa nadi leher karina.





"Apa kau suda memastikannya dengan jelas.?" tanya kepala dayang menimpali.




"I-Iya baru saja saya mengecek nadinya, meski terdengar lemah tapi dayang karina masi hidup, dan lagi-" penjelasan dayang muda itu terjeda sejenak, menolehkan pandangannya kepada Nenek Ratu.






"Dia hamil." sebua kalimat yang keluar dari mulut Nenek ratu seketika membuat semua orang yang ada di sana tercekat.




"Tidak mungkin." Getar kepala dayang terduduk.





"Bagaimana sekarang yang mulia, apa yang akan kita lakukan." tanya salah satu dayang.





"Pertama kita bawa dayang ini keluar dari istana, tidak ada yang boleh tau dia masi hidup, termasuk yang mulia putra mahkota, saya akan menugaskan pengawal Hyunkai dan dayang ningnig untuk urusan ini, ingat bawa Karina keluar dari korea sejauh mungkin, soal biaya, saya yang akan menanggung semuanya mengerti." perintah Nenek Ratu di angguki oleh semua saksi.




THE KING AND HIS PRINCE (HeeHoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang