38 : Suami yang Memuji Istrinya

2.7K 149 3
                                    

Dikarenakan kasus mengenai Johan mengalami jalan buntu. Elliot akhirnya berhenti mencari ribut dengan Johan, lalu menunggu Ian untuk mencari bukti-bukti lain terkait kejahatan Johan. Bukti-bukti itu pun terbilang sulit untuk ditemukan, mengingat Johan juga merupakan orang yang sangat hati-hati. Jadi, Elliot dan Ian sepakat untuk mencari secara sembunyi-sembunyi supaya Johan lengah.

Setelah tiga minggu, keadaan Divisi Infrastruktur III mulai tenang seperti biasanya. Para karyawan berhenti membicarakan Renold karena sudah lelah menggosipi pria itu selama berminggu-minggu. Lagi pula, sekarang ada karyawan baru yang menggantikan Renold. Jadi, rasanya tidak etis apabila karyawan baru sampai tahu masalah itu.

“Charlotte, berhenti kerja, sekarang sudah jam makan siang,” peringat Sean. Wanita itu kemudian meluruk jendela kantor. “Hari ini hujan, bagaimana kalau kita makan di kantin kantor saja hari ini.”

Charlotte mematikan komputernya dalam mode sleep, lalu membalas, “Kantin juga tidak masalah.”

Sean menghela napas. “Tapi makanan di kantin agak membosankan, aku jadi muak memakannya.”

“Bagaimana kalau delivery makanan?”

Sean semakin menghela napas. “Tak perlu, restoran pasti akan menunda pesanan kita karena hujan. Sudahlah, aku bisa makan di kantin untuk hari ini.”

Demi mempererat hubungannya dengan karyawan lain, Charlotte seringkali makan siang bersama Sean dan yang lainnya. Lagi pula, jika dia terlalu sering makan bersama Elliot, karyawan lain pasti akan mencurigai dia mempunyai hubungan gelap dengan atasan.

Namun, Charlotte tidak menduga Elliot akan selalu mencari kesempatan untuk ikut makan bersama para karyawan. Awalnya, para karyawan merasa tidak nyaman untuk makan bersama atasan mereka. Tapi, lama-kelamaan, mereka jadi terbiasa dan bahkan bisa mengobrol dengan santai.

Seperti sekarang, Elliot tiba-tiba datang ke kantin dan duduk di hadapannya. Meja kantin itu cukup luas, bisa menampung sekitar 10 karyawan sekaligus. Jadi, ada banyak orang yang kini dengan antusias mengajak ngobrol Elliot.

Sir, tidak biasanya Anda makan di kantin. Kadang makanan di sini agak hambar, jadi mungkin tidak sesuai selera Anda.” kata Benedict Cooper.

Elliot, “Tidak masalah, aku tidak begitu pilih-pilih makanan.”

Charlotte memutar matanya diam-diam, pelayan di rumah padahal memiliki catatan makanan yang tidak disukai oleh Elliot, dan daftar itu cukup panjang sampai Charlotte pernah memarahi Elliot karena terlalu pilih-pilih makanan.

Elliot sempat tersenyum kepada Charlotte, kemudian melirik ke arah karyawan baru bernama Rico Hills, yang kini sedang membuka bekal makanannya. “Jarang sekali ada karyawan yang membawa bekal. Apa mungkin itu buatan istrimu?”

Rico tersenyum malu. “Iya, istriku sering memaksaku untuk membawa bekal. Dia bilang, makanan buatan rumah lebih sehat daripada makanan di luar.”

Pengakuan Rico sontak membuat para pria disekelilingnya ricuh, terutama para lajang seperti Lino. “Aku juga mau punya istri yang pandai memasak! Pasti rasanya menyenangkan saat pulang mencium aroma makanan harum, lalu besoknya pergi sambil membawa makanan khas rumah.”

“Maka carilah satu.”

Lino, “Kalau semudah itu, aku pasti sudah menikah sekarang!”

Sir, bukankah kamu juga punya istri? Apa dia sering masak di rumah?” tanya seorang karyawan, yang langsung membuat semua orang memakukan pandangan mereka kepada Elliot.

Hingga hari ini, istri dari Elliot Landegre masih menjadi misteri. Mereka berusaha mencari informasi dari Erland, tapi asisten itu menutup mulutnya rapat seperti anjing patuh.

My Lovely Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang