18

10.9K 570 25
                                    

Happy Reading ......


.
.
.
.
.
.
.






"Sialan! Gue gak bisa biarin kak Angga terus dekat-dekat sama cewek itu. Gue gak terima!" Sabrina berteriak pelan di kamarnya.

Setelah tadi pagi tiba-tiba Erlangga datang ke rumah untuk mengajak Ara jalan. Ia kira cowok itu datang untuk mengunjungi nya. Yang lebih memuakkan ketika Ara terang-terangan tersenyum mengejek ke arahnya. Sabrina tidak bisa menerima itu.

"Ara! Cewek sialan itu harusnya mati saja!" Sabrina mencak-mencak dengan perasaan marah. Apalagi sampai malam ini Ara masih belum juga pulang. Bisa di pastikan cewek itu masih tetap bersama Erlangga.

"Gak ada yang bisa halangi gue untuk dapatin semuanya. Gue akan singkirkan orang yang berani menghalangi tujuan gue."

Mata Sabrina menyorot dengan tajam.

"Tunggu saja. Gue bakal segera melenyapkan lo, Arabella."

Sabrina kemudian tertawa layaknya orang gila. Gadis itu seperti hilang kewarasannya.


***********


"Dasar bocah gila!" Bianca bergidik melihat ke arah ponsel Ara. Disana terdapat gambar Sabrina yang berada di kamar gadis itu. Tentu dengan setiap gerak gerik Sabrina yang sudah terpantau jelas melalui kamera yang Ara pasang.

Ucapkan terimakasih pada Raka yang sudah membuatkan nya beberapa pasang kamera pengintai untuk mengawasi Sabrina. Bahkan Raka membuatkan robot bentuk serangga kecil yang sekarang ia taruh di kamar Sabrina.

Ara awalnya pergi dengan Erlangga. Cowok itu mengajaknya untuk makan siang dan jalan-jalan. Ara setuju karena ingin memanas-manasi Sabrina. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Sabrina. Dan lihat bagaimana reaksi gadis itu sekarang.

"Mau kemana tuh bocah?" Bianca kembali bersuara ketika melihat Sabrina yang sudah berganti pakaian setelah ia mendapat pesan di ponselnya.

"Gila, penampilan nya udah kayak jablay yang gue liat di jalanan." Komentar Bianca dengan suara kerasnya.

"Bisa tenang dikit gak lo. Berisik tahu!" Senggol Novi yang sedikit terganggu dengan kehebohan Bianca. Tak ayal ia juga di buat penasaran dengan penampilan Sabrina. Mau kemana gadis itu malam-malam begini dengan pakaian seperti itu.

"Ikuti dia, Ra." Intruksi Novi.

Ara mulai menggerakan dengan hati-hati robot bentuk lebah yang ia beri nama Robobee. Hingga akhirnya Robobee mendarat dengan aman di atas tas Sabrina. Ara menggeser sedikit hingga membuat Robobee jatuh masuk ke dalam tas Sabrina.

Untung saja Robobee di lengkapi dengan GPS. Jadi Ara bisa tahu kemana Sabrina pergi.

**********

"Club malam?" Bianca sedikit terperangah ketika titik merah di ponsel Ara menunjukan tempat Sabrina berada.

Ketiganya berada di sebuah club malam bernama Happiness yang berada di sudut kota Jakarta.

"Kita harus masuk ke sana. Sabrina udah ada di dalam." Ara menunjukan ponselnya dengan titik merah yang terus bergerak.

Ara bergerak keluar dari mobil begitupun kedua temannya. Mereka bertiga berjalan memasuki club tersebut. Ketika di pintu utama, musik dj terdengar begitu keras di telinga mereka. Dengan lampu yang remang-remang juga lautan manusia yang sibuk berjoget dengan asyik di lantai dansa.

"Lewat sini." Ara berteriak sedikit keras kepada Bianca dan Novi.

Ara beberapa kali menyenggol orang yang berjalan sempoyongan. Mereka mabuk. Juga tak ayal mereka digoda oleh beberapa pria yang haus belaian. Di samping itu Bianca terus mencak-mencak kesal dan merasa tak nyaman.

Ketiganya berjalan di lorong panjang sisi kiri tempat karaoke. Ara sesekali melihat ponselnya. Titik merah itu tidak lagi bergerak tepat ketika Ara berhenti di depan pintu lumayan besar yang tertutup rapat.

Sepertinya Sabrina ada di dalam sana.

"Gimana?" Tanya Bianca.

"Kita gak bisa masuk. Kita tunggu di sana." Novi menunjuk pojok tempat di balik tembok.

***********

"Akhirnya lo datang juga."

Elisa melambaikan tangannya ketika melihat sosok Sabrina yang baru saja masuk.

"Iya lah, rezeki gak boleh di tolak." Sabrina terkekeh menghampiri temannya itu.

"Hai, kak Lis, gimana kabar lo?" Sabrina menyapa seseorang yang duduk di sebelah Elisa.

"Baik gue. Lo gimana?" Orang yang di panggil Lis itu yang bernama asli Lisa, membalas ucapan Sabrina.

"Lagi suntuk gue kak. Makanya gue perlu hiburan."

"Tenang. Udah gue siapin jatah besar buat lo." Lisa tersenyum kearah Sabrina dengan penuh arti.

"Haha ... lo bakal untung nanti. Dia kaya dan masih muda. Mau bayar lo dengan harga mahal. Makanya gue pilih dia." Lisa menjelaskan dengan penuh antusias. Dia tidak mungkin melewatkan kesempatan bagus seperti ini. Beruntungnya ia memiliki pelanggan kaya.

"Lo tahu selera gue, kak."

Mereka tertawa sambil meminum alkohol.

"Kapan dia datang?" Tanya Sabrina.

"Sebentar lagi."


*********

"Ada yang datang."

Ara, Novi dan Bianca. Memperhatikan seorang pria yang berjalan memasuki ruangan tempat Sabrina berada.

"Siapa dia?" Gumam Novi penasaran.

"Kita bakal tahu sebentar lagi." Sahut Ara yang kembali melihat ponselnya.

Titik merah di ponsel kembali bergerak. Ia melihat Sabrina dan  juga pria itu berjalan keluar.

"Si Sabrina emang cewek gak benar." Komentar Bianca melihat bagaimana Sabrina dan pria itu. Ia rasanya ingin  muntah. Kedua orang itu bahkan sempat berhenti untuk saling mencumbu.

"Kita bakal ungkap kelakuan busuk dia." Ucap Ara dengan tatapan tajam.



Bersambung....




******



Segini dulu ya

Pai paiii 👋 👋 👋

Komen di sini untuk part selanjutnya 👉

Queen ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang