21

9.7K 482 15
                                    

Happy Reading......

.
.
.
.
.
.

Arabella merasakan tangannya di tarik dengan paksa oleh Sabrina. Gadis itu membawa nya ke dalam toilet paling ujung koridor yang tidak terpakai.

Kebetulan jam istirahat sudah tiba. Ara rencananya ingin pergi ke perpustakaan sebentar hanya sekedar mengambil buku yang ia butuhkan. Sedangkan mungkin saat ini Novi dan Bianca sudah sampai ke kantin.

Tapi di perjalanan ia malah bertemu Sabrina beserta kedua temannya.

"Ngapain sih lo?" Ara menghempaskan tangan Sabrina.

"Kalian tunggu diluar." Ucap Sabrina dengan nada memerintah pada Elisa dan Marsha.

Keduanya mengangguk patuh.

"Mau buat drama apalagi kali ini." Tanya Ara santai.

"Apa maksud ucapan lo tadi pagi."

"Yang mana?"

Sabrina berdecak. "Lo tahu sesuatu tentang gue? Jawab jujur!" Tekan Sabrina tak sabar.

"Harus gue jawab?"

"Jangan main-main sama gue, Arabella!" Kesel Sabrina.

"Oh, takutnya." Ara terkekeh pelan.

"Sialan. Kurang ajar lo!" Sabrina akan melayangkan tamparan pada Ara. Tapi berhasil di tahan oleh gadis itu. Sebaliknya Ara mendorong Sabrina hingga jatuh ke lantai dengan cukup keras.

"Akh ..." Sabrina meringis pelan.

"Jangan berani sentuh gue dengan tangan kotor lo." Ara berjalan melangkah ke arah Sabrina.

Berjongkok di depan Sabrina. Tangannya mencengkeram digunakan Sabrina. Menatapnya dengan dingin.

"Gue kasih tahu satu hal. Gue tahu semua tentang lo Sabrina. Bahkan kelakuan lo yang kayak jalang. Ah, bukan. Lo memang jalang." Ara tersenyum simpul.

Sabrina melotot tajam.

"Hati-hati. Lo bisa hancur kapan aja." Ara melepas cengkeraman nya. Beranjak berdiri. Namun Sabrina dengan cepat berhasil menarik rambutnya dari belakang hingga Ara meringis kesakitan.

"Lepasin gue, brengsek!" Teriak Ara.

"Lo bilang apa tadi? Gue bisa hancur kapan saja. Heh, sebelum gue hancur. Gue udah terlebih dahulu buat lo hancur. " Sabrina masih menarik rambut Ara dengan begitu kuat.

Ara tidak tinggal diam. Tangannya berhasil meninju perut Sabrina hingga cengkeraman gadis itu terlepas.

Ara dengan cepat mendorong Sabrina hingga menabrak dinding. Tangannya mencekik leher Sabrina dengan kuat. Sabrina memukul-mukul tangan Ara meminta di lepaskan.

"Uhukk ... lepas ..." wajah Sabrina pucat. Tenaga Ara begitu kuat hingga ia sulit melepaskan diri. Entah apa yang merasuki Ara saat ini.

"Lo udah pernah bunuh gue sekali." Gumam Ara dengan sorot mata tajam.

"Uhuk ... uhukk ..." Sabrina terbatuk-batuk. Jelas ia hampir kehabisan nafas.

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang