CHAPTER 9

3.6K 444 35
                                    

Selamat datang kembali pembaca kesayangan Mamii...
Semoga kalian senantiasa sehat ya...

Cuma mau nanya, apakah menurut kalian progres cerita ini cenderung lambat??

Mamii mau lebih fokus bagaimana Becky menjalani hidup sebagai seorang ibu. Bagaimana suka-duka yang akan dia alami kedepannya.

Untuk kisah romantis tentunya ada, namun bersabarlah... Karena semuanya butuh proses.
Ingat, hidup tidak seindah kisah cinta pasangan fiksi di Wattpad. Jadi aku ingin membuat cerita ini lebih mendekati realita kehidupan seorang ibu.

Becky rambut panjang itu, cantiknya bener bener ga sopan ya? Hasrat pengen tikung tapi saingannya Sarocha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Becky rambut panjang itu, cantiknya bener bener ga sopan ya?
Hasrat pengen tikung tapi saingannya Sarocha.

-

Tanpa terasa, bayi mungil itu kini sudah berusia 2 bulan. Namun tampaknya Reina masih sangat suka mengajak ibu sambungnya itu untuk terjaga sepanjang malam.

Bahkan malam itu Becky baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya pada pukul 12.45 tengah malam. Dan gadis itu memutuskan untuk langsung saja mengistirahatkan dirinya. Namun tampaknya Reina tidak bisa diajak bekerja sama.

Gadis yang baru saja terlelap itu harus kembali bangun dari tidurnya karena bayinya menangis kencang.

"Ya Tuhan, Reiii.... Ini masih pukul 1 pagi. Tidak bisakah kamu membiarkan Mamii beristirahat sebentar?"

Dengan langkah gontai, Becky berjalan menuju box bayi Reina. Namun wajah lelah itu seketika berubah menjadi pucat. Bayinya muntah begitu banyak, bahkan Becky bisa mencium aroma menyengat dari bayinya.

"Aduh kamu pup nya encer banget Rei..."

Gadis itu mengganti pempers bayinya, kemudian membawa Reina untuk tidur disebelahnya setelah memasang plester penurun panas karena saat ini dia merasakan hawa panas dari tubuh bayinya.

"Ya Tuhan, malah pup lagi... Baru diganti Reii...."

Becky kembali mengganti pempers Reina, kemudian dia mengambil termometer digital untuk mengukur suhu tubuh bayinya.

"38.7 derajat.... Bagaimana ini, mana masih jam segini. Aku harus bagaimana sekarang? Kata ibu kalau belum 3 bulan tidak boleh sembarangan memberikan obat penurun panas."

Lagi-lagi Reina kembali muntah dan buang air besar sehingga membuat gadis itu semakin panik. Air matanya kembali mengalir deras.

Satu-satunya orang yang ada dipikiran Becky hanya Freen. Dia menelepon gadis itu dengan perasaan ragu untuk mengganggu waktu istirahatnya.

"Ha-Halooo......" Jawab Freen diseberang sana dengan suara berat khas bangun tidur.

"Kaak......."

Suara Becky yang terdengar panik bercampur dengan suara tangisan Reina membuat Freen segera bangun dari tidurnya.

Virgin MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang