Happy Reading!!!
"Apa lagi?" Decak Ara. Setelah tadi pagi ia si buat kesal dengan kelakuan menyebalkan Erlangga. Sekarang saat jam istirahat cowok itu tiba-tiba sudah berdiri di depan kelasnya dan menarik Ara hingga ke atap.
"Gue mau bicara."
Ara menghela nafas kasar. Sepertinya cowok itu tidak akan menyerah sebelum benar-benar bicara dengan nya.
"Bicara apa? Buruan!" Kesal Ara.
"Lo berubah."
Ara menoleh, ia terkekeh pelan. "Cuman ini yang mau lo bicarain, buang-buang waktu."
"Kalo ini trik lo buat cari perhatian gue, lo gagal."
"Trik? Lo terlalu berharap."
"Itu nyata. Lo akan selalu menyukai gue, dan akan selalu seperti itu." Sinis Erlangga.
Ara merasa tersindir. Ia tak terima.
"Perasaan orang bisa berubah. Termasuk gue. Mungkin dulu gue emang suka sama lo tapi sekarang nggak. Lo gak seberharga itu di hidup gue."
Erlangga menaikan alis, menatap datar. "Benarkah? Haruskah gue percaya?"
"Terserah lo, intinya gue gak mau buang-buang waktu lagi sama seseorang yang bahkan gak pernah bisa menghargai dan menganggapnya ada."
Setelah mengatakan itu. Ara langsung pergi keluar. Ini tidak ingin goyah lagi.
Erlangga menatap kepergian Ara dalam diam. Sorot mata cowok itu menajam. Ia bergumam pelan.
"Lo harus tetap suka sama gue."
***********
"Habis ngapain aja lo sama Kak Erlangga?" Tanya Bianca penasaran.
Ara tiba di kantin dan langsung duduk di meja bersama kedua temannya itu.
"Jangan bahas dia. Males gue." Kata Ara acuh.
Setelah tadi pagi semua orang heboh karena seorang Erlangga membonceng Arabella sang tunangan. Sekarang gosip keduanya bertambah ketika Erlangga menghampiri kelas Ara.
"Biasanya lo paling semangat kalo bahas tentang tunangan lo itu. Lo kan bulol banget sama doi." Sindir Novi dengan pedas.
"Ck, gue udah gak suka lagi sama dia." Tekan Ara akhirnya.
"Gak yakin gue." Ujar Bianca menanggapi.
"Bener. Omongan lo gak bisa di percaya." Lanjut Novi.
Ara berdecak pelan. "Lo berdua sama aja kayak Kak Erlangga." Kesalnya.
"Kan, nyebut namanya juga kan lo." Kekeh Bianca.
"Susah kalo ngomong sama kalian." Gerutu Ara. Cewek itu berdiri dari duduk nya ketika melihat seseorang yang ia cari.
"Mau kemana lo?" Teriak Novi sedikit keras.
Namun Ara tak membalas. Ia malah terus berjalan ke arah meja yang ia tuju.
"Gue kira Ara memang benar berubah. Gue berharap ucapannya tadi memang benar." Kata Bianca yang melihat Ara menghampiri meja Erlangga.
Keduanya, Novi dan Bianca terus memperhatikan Ara di seberang sana. Bahkan semua orang yang berada di kantin pun sama. Entah kehebohan apa lagi yang akan dilakukan seorang Arabella kali ini.
*************
Lima orang cowok yang menjadi pentolan sekolah dengan satu-satunya cewek disana. Mereka sedang duduk di meja kantin. Beberapa makanan tersaji di meja dengan lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Arabella
Teen FictionHidup kembali setelah kematian membuat Alissa Queena Arabella tidak menginginkan lagi cinta dari siapapun. Tujuan hidupnnya telah berubah setelah rasa sakit dari orang-orang yang dia sayangi menjadi rasa benci dan dendam. Arabella tidak akan menyian...