24

14.3K 778 62
                                    

Happy Reading.....

.
.
.
.
.
.
.



"Jangan pergi."

Angkasa menahan tangan Arabella yang sedang memasuki baju-bajunya ke dalam koper.

"Lepas. Jangan ganggu gue!" Ara menghempaskan tangan Angkasa dengan kasar.

"Kamu gak boleh pergi." Angkasa menghalangi Ara.

Ara berdecak. Menatap Angkasa dengan tatapan marah. "Kenapa? Kenapa gue gak boleh pergi dari tempat memuakkan ini."

"Dengerin Abang. Papa hanya sedang emosi. Kamu tahu jika omongan Papa tidak serius. Jadi jangan pergi." Angkasa memegang kedua bahu Ara. Menatapnya dengan lembur.

"Gue capek. Gue gak mau lagi tinggal di tempat dimana nggak seorang pun yang peduli sama gue."

Tenggorokan Angkasa tercekat. "Please, jangan pergi dek. Abang disini. Abang sayang sama lo." Tatapan matanya terlihat lulus.

"Kenapa baru sekarang?" Ara melepaskan kedua tangan Angkasa.

"Gue tahu. Lo juga pasti sangat benci gue atas kematian Bunda. Memang seharusnya gue aja yang mati. Jadi keluarga ini bisa baik-baik saja." Mata Ara terpejam. Menguatkan hatinya sebisa mungkin.

Dulu, Arabella merasa sangat tidak adil ketika semua keluarganya berubah mengabaikan nya. Tapi sekarang Arabella sudah cukup merasa lelah dan muak.

"Maaf. Maafkan abang.Tolong maafkan, Abang." Angkasa berucap dengan nada bergetar. Angkasa menyesal. Dia memang sempat menyalahkan Ara atas kematian sang Bunda. Tapi Angkasa tidak sedikit pun membenci Arabella.

Angkasa hanya merasa tak sanggup jika harus dekat-dekat dengan Arabella. Karena Ara akan selalu menginggatkannya pada sang Bunda. Tapi bodohnya, ia malah mengabaikan Ara seolah dia begitu membenci Arabella.

Sikapnya memang sudah sangat keterlaluan.

Ara menghela nafas panjang. "Semuanya nggak akan mengubah apapun. Gue akan tetap pergi dari rumah ini."

Ara selesai mengemasi barang-barang. Tidak banyak yang ia bawa. Hanya sebuah koper kecil berwarna biru berisi baju-baju miliknya dan beberapa barang penting peninggalan sang Bunda.

"Tunggu." Untuk sekian kali. Angkasa menahan tangan Ara yang akan berjalan pergi.

"Kamu ingat kalung ini, dek?" Angkasa mengeluarkan sebuah kalung yang ia pakai di balik bajunya.

"Kamu ingat kalung ini, dek?" Angkasa mengeluarkan sebuah kalung yang ia pakai di balik bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang