Charlotte menggenggam gelas di tangannya dengan erat, berusaha menahan diri supaya tidak menampar Caitlyn di hadapan umum. “Caitlyn, kamu boleh menghina harga diriku sepuasmu, tapi jangan pernah kamu menghina harga diri Elliot. Suamiku bukanlah pecundang. Sebelumnya, dia memang suka mengabaikan pekerjaan. Namun, setelah ia menikah, ia jauh lebih baik daripada gunjingan orang-orang. Dia sudah bekerja lebih keras dari orang lain, berusaha paling gigih daripada para karyawannya. Sebagai orang asing, kamu tidak berhak menghina Elliot seperti itu.”
Charlotte merasa marah, dia tidak senang saat ada orang luar membicarakan hal buruk tentang Elliot. Sebelum mereka menikah, Elliot memang bukan calon suami yang baik, dia lebih senang bermain bersama teman-temannya daripada melakukan pekerjaan. Tapi, Charlotte telah melihat Elliot berusaha keras untuk berubah, pria itu bahkan seringkali mengabaikan istirahat untuk menyelesaikan pekerjaan sampai pagi.
Terkadang Charlotte dapat melihat wajah Elliot yang lelah saat pulang dari kantor, melihat adanya cetakan kantung mata setelah begadang selama berhari-hari demi mengatur banyak dokumen penting.
Orang luar mungkin tidak memperhatikan detail-detail kecil seperti itu, tapi Charlotte sangat memperhatikan segala hal yang dilakukan oleh suaminya.
“Kenapa kamu jadi berani membalas ucapan saudaramu? Apa terlalu lama tinggal terpisah sudah membuatmu lupa bahwa kamu masih memiliki banyak hutang di Keluarga Baxter?” tukas Elijah.
Charlotte, “Hutangku sudah terbayar lunas saat kalian memaksaku untuk menikah dengan Elliot.”
Caitlyn menarik bagian belakang rambut Charlotte semakin keras, membuat Charlotte mengernyitkan keningnya karena menahan perih. Dia tidak suka menjadi pusat perhatian, karena itu, Charlotte berusaha supaya kepalanya tetap tegak meski rambutnya ditarik dengan kuat.
“Tidak, Charlotte. Orang yang berhutang itu harus melunasi hutang mereka sendiri, tidak boleh mengandalkan orang lain,” kata Caitlyn seraya tertawa pelan
Charlotte akhirnya turut memasukkan tangannya ke balik rambut Caitlyn, menjambaknya seperti yang biasa dilakukan Caitlyn kepadanya. Tarikannya begitu kuat sampai membuat Cailyn meringis. “Harusnya kamu tahu, Caitlyn. Setelah menikah, hutang istri menjadi hutang suami. Jika ingin menagih hutang, kenapa tidak menagihnya kepada Elliot? Itu pun kalau kamu berani.”
Caitlyn mendesis, “Beraninya kau melawanku! Anak haram sialan!”
Caitlyn melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Charlotte, kemudian mengangkat tangan dan bersiap untuk melayangkan tamparan. Akan tetapi, sebelum tangan itu terayun, sebuah tangan besar mencengkram pergelangan tangan Caitlyn dengan kuat. Menekannya sampai Caitlyn merasa tangannya bisa patah apabila dia tidak berusaha melepaskan diri secepat mungkin.
“Apa yang kau lakukan?” suara rendah datang dari sebelah Caitlyn. Tatkala ia menoleh, wanita itu mendapati kedua mata Elliot tengah menatapnya tajam. “Beraninya kamu ingin melukai istriku? Haruskah aku mematahkan tanganmu ini?”
Seketika sekujur tubuh mendingin saat hatinya dilanda ketakutan. Jantungnya berdetak cepat tatkala bertatapan dengan mata Elliot. Entah mengapa, Caitlyn yakin kalau ucapan Elliot bukanlah sekedar gertakan. Pria itu tampaknya benar-benar ingin mematahkan tangan Caitlyn saat itu juga.
Beruntung, mereka berada di sudut ruangan dan terhalangi oleh beberapa meja dengan tumpukan makanan, sehingga tamu lain tidak memperhatikan keributan yang mereka lakukan.
“Tuan Landegre. Tuan Landegre, sepertinya ini hanya kesalah pahaman belaka. Bagaimana mungkin Caitlyn ingin menyakiti saudaranya sendiri?” Ethan dengan susah payah menjelaskan, takut Elliot marah dan membatalkan investasi dananya.
“Caitlyn, cepat jelaskan situasinya,” bisik Ethan.
Caitlyn buru-buru menyunggingkan senyum, lalu tertawa kecil. “Benar! Aku tidak mungkin menyakiti Charlotte. Aku hanya ingin menepuk kepala Charlotte saja, bukan menampar atau memukulnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Wife [END]
Storie d'amore[KONTEN DEWASA 21+] Judul sebelumnya: The [UN]Lucky Wife Elliot Landegre merasa menikah dengan Charlotte Baxter adalah sebuah kesialan, karena dia tidak mampu mengandung anak, sehingga Elliot tidak akan mempunyai ahli waris. Karena terlalu memikirka...