28 : Suami yang Mendapatkan Bantuan

3.4K 194 3
                                    

“Prosesnya agak lama. Kita hanya perlu bersabar,” kata Noelle.

Angka persen di layar bergerak begitu lamban, tapi setidaknya tidak mengalami error. Elliot lantas mengambil tempat duduk lain dan duduk di sebelah Noelle. Charlotte dan Erland tengah melakukan pekerjaan mereka sendiri di luar, jadi hanya ada Elliot dan Noelle saja di dalam ruangan itu.

“Noelle, kenapa kamu meminta uang kepadaku alih – alih Johan?”

Noelle mengambil permen dari dalam saku bajunya. “Aku sudah bilang ke sekretarismu, kami berdua tidak dekat.”

Elliot melipat kedua tangannya di depan dada. “Kita juga tidak dekat.”

“Setidaknya kamu tidak semenyebalkan Johan.”

“Kita bahkan jarang berkomunikasi, bagaimana kamu tahu aku tidak semenysbalkan dia?”

Noelle, “Saat di perjamuan makan malam terakhir, kulihat kamu begitu baik dengan Charlotte. Jadi kupikir mungkin kamu tidak seburuk itu.”

Elliot akhirnya mengerti kenapa Noelle tiba – tiba mendatanginya padahal di kehidupan lampau mereka jarang sekali berkomunikasi. Tampaknya perubahan sifat yang Elliot tunjukkan di hadapan keluarganya telah membuat Noelle berpikir bila Elliot bukan orang yang jahat.

“Lagipula, memangnya aku tidak boleh menemuimu karena Ibu kita berbeda?” Noelle sedikit menundukkan kepalanya saat dia berkata, “Walau satu ibu pun, Johan dan aku juga tidak pernah berbicara. Kalian semua terlalu sibuk meributkan ahli waris perusahaan, aku jadi membenci perusahaan.”

Elliot tiba – tiba merasa bila dia salah bicara. Bagaimana pun juga Noelle masih anak – anak, sehingga wajar bila dia mudah tersinggung. Elliot sudah biasa menyindir Johan karena mereka berbeda ibu, tapi Noelle pasti tidak terbiasa.

Setelah dipikir – pikir, di rumah juga jarang ada yang berbicara dengan Noelle karena terlalu sibuk berdebat satu sama lain. Noelle masih terlalu belia sehingga dia mudah tersingkir setiap kali seluruh anggota keluarga berbicara.

Anak ini mungkin kesepian.

“Bukan begitu,” Elliot berkata, “Meski berbeda ibu, setidaknya kita satu ayah. Jadi, kita masih bisa disebut sebagai saudara.”

Noelle lantas tertawa. “Aku jamin kamu pasti tidak akan mengucapkan kalimat yang sama untuk Johan.”

“Ya, sepertinya itu agak sulit,” balas Elliot seraya tertawa.

Setelah itu keduanya tidak saling berbicara lagi, mungkin masih sama – sama canggung satu sama lain. Angka di layar sudah mencapai hampir 80 %, kemungkinan besar akan mendapatkan hasil usai menunggu selama 15 menit lagi.

Karena Elliot tidak tahan dengan suasana yang sunyi, akhirnya dia mulai berbicara lagi. “Bagaimana nilaimu di sekolah?”

Noelle berdecak, “Jangan seperti Ayah, dia selalu menanyakan hal yang sama saat bertemu denganku. Omong – omong nilaiku bagus.”

“Tahun ini kamu akan lulus, apa Ayah memaksamu untuk masuk ke bidang pembangunan atau manajemen bisnis?”

“Ya, seperti biasa. Dia ingin Putranya meneruskan bisnis, tapi aku tidak berminat, aku ingin masuk ke jurusan IT. Lagipula, kamu yang sudah susah payah kuliah di Teknik Sipil dan Bisnis saja masih bisa di depak dari ahli waris.”

Noelle memukul mulutnya sendiri karena sudah salah bicara. “Maaf, tidak sengaja.”

Elliot tertawa. “Tidak apa, hidupku jauh lebih tenang setelah keluar dari ahli waris utama. Jika kamu ingin masuk ke jurusan lain, aku bisa membantumu bicara dengan Ayah. Mungkin dia akan mengerti, bila melihat pencapaian kamu.”

My Lovely Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang