Alasan Devian

103 2 0
                                    

Arunika menarik nafasnya dalam - dalam dan menghembuskannya perlahan, "Apa alasan kamu menjadikanku bahan taruhan waktu itu Dev?".

Satu kalimat pertanyaan yg tidak Devian sangka membuat tubuhnya menegang di tempat. Devian terkejut sekaligus tidak menyangka jika Arunika akan menanyakan masalah itu padanya.

Dengan perasaan gamang Devian menjawab dengan jujur, mau bagaimanapun nanti tanggapan Arunika setelah mendengar alasannya dia akan menerimanya meski Arunika kembali membencinya. "Aku akan ceritain semuanya dari awal tapi jangan di potong sebelum aku selesai bicara". Kata Devian sambil menatap lekat manik mata Arunika. Arunika yg memang penasaran langsung mengiyakan perkataan Devian.

#Flashback On#

Devian dan kedua sahabatnya baru saja tiba di parkiran sekolah, waktu itu Devian memang belum terkenal tapi memang sudah banyak cewek - cewek yg mengidolakannya. Saat akan beranjak pergi dari parkiran mereka di hadang oleh segerombolan Rio and the genk, Rio yg terkenal dengan kenakalannya itu selalu membuat onar di sekolah, tidak hanya itu Rio juga terkenal playboy, suka bergonta - ganti pasangan bahkan kabarnya Rio juga pernah menghamili mantannya hingga mantannya memilih untuk mengakhiri hidupnya karena Rio tidak mau bertanggung jawab. Cerita itu sudah menjadi konsumsi publik dan tersebar luas dari mulut ke mulut, siapapun yg mengenal Rio pasti juga akan mendengar cerita itu.

"Sepertinya semakin hari lo semakin terkenal aja, tapi sayang gak punya pasangan". Kalimat berupa sindiran Rio lontarkan untuk Devian di depannya.

"Walaupun gue gak punya pasangan seenggaknya gue gak brengsek kayak lo yg berani berbuat tapi gak berani bertanggung jawab". Balas Devian tak kalah pedas dari Rio.

"Itu tandanya lo gak normal, percuma punya wajah tampan jika tidak di manfaatkan". Rio menyeringai, "Lagi pula mereka yg menyodorkan tubuhnya jadi gue sebagai lelaki normal juga tidak menolaknya, lo mana ngerti kayak gitu lo kan cupu". Ejek Rio yg di susul gelak tawa dari teman - temannya.

Rio sengaja mencari masalah dengan Devian karena dia iri banyak cewek yg mengagumi Devian tanpa harus berusaha menarik simpati mereka, Rio ingin membuat citra Devian menjadi buruk hingga muncul lah ide yg sedikit gila di kepalanya saat melihat Arunika lewat di hadapannya. Awalnya Devian memang tidak menanggapinya, tapi berhubung Rio mengancamnya menggunakan cerita masa lalunya itu, Devian dengan terpaksa menerima taruhan dari Rio.

"Bagaimana kalo kita taruhan, siapa yg bisa menjadi kekasih Arunika dialah pemenangnya dan akan di kabulkan permintaannya oleh yg kalah". Rio menaik turunkan alisnya.

"Lo gila gak seharusnya perasaan cewek lo buat mainan, dan gue menolak taruhan itu". Ucap Devian tegas, Devian merasa marah mendengar Rio menjadikan perasaan cewek hanya sekedar mainan yg jika bosan lalu di campakkan.

"Ternyata lo emang cupu, tampang dan badan doang yg gede tapi nyali hello kitty". Ejek Rio lagi membuat wajah Devian merah padam karena diselimuti amarah, "Ya terserah sih kalo lo nolak tapi jangan salahin gue kalo dia yg akan jadi korban selanjutnya, gue rasa lo paham dengan maksud gue". Imbuhnya tersenyum licik.

"Shit..". Umpat Devian yg masuk dalam jebakan Rio, Devian dari awal enggan menanggapi tawaran Rio karena dia tau pasti Rio akan melakukan suatu hal yg ingin menjatuhkan namanya. Devian tidak menyangka jika berada dalam pilihan sulit, Devian ingin abai dengan ucapan Rio tapi Devian tidak tega melihat Arunika di permainkan oleh Rio karena dari sekian banyak siswi - siswi di SMA Cempaka hanya Arunika yg mau memaklumi semua sifatnya yg anti sosial dan hanya Arunika lah yg sedari awal dia masuk di sekolah itu mau menampungnya sebagai kelompok saat semua enggan meliriknya. Tapi jika Devian menyetujuinya dia juga tidak bisa membohongi hatinya yg memang tidak punya perasaan lebih pada Arunika. Setelah berperang dengan batinnya Devian akhirnya memilih menyetujui taruhan itu, Devian bertekad ingin melindungi Arunika dari cowok brengsek macam Rio. Sejak dua minggu yg lalu Rio memang sudah gencar memperhatikan gerak - gerik Arunika namun selalu gagal saat ada kesempatan untuk mendekatinya, Rio yg tau jika Arunika berteman dengan Devian tentunya mengambil kesempatan itu supaya bisa menjatuhkan Devian.

Tiga minggu setelah kesepakatan itu Arunika menerima Devian menjadi kekasihnya, kabar yg mengejutkan sekaligus membuat banyak murid yg patah hati, Devian juga diam - diam menyusun rencana agar bisa menyingkirkan Rio dari sekolah SMA Cempaka dengan mengumpulkan semua bukti - bukti kenakalannya dan saat itu juga Rio di DO dari SMA Cempaka.

Devian yg merasa nyaman karena baru pertama kalinya ada yg bisa mengerti dirinya selain mendiang mamah dan oma'nya menjadi lupa diri dan melanjutkan hubungannya dengan Arunika sebagai pacar taruhannya. Satu minggu berlalu menjadi sepasang kekasih, Devian merasakan jika dirinya telah jatuh cinta pada sosok Arunika dan akan memperjuangkan cintanya. Devian berjanji akan menjaga Arunika dan membuatnya bahagia.

#Flashback Off#

                                ***

Arunika tercengang mendengar alasan Devian yg semata - mata hanya untuk melindunginya, Arunika ingat betul bagaimana sifat Rio si brengsek itu yg tidak punya belas kasihan menyakiti pasangannya.

Entah Arunika harus senang atau merasa marah karena di jadikan bahan taruhan, yg jelas Arunika bersyukur karena Devian sudah mau melindunginya dari Rio yg brengsek itu. Setelah mendengar alasan Devian hati Arunika yg semula gamang menjadi tenang, Arunika juga memaklumi sikap Devian yg waktu itu tidak berani jujur padanya, mengingat bagaimana dulu sifat kaku dan dingin Devian sebelum berpacaran dengannya, Arunika menjadi paham kenapa Devian memilih bungkam dan malah membuatnya semakin nyaman dan cinta.

Arunika menatap dalam manik mata Devian, dia ingin mengutarakan rasa yg sedari dulu tidak bisa terucap namun tersirat di hatinya, Arunika mengangkat satu tangannya membelai wajah tampan Devian, menyusuri rahang kokoh itu hingga tiba di pipinya, Arunika mengelus pelan pipi Devian yg tidak mengalihkan pandangannya dari wajahnya, Devian menatapnya dengan sorot kekhawatiran dan juga cinta, Devian khawatir jika pengkuannya akan membuat Arunika marah dan menjauhinya, dia juga menyimpan berjuta cinta yg hanya di tujukan untuk Arunika seorang, tidak ada yg bisa menggantikan nama Arunika yg menjadi tahta tertinggi di hatinya.

"Terima kasih sudah melindungiku Dev, aku tidak tau bagaimana nasibnya masa depan aku jika sampai Rio berhasil merusaknya, maaf karena keegoisanku yg tidak mau mendengar penjelasanmu dulu dan memilih pergi meninggalkanmu, maaf karena sudah menyalahkanmu dan tidak memahamimu, sampai disini aku sadar ternyata dari awal memang aku yg kurang mengerti dirimu bukan kamu yg selalu bisa memahamiku walau tanpa ucapan". Arunika menitikkan air matanya yg menggenang di pelupuk mata, dia merasa bersalah pada Devian karena sudah memojokkannya di situasi yg rumit, padahal tanpa perlindungan dari Devian dulu mungkin masa depan Arunika akan hancur.

"Harusnya aku yg minta maaf sama kamu, maaf karena dari awal sudah tidak jujur denganmu, maaf karena sudah melukaimu tanpa sengaja, aku hanya tidak bisa berkata saat ingin menjelaskannya hingga kamu tau kebenarannya dari orang lain, tapi yg harus kamu tau rasa sayangku dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah untukmu, tetap utuh walau sudah terpisah jarak dan waktu bahkan rasa cinta dan rinduku menjadi semakin menggebu, yg jelas dulu sekarang ataupun nanti i will always love you". Ucap Devian menangkup kedua pipi Arunika sambil menyeka lembut linangan air mata Arunika dengan ibu jarinya. Devian ingin mencurahkan semua rasa yg terukir di hatinya untuk Arunika agar gadisnya percaya jika cintanya selama ini asli bukan hanya sandiwara karena taruhan.

"Makasih Dev kamu sudah menyayangiku sedalam ini, tapi maaf aku tidak bisa menerimamu kembali". Ujar Arunika sambil menundukkan wajahnya merasa bersalah kepada pria di depannya.

"Kenapa Arun, apa kamu sudah dapat pengganti yg lebih baik dari aku?". Tanya Devian yg mengangkat dagu Arunika dengan jari telunjuknya agar menatapnya, Devian ingin melihat kejujuran di dalam pancaran mata Arunika.

"Bukan, ada hal yg tidak kamu tau dan aku rasa lebih baik kita begini saja, aku tidak mau melibatkanmu terlalu jauh dan membuatmu semakin tersakiti nantinya". Kata Arunika dengan pandangan yg sulit di artikan.

"Kamu bisa mengatakannya padaku Arun, kita akan menghadapinya sama - sama seperti janjiku dulu, please trust me". Ucap Devian sambil menggenggam kedua tangan Arunika erat.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang