خمسة وثلاثون

227 8 0
                                    

-
-

Dua bulan kemudian...

Bulan ini,adalah 9 bulan nya kandungan atha.Atha dari sore merasakan mules mules,  dan sekarang atha berada di rumah sakit dan sedang di tangani dokter.

Atha selalu membayang kan melahirkan di temani al.Namun,taqdir berpihak lain.Dan nyatanya bayangan atha melahirkan sambil memegang tangan al itu hanya bayangan.

"Satu,dua,tiga,dorong bu," Ucap sang dokter yang sedang membantu lahiran nya atha.

Atha mendorong bayi yang ada di perut nya .Airmata yang terus bercucuran melintasi pipi atha.Bukan hanya air mata sakit yang kini melintas namun,airmata rindu pada sang suami juga mendarat bercampur dengan air mata sakit nya melahirkan.

"Sebentat lagi bu.Satu,dua,tiga,dorong bu."

Atha kembali berjuang dengan bayangan nya yaitu bayangan di temani al.

Satu tangan al di pegang oleh atha,dan satu nya mengusap puncak kepala atha sambil mebacakan solawat.

"Sayang.Kamu pasti bisa." Ucap al sambil tersenyum pada atha.

Namun kenyataan tetap pahit.Sebisa mungkin atha membayang kan al agar diri nya semangat namun rasanya tetap saja di sisi nya tidak ada.

Eaaa,,eaaaaa,eaaaa.

Suara tangisan bayi memenuhi ruangan.Dan keluarga yang berada di luar ruangan terus mengucap kan doa pada allah sang maha kuasa.

"Dok.Saya, rasanya ingin melahirkan lagi." Ucap atha.

Baru terselang 5 menit atha sudah merasakan mulas yang amat menyakitkan itu lagi.

"Tunggu aba aba dari saya ya bu." Ucap sang dokter.

Dokter sudah siap untuk kembali membantu atha,"satu,dua,tiga.Dorong bu."

Tenaga atha melemas namun ia harus semangat dan memperjuangkan buah hati nya.

"Satu,dua,tiga.Dorong lagi bu,"

Atha kembali mendorng sang bayi sampai akhirnya sang bayi keluar.

"Alhamdulilah," Ucap sang dokter yang kini sedang menggendong bayi yang baru saja lahir.

Sang dokter melirik atha,dan betapa terkejut nya ketika atha tak sadarkan diri.

Dokter memberikan anak yang baru lahir ke suster, dan menyuruh kembali ayah al untuk mengadzan kan nya.

Dokter dan para suster lain nya berlarian memasang alat alat untuk atha yang kini keritis.

Alat monitor yang baru beberapa menit di pasang kan sudah menujukan garis luruh dan itu membuat dokter dan suster berlarian mengambil alat pacu jantung.

"Satu,dua,tiga." Aba aba dokter yang kini sedang melakukan pacu jantung pada atha.

Badan atha terangkat karna setrum dari alat itu.Semua keluarga menangis apalagi kedua orang tua atha menangis histeris.

***

Dua tahun kemudia..

Tanaman indah.Dan mungkin taman seperti ini tak pernah atha liat di negaranya itu.Indah sungguh indah apalagi ada istana berwarna putih yang megah.

ALDIFAA(ending,dan dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang