Bagian44

56 2 0
                                    

Tidak telalu pilu gess
Happy feading.

-
-
-

1 hari kemudian.

Setelah kepergian al juga atha akasah menjadi pendiam sedang kan fatim terus menangis.Semua santri sangat terpukul dengan kepergian atha juga al.Meninggal nya al juga atha sulit di prediksi apalagi mereka sama sekali tidak sakit.

Ning syila mendekat kepada kedua anak kecil yang sedang menatap poto mereka bersama al juga atha.

"Sayang," Ucap ning syila lalu duduk di sebelah fatim.

"Tante,kenapa ini semua teljadi begitu cepat?bahkan kami balu beltemu abi,bahkan kami belum dewasa di bing bing umi?." Ucap fatim sambil terus mengusap poto.

"Kemalin umma sama abi menyuluh kita ihklas ketika kehilangan,tapi nyatanya itu semua adalah tanda bahwa meleka akan pelgi." Kali ini yang berbicara adalah akasah.

"Dan juga pelukan kemarin adalah pelukan telakhir,lambaian kemarin adalah tanda pamit tanpa kembali." Lanjut nya lagi.

Ning syila tidak bisa menahan air matanya dan ia pun langsung memeluk kedua anak itu.Sakit?bagai mana tidak di usia sekecil ini sudah di tinggal kan oleh kedua orang tua nya.

Ning syila melepas kan pelukan nya,"sayang,dalam hidup itu harus paham dengan taqdir tuhan agar kita tidak menyalahkan keadaan.Ini taqdir tuhan,tidak ada yang bisa menangkal.Jadi sabar dan ihklas jawaban nya,dan jangan pernah menyalahkan keadaan."ucap ning syila.

"Kalian anak yang hebat,makanya allah kasih cobaan yang dasyat." Lanjut nya lagi.

"Gak bisa tante.Ini terlaku menyakit kan,fatim gak bisa.Fatim mohon ya allah kembaliin kedua orang tua fatim.Kembaliin dalam pelukan fatim.Fatim butuh meleka" Lirih fatim sambil menatap langit langit rumah nya menandakan sedang memohon.

"Akasah juga gak bisa,akasah kangen umma abi,akasah mau peluk mereka.Ya allah kembalikan orang tua kami.Jangan ambil mereka,hikssss,hiksss kembaliin mereka!" Teriak akasah sambil memeluk poto kebersamaan nya.

Ning syila memeluk mereka berdua."sayang,jangan kaya gini nanti umma dan abi sedih liat kalian kaya gini.Ihklas ya,sabar."ucap ning syila menenang kan kedua nya.

***
Ning syila berada dalam kamar al juga atha dan ia menemukan sebuah kertas di atas naskah.Ning syila mengambil kertas itu.

Untuk ning syila dan gus hafidz..

السلام عليکم ..

Ning,gus.Ini kami al dan atha.
Kami titip fatim dan akasah juga pesantren,ya.Kami pamit.

والسلام عليکم..

Ning syila menangis tersendu sendu.Surat singkat namun menitip kan wasiat yang amat bersar.Dan kepergian mereka seperti di rencanakan.

Kini dua insan itu telah pergi tanpa kembali.

Rumah yang mereka nyamani telah berganti.

Manusia yang mengejar rido allah telah pergi menghadap ilahi.

Manusia soleh solehah kini telah di panggil meningal kan anak anak nya yang masih dini dan juga santri.

Tangisan pilu kedua anak dini juga santri mengguncang pesantren ini.

Luka mendalam mereka adalah kehilangan al dan atha.

Hari senin jam 1 siang mereka pergi meninggal kan semua yang ada di muka bumi.

Tangis pilu tidak henti,menandakan mereka mendapat kan luka hati.Luka hati yang mereka dapat kan adalah kehilangan orang yang ber ilmi.

Ihklas sedalam samudra itu sulit karna memang duka nya sederas hujan membasahi daratan.

***

20 tahun kemudian..

Seorang pria baru saja tiba pulang dari Tareem.Pria berumur 22 tahun kini mengelilingi rumah nya,ia menatap poto kedua orang tuanya.

Umma,abi.Semuanya terlihat duka tanpa keberadaan kalian.Semuanya terluka karna kepergian kalian.

Anak mu ini sudah besar tanpa kalian di sisinya.Rindu tanpa bertemu tenyata begitu pilu.

Bertaun taun kami merindu..

Ummi,abi,akasah cemburu pada anak yang selalu di bing bing oleh orang tua mereka,sedangkan akasah hanya melihat mereka dengan isakan pilu dalam kesendirian.

Fatim udah besar,dia cengeng ketika melihat anak kecil bersama orang tuanya.Dia selalu menangis dalam pelukan akasah dan mengatakan "rindu abi,umi" Akasah tidak bisa menenangkan nya karna akasah juga rindu kalian.

Tante syila bilang kita harus kuat,tapi,bagai mana kami bisa kuat sedang kan ketika kami mengingat kalian saja air mata kami terjatuh begitu deras.

"Bang," Panggil seseorang dari bekakang.

Akasah langsung menghapus air matanya lalu membalikan badan nya.

"Iya,dek" Jawab akasah sambil tersenyum lebar.

Fatim mendekat lalu mengusap pipi akasah yang masih sedikit basah."fatim tau,gak usah di sembunyiin.Kepergian mereka memang harus kita ihklasin, ya,meski fatim aja masih sering nangis,"ucap nya.

"Kita berdua adalah insan yang kehilangan,dan yang tersisa hanyalah kenangan." Ucap akasah lalu memeluk adik nya.

The ending..

Kisah cinta al dan atha kini sampai mati.

Kisah mereka berlanjut di akhirat.

Kisah cinta yang meninggal kan luka orang orang terdekat.

Meninggal kan dua anak yang masih kecil sampai dewasa adalah konsep yang mengajar kan keihklasan yang amat dalam.

Kini keinginan atha menjadi kenyataan yaitu cinta sampai menutup mata.

Kisah cinta sambil membangun rumah di surga,itulah mereka.

_
_
_

Haii,selesaiiii..

Maaf sedikit ,jangan lupa vote.

16okto24


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDIFAA(ending,dan dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang