13

13.5K 705 8
                                    

Happy Reading....


.
.
.
.
.
.
.
.
.




Ting!

Sebuah pesan masuk di ponsel Ara.

"Gue udah di depan rumah lo."

Tetap ketika Ara membaca pesan itu bunyi bel rumah berbunyi. Ara kemudian berjalan ke depan rumah untuk membukakan pintu.

"Assalamualaikum, bestie!" Suara teriakan dari Novi dan Bianca ketika pintu di buka. Kedua cewek itu langsung menerjang tubuh Ara.

Ara tertawa pelan. "Waalaikumsalam."

"Datang juga lo. Gue udah nungguin dari tadi."

Novi cengengesan, "Sorry Ra, gue kan udah jelasin ke lo kalo si Boy gue sakit. Gue bawa dulu ke dokter tadi." Jelas Novi meringis pelan.

"Iya-iya gue paham."

Jika ingin tahu Boy itu siapa. Jawabannya Boy adalah kucing orange jantan kesayangan Novi. Cewek itu memang pencinta kucing. Jadi ketika tahu si Boy sakit membuatnya uring-uringan.

Bahkan tadi Novi berencana tidak akan ikut menginap di rumah Ara karena ingin mengurus kucingnya. Tentu saja hal itu membuat Bianca menceramahinya panjang lebar. Padahal si Boy sudah tidak apa-apa seperti yang dokter jelaskan.

"Yaudah kita masuk dulu." Ajak Ara.

Ketiganya berjalan masuk kedalam. Sayup-sayup terdengar suara obrolan beberapa orang.

"Kak Erlangga ada di rumah lo?" Tebak Bianca. Pasalnya dia melihat beberapa motor terparkir di halaman rumah Ara tadi. Dan ia cukup kenal pemilik motor tersebut.

Ara hanya mengangguk.

"Ciee ... yang lagi mau malam mingguan ceritanya." Goda Novi.

Ara mendengus, "ngaco."

"Yakin nih gak mau nge-date sama ayang?" Celetuk Bianca yang juga menggoda nya.

"Kak Erlangga lagi liatin lo tuh Ra." Novi memberi isyarat melalui matanya.

"Bodo amat."

"Kak Erlangga ganteng ya Ra?" Ucap Bianca menatap Ara dengan senyum tipis.

Ara memutar bola matanya.

"Liat tuh si Sabrinanjing mau modus sama Kak Erlangga. Yakin lo gak cemburu?" Pancing Novi.

Ketika ketiganya melewati meja makan. Terlihat Sabrina sedang melayani Erlangga mengambilkan beberapa lauk untuk cowok itu.

"Kak Angga mau sayurnya juga? Atau mau Sabrina ambilin ayam goreng kesukaan kakak?" Sabrina melirik Ara yang lewat melalui ekor matanya.

"Nggak usah." Balas Erlangga. Cowok itu menatap Ara yang berjalan bersama kedua temannya.

"Gue gak peduli sama mereka." Ucap Ara akhirnya. Pandangan nya bertemu dengan Erlangga.

Novi tersenyum tipis. Ia semakin yakin jika Ara memang sudah berubah seratus persen. Novi hanya sedang mengujinya. Melihat Ara yang biasa saja dan tatapan gadis itu yang tetap datar.

Novi melirik Bianca. Kemudian keduanya tersenyum.

"Benar. Abaikan mereka yang tidak penting, bestie!" Teriak Bianca.

"Yoi, mending kita happy-happy!" Lanjut Novi.

Ketiganya berjalan menuju kamar Ara. Mengabaikan setiap pasang mata yang menatap mereka.

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang