22

10.5K 555 23
                                    

Happy Reading.....


.
.
.
.
.
.
.
.




Baru saja Ara menutup pintu tiba-tiba saja tangannya di celaka oleh Erlangga. Menariknya entah membawanya kemana.

Ara menurut. Ia sudah menduga jika saat ini pasti Erlangga akan memarahinya habis-habisan.

Orang-orang terus memperhatikan keduanya sambil bergosip.

Langkah Erlangga berhenti ketika sampai rooftop. Tanpa mau melepaskan genggamannya, ia menatap Ara.

Ara balas menatap Erlangga dengan datar.

"Kenapa? Lo mau marah? Silahkan."

Tanpa di duga Erlangga menarik Ara mendekat hingga kemudian memeluknya. Tubuh Ara menegang dengan tindakan Erlangga. Cowok itu memeluknya dengan begitu erat.

Erlangga tidak mengatakan apa-apa. Masih betah memeluk tubuh Arabella. Hingga kemudian Ara tersadar langsung mendorong tubuh Erlangga menjauh.

"Lo gila!" Decak Ara dengan wajah memerah.

"Lo gak papa?" Tanya pemuda itu lembut.

Ara terdiam dengan pikiran kosong.

"Hei, lo baik-baik aja?" Ara tersentak ketika merasakan tangan Erlangga menyentuh nya.

Tersadar. Ara lantas menjauh dari pemuda itu.

"Jangan ikut campur masalah gue." Tekannya sebelum pergi meninggalkan Erlangga.

Ara berjalan ke kelasnya. Kebetulan bel masuk sudah berbunyi. Gadis itu duduk di kursinya. Langsung menelungkupkan wajah di atas meja.

Novi dan Bianca saling pandang. Seolah berbicara lewat mata untuk menanyakan keadaan cewek itu.

"Ra, lo gak papa?" Novi menyentuh bahu Ara pelan.

"Gue gapapa. Tolong bangunin gue setelah bel pulang." Ucapnya tanpa merubah posisi.

Novi hanya mengangguk. Kebetulan guru yang mengajar di jam terakhir tidak hadir. Hanya memberi tugas lewat ketua kelas. Jadi Ara bisa tidur sebentar.



*************

Ara menunggu jemputannya datang. Tadi Novi dan Bianca sempat menawari nya untuk pulang bersama tapi Ara menolak. Gadis itu ingin sendirian dulu. Tidak mau diganggu. Tentu ia masih kepikiran dengan sikap Erlangga tadi.

Matanya melirik jam ditangannya. Sudah hampir tiga puluh menit Ara disana. Biasanya Pak Rahmat sudah stand by di depan gerbang sekolah. Tapi hari ini tidak seperti biasanya.

Ara menghe nafas memilih berjalan keluar dari area sekolah.

Ara terus melangkah dengan kakinya yang entah membawanya kemana. Dari tadi gadis itu tak fokus hingga membuatnya tak sadar sambil terus berjalan.

Pandangan Ara melihat sekitar. Banyak lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan. Kemudian tak sengaja di seberang sana Ara melihat sosok wanita yang sangat ia kenali sedang berjalan memasuki sebuah kafe dan duduk bersama seorang wanita lainnya yang sudah menunggu.

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang