Suara mesin pengering rambut terdengar memenuhi kamar, Elliot membuyarkan untaian rambut panjang istrinya dengan lembut, berusaha agar angin panas dari hairdryer bisa menyebar ke seluruh permukaan rambutnya.
Sedangkan Charlotte duduk di atas ranjang seraya memejamkan matanya yang masih merasa ngantuk, sesekali kepalanya akan terjatuh apabila Elliot tidak menahannya.
Sebelum ini, mereka telah melakukan hubungan intim sebanyak dua putaran, membuat Charlotte merasa lelah dan enggan untuk bangkit. Akan tetapi, mereka harus segera pergi di pagi hari ke kantor.
Karena itulah, Elliot harus berusaha memandikan dan membantu Charlotte menyiapkan dirinya untuk pergi.
“Charlotte, makan dulu roti yang ada di meja. Saat sampai di kantor, aku akan meminta seseorang untuk membawakanmu sarapan.”
Charlotte meraba-raba permukaan meja di samping ranjang, tetapi dia tidak kunjung menemukan roti yang dimaksud oleh Elliot. Karena merasa gemas dengan tingkah laku Charlotte yang masih belum membuka matanya, Elliot segera mengambilkan roti panggang itu dan menyodorkannya ke mulut Charlotte.
“Kunyah dengan benar, jangan sampai tersedak.”
“Mhm,” gumam Charlotte seraya mengunyah roti secara perlahan.
“Omong-omong, nanti malam aku ingin mengajakmu pergi.”
Mendengar hal itu, Charlotte langsung membuka mata. “Pergi ke mana?”
“Lihat saja nanti,” kata Elliot dengan misterius, sehingga membuat Charlotte semakin penasaran.
Karena, Elliot tidak akan membeberkan rencananya, Charlotte tidak bertanya lagi dan melanjutkan makannya. Setelah mereka sudah siap, keduanya segera pergi ke kantor bersama.
Akhir-akhir ini, Charlotte sudah tidak lagi datang dan pergi dengan mobil yang berbeda. Mungkin karena masa magangnya sudah hampir selesai, jadi Charlotte tidak begitu perduli lagi dengan tanggapan orang-orang.
Keduanya bahkan kadang terang-terangan pergi makan siang bersama tanpa mengajak karyawan lain.
Namun, Charlotte tidak menyangka kalau hari itu gosipnya dengan Elliot sudah menyebar begitu luas sampai dia mampu mendengarnya sendiri.
Bahkan sebelum Charlotte bisa duduk di kursinya, Sean sudah lebih dahulu menarik Charlotte untuk mengobrol di pantry.
“Charlotte, aku tidak bermaksud untuk menyinggung kamu, tapi gosip tentang kamu dan Tuan Landegre bahkan sudah menyembar sampai ke departemen lain. Awalnya aku tidak percaya, tapi pagi ini aku melihat kamu datang bersama Tuan Landegre. Katakan kepadaku, apakah aku salah lihat atau tidak?”
Charlotte menghela napas di dalam hati. Pada akhirnya, dia memang harus berhadapan dengan pertanyaan seperti ini.
“Senior tidak salah lihat,” balas Charlotte.
Sean tampak tak percaya saat mendengar jawaban Charlotte. Wanita itu bahkan harus minum lebih dahulu untuk memulihkan ketenangannya. “Kamu juga sering makan dengan Tuan Landegre?”
“Ya.”
“Charlotte, aku tidak menyangka kamu wanita yang seperti ini.” Sean mengerang frustasi. “Bukankah kamu sudah tahu kalau Tuan Landegre sudah memiliki istri? Kenapa kamu bisa-bisanya menjalin hubungan dengan dia?”
Sean akhirnya juga ingat kalau Elliot dan Charlotte pernah melakukan perjalanan bisnis bersama di masa awal magang. Dahulu, Sean tidak memiliki pikiran buruk tentang ini. Tapi, sekarang dia curiga kalau keduanya memiliki hubungan gelap.
“Masa magangmu bahkan tinggal 3 minggu lagi, tapi kenapa membuat masalah seperti ini? Rumor tentang hubungan kalian sudah menyebar ke banyak departemen, apa kamu tidak takut istrinya akan datang dan membuat perhitungan denganmu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife [END]
Romance[KONTEN DEWASA 21+] Judul sebelumnya: The [UN]Lucky Wife Elliot Landegre merasa menikah dengan Charlotte Baxter adalah sebuah kesialan, karena dia tidak mampu mengandung anak, sehingga Elliot tidak akan mempunyai ahli waris. Karena terlalu memikirka...