Elliot segera merebut ponsel milik Noelle dari tangannya. "Jangan mendramatisir keadaan, memangnya bonus hanya uang!"
"Kalau bukan uang, lalu apa?"
Elliot hendak membuka mulutnya, tapi diurungkan. Dia kembali berbicara setelah diam selama beberapa saat. "Anak kecil tahu apa?! Fokus saja pada pekerjaanmu itu."
Sesaat kemudian, Charlotte menarik kursi untuk duduk di samping Elliot, lalu mengeluarkan beberapa snack dari tasnya yang sempat ia beli saat jam istirahat. "Noelle, kamu bisa makan ini dulu jika lapar."
Noelle dengan senang hati langsung mengambil beberapa bungkus snack dan membukanya. Sedari tadi camilan yang disuguhkan oleh kantor hanyalah kue - kue kering, padahal dia lebih suka snack yang dijual di supermarket. "Kamu sangat perhatian. Charlotte, bukankah perbedaan usia kita tidak begitu jauh? Bagaimana bila kamu menceraikan saudaraku dan menikah denganku saja?"
Sontak Elliot memukul kepala belakang Noelle. Tidak begitu keras, tapi cukup membuat Noelle mengaduh sakit.
"Kamu ingin mengajakku bertengkar? Bisa - bisanya mengajar Charlotte menikah di depan suaminya."
"Jadi kalau aku mengajak Charlotte menikah di belakangmu, kau akan setuju?"
Elliot mengangkat tangannya sehingga Noelle beringsut mundur. "Ulangi ucapanmu lagi, aku akan pastikan kamu melajang seumur hidup."
Noelle mendesis. "Orang tua memang tidak bisa nyambung dengan humor anak muda."
Charlotte akhirnya melepaskan tawa setelah melihat pertengkaran kecil mereka. "Elliot, jangan terlalu marah. Noelle hanya bercanda, dia tidak mungkin berminat dengan janda."
"Siapa yang bilang? Kalau jandanya secantik kamu, kenapa aku tidak mau?"
"Noelle!" seru Elliot.
Charlotte menahan kursi Elliot supaya pria itu tidak mendekati Noelle dan memulai keributan. "Sudah, sudah, berhenti bertengkar. Apa kalian lapar? Haruskah kita memesan makanan di sini atau makan malam saja di rumah?"
Elliot menoleh ke Charlotte, "Kalau kamu lapar, kita bisa memesan makanan sekarang. Tapi kalau belum, makan di rumah juga tidak masalah."
"Tsk," Noelle yang mendengar percakapan mereka mendecih, seolah memperolok keduanya yang menebarkan cinta tepat di sebelahnya.
Sayangnya, ketika sedang berbicara berdua. Baik Elliot atau Charlotte selalu merasa dunia hanya berputar disekeliling mereka dan cenderung mengabaikan orang lain.
Charlotte, "Aku belum terlalu lapar, sepertinya makan malam di rumah tidak masalah."
"Kalau begitu aku akan meminta pelayan di rumah untuk menyiapkan makan malam, jadi kita bisa langsung makan begitu pulang," balas Elliot.
Kemudian Charlotte bertanya kepada Noelle. "Noelle, apa kamu mau mampir ke rumah? Pekerjaanmu mungkin baru selesai saat malam, bagaimana bila menginap di rumah kami hari ini?"
Noelle diam - diam melirik Elliot seperti sedang meminta persetujuan dari Tuan rumah. Saat melihat Elliot mengangguk, dia baru menjawab dengan antusias. "Tentu! Aku juga bosan tinggal di rumah."
Karena dia masih sekolah, Noelle tentu saja tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayahnya terlalu kaku, sedangkan Ibunya terlalu sibuk bergaul dengan para sosialita, sehingga wajar saja bila Noelle tidak mempunyai siapapun yang bisa ia ajak bicara dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain game.
Sesungguhnya dia pergi menemui Elliot hari ini juga karena ingin mencoba peruntungan saja. Dia sudah biasa dianggap pengganggu oleh saudara - saudaranya yang lain, jadi menerima penolakan lagi bukanlah masalah bagi Noelle. Tapi siapa yang menyangka bila dia bisa mendapatkan upah tinggi dari Elliot.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife [END]
Romans[KONTEN DEWASA 21+] Judul sebelumnya: The [UN]Lucky Wife Elliot Landegre merasa menikah dengan Charlotte Baxter adalah sebuah kesialan, karena dia tidak mampu mengandung anak, sehingga Elliot tidak akan mempunyai ahli waris. Karena terlalu memikirka...