19 : Rapat Akhir Tahun

6.2K 222 1
                                    

Tatkala matahari belum terbit sepenuhnya, Elliot sudah bersiap – siap untuk pergi ke kantor. Dia membaca beberapa catatan penting yang dia tulis di tablet, kemudian memastikan materi presentasi nanti tidak ada yang kurang sedikit pun.

Sebelum berangkat, Elliot menyempatkan diri untuk mencium kening Charlotte yang masih tidur dan meletakkan piring berisikan bagel ke meja di samping tempat tidur. Usai membenarkan selimut Charlotte, Elliot segera berangkat ke kantor.

Sesampainya di kantor, Elliot tanpa sengaja bertemu dengan Johan yang juga baru datang di pagi hari. Mereka biasanya tidak pernah berpapasan karena Johan datang lebih siang dari Elliot, tapi sekarang bisa bertemu karena sama – sama tidak ingin terlambat menghadiri rapat.

Keduanya menyunggingkan senyuman di wajah mereka, meski pada kenyataannya hati mereka saling mencibir satu sama lain. Di kehidupan lampau, Elliot meyakini kalau Johan dan Brianna merupakan orang yang menyuruh pembunuh bayaran untuk memburunya dan Charlotte. Ibu dan anak itu kerap kali menunjukkan bibir permusuhan kepada Elliot sejak dahulu dan selalu senang apabila melihat Elliot jatuh.

Johan dan Brianna pasti sengaja melengserkan Elliot dari ahli waris karena tidak mampu melengserkan Ian yang tidak pernah mempunyai catatan hitam dalam hidupnya. Meski Elliot juga skeptis bila mereka tidak mencelakai Ian setelah dia mati di kehidupan sebelumnya.

“Elliot, aku tidak menyangka kamu akan datang. Ternyata rumor tentang kamu yang menjadi rajin adalah sebuah kebenaran,” kata Johan seraya mengikuti langkah Elliot.

Elliot melirik Johan melalui sudut matanya, kemudian berkata, “Ya, seseorang harus berubah apabila ingin mendapatkan hidup yang layak.”

“Memangnya hidupmu tidak layak sebelum ini? Kamu bahkan hanya perlu meminta Ayah untuk membayar tagihan belanjamu jika tidak punya uang. Elliot, tidakkah lebih menyenangkan mengabaikan pekerjaan dan membiarkan orang lain yang mengurus pekerjaanmu?”

Dibandingkan dengan pertanyaan, perkataan Johan itu terdengar seperti sindiran di pendengaran Elliot.

“Sekarang aku sudah menikah, tidak mungkin masih mengandalkan Ayah. Lagipula Johan, bukankah kamu akan bekerja dengan lebih nyaman apabila tidak merangkap dua departemen sekaligus. Mulai sekarang, mengapa kamu tidak fokus saja terhadap Departemen Infrastruktur I dan membiarkan aku mengurus Departemen Infrastruktur III secara keseluruhan.”

Johan tertawa, “Semua itu tergantung dari keputusan Ayah. Jika dia mempercayaimu, Ayah pasti akan memberikan tanggung jawab penuh kepadamu. Sesungguhnya aku masih tidak mengerti mengapa kamu tiba – tiba merasa perduli dengan perusahaan?”

Keduanya berhenti di depan elevator, sama – sama diam sejenak karena merasa lelah berpura – pura ramah.

Tatkala pintu elevator terbuka, Elliot membalas, “Singkatnya, aku bisa seperti ini karena Ibumu. Jika saja dia tidak memaksaku menikahi Charlotte, mungkin aku tidak akan berubah hingga hari ini. Johan, terkadang musibah bisa menjadi anugrah asal kau menerimanya dengan baik.”

Usai mendengar itu, Johan menekuk wajahnya dan hanya berdiri di depan pintu elevator.

Elliot menahan pintu untuknya, “Kamu tidak akan masuk?”

Johan tersenyum, “Kurasa aku meninggalkan sesuatu di mobil, jadi kamu bisa naik lebih dahulu.”

“Baiklah. Oh ya, jika kamu bertemu dengan Ibumu, sampaikan rasa terima kasihku untuknya. Dia pasti begitu menyayangiku sampai bisa menikahkan aku dengan seorang wanita yang sangat manis.”

Sebelum pintu elevator tertutup, Elliot bisa melihat ekspresi Johan semakin buruk. Saudara tirinya itu pasti sangat kesal saat mendengar musibah yang ia datangkan ke kehidupan Elliot malah membuat kehidupan Elliot lebih baik.

My Lovely Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang