27

13.9K 807 49
                                    

Happy Reading.......


.
.
.
.
.
.
.




Keenam gadis muda itu berdiri di hadapan meja Pak Wira yang menatap mereka dengan tajam. Ya, pada akhirnya mereka semua di panggil ke ruang kedisiplinan setelah membuat kekacauan di kantin tadi.

"Sekarang jelaskan. Apa yang terjadi?" Suara tegas pak Wira.

"Semua ini salah kak Bianca, pak. Bapak bisa liat wajah saya. Dia tiba-tiba mukul saya!" Tunjuk Elisa dengan wajah menyedihkan. Wajah gadis itu nampak memar di berapa bagian. Di sebabkan oleh cakaran Bianca tadi.

"Lo juga salah, bego!" Balas Bianca tak terima.

"Saya tidak terima pak! Saya minta bapak hukum dia seberat-beratnya." Ucap Elisa tegas.

"Dasar gak tahu malu!" Kesal Bianca.

"Jika tidak saya bisa tuntut dia karena sudah melakukan kekerasan."

Sudah cukup. Bianca tidak bisa menahan dirinya lagi. "Eh, cewek gila. Gue juga bisa tuntut lo baik atas pencemaran nama baik."

Arabella disebelah menahan Bianca.

"Diam! Saya memanggil kalian kesini untuk meminta penjelasan. Bukan buat keributan kembali." Suara keras pak Wira menggegar di seluruh ruangan.

Mereka semua langsung terdiam.

"Saya sudah tahu semua." Pak Wira menghembuskan nafasnya mencoba kembali tenang.

"Kamu, Elisa. Siapa yang mengizinkan kamu menggunakan akun sekolah untuk hal tidak berguna seperti itu hah? Cepat hapus postingan kamu dan buat permintaan maaf!"

Elisa menunduk dalam.

"Atas perilaku tak terpuji kamu, baik hukum kamu membersihkan seluruh toilet sekolah menggantikan Arabella."

"Tapi, pak ..."

"Tidak ada bantahan."

Elisa mendengus kesal. "Lalu bagaimana dengan Bianca. Dia sudah memukul wajah saya seperti ini. Bapak harus hukum dia!" Balasnya. Tentu ia tidak terima mendapat hukuman seorang diri.

"Oh, untuk itu. Bianca hanya akan membuat catatan permintaan maaf." Balas pak Wira tenang.

"Gak bisa gitu dong pak. Bapak tidak adil!" Protes Elisa.

"Kalian boleh pergi!" Usirnya tak mendengar penolakan sama sekali.


******************

Mereka luar ruangan Pak Wira. Tak terkira ternyata di luar banyak para murid yang sedang menunggu.

Beberapa dari mereka berbisik-bisik.

"Itu mereka yang ada di video?"

"Iya, mereka kelas 10."

"Siapa namanya?"

"Sabrina dan Elisa."

Elisa mengernyit mendengar namanya disebut-sebut. Sedangkan Sabrina hanya bisa mengepalkan tangannya.

"Anjirr gue kira selama ini Sabrina orangnya polos. Tahunya gak sepolos itu."

"Mainnya jauh banget. Sama om-om lagi."

"Kekurangan duit kali."

"Dia juga kan numpang di rumah Ara."

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang