Pengganggu

95 2 0
                                    

"Kamu bisa mengatakannya padaku Arun, kita akan menghadapinya bersama - sama seperti janjiku dulu, please.. trust me". Ucap Devian sambil menggenggam kedua tangan Arunika erat. Devian meyakinkan Arunika agar percaya padanya dan mau melewati semua masalahnya berdua.

"Tapi Dev, aku gak mau melibatkan banyak orang apalagi itu kamu". Kata Arunika sambil meraup wajahnya frustasi.

"Kasih tau alasannya kenapa Arun?". Devian menatap wajah Arunika sendu, segitu tidak percayanya kah Arunika padanya, padahal Devian hanya ingin bersamanya mensupport Arunika agar bisa menghadapi masalahnya.

"Ini terlalu rumit untuk di jelaskan Dev, dan aku gak yakin saat kamu tau tentang semuanya kamu akan tetap baik - baik saja". Arunika menghela nafasnya kasar, dia ragu jika menceritakan semuanya pada Devian tentang kecurigaannya pada Marissa dan tentang kejadian yg menimpa oma Renata, Arunika masih harus bertanya pada oma Renata tentang kebenarannya dan mengumpulkan bukti agar memperkuat dugaannya. Masih banyak teka - teki yg belum terpecahkan tentang kejadian 11 tahun silam, apalagi kepalanya akan terasa sakit jika di paksa berpikir tentang kejadian itu, potongan memory itu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang, mimpi buruk itu selalu menghantuinya di setiap malam jika hatinya merasa cemas dan pikirannya linglung.

Arunika sekarang bisa mengingat lebih banyak kilasan - kilasan kejadian masa lalu karena di picu oleh orang di sekitarnya yg mungkin orang itu juga berada di dalam cerita masa lalunya.

"Maksud kamu gimana Arun?, jangan buat aku penasaran". Devian mengguncangkan kedua bahu Arunika, Devian sangat penasaran dengan rahasia yg di simpan Arunika, entah kenapa feeling Devian mengatakan jika semua itu berkaitan dengan dirinya dan keluarganya.

"Baiklah, Aku akan ceritain ke kamu secara garis besarnya, tapi pokok masalahnya aku masih menduganya dan butuh bukti yg kongkret untuk memperkuat semuanya". Arunika yg pada akhirnya menyerah dan memilih menceritakan tentang kejadian oma Renata pada Devian juga dugaan - dugaannya tentang Marissa, "Yg jelas jika saat itu tiba, kamu harus siapin mental dan hati kamu agar bisa menerima semuanya". Imbuhnya.

"Kenapa kamu jadi misterius gini sih Run, sepertinya ada banyak hal yg aku gak tahu dari kamu semenjak 6 tahun yg lalu". Devian merinding mendengar perkataan Arunika, gadisnya yg dulu lemah lembut dan penyabar kini berubah menjadi gadis misterius yg tidak bisa di tebak, entah disini Devian yg tidak tau bagaimana Arunika sebenarnya atau memang Arunika yg sudah berubah menjadi gadis dewasa dan mandiri.

"Ya, aku memang berubah sejak kejadian itu Dev, apalagi aku di tuntut mandiri oleh ayahku". Arunika tersenyum tipis, lalu menoleh kearah Devian, "Gimana udah siap dengar ceritaku?". Tanyanya.

Devian yg memang sudah penasaran hanya menganggukkan kepalanya.

Arunika menceritakan kejadian satu bulan yg lalu saat dia menolong oma Renata dari ketiga preman kiriman Marissa mamah tiri Devian (part 17. Oma Renata), dan dia juga menceritakan tentang niat jahat Marissa pada oma Renata dan keluarga Mahawira agar kedepannya Devian bisa lebih berhati - hati dengan Marissa, terlebih om David memang tidak tau menahu bagaimana sikap asli Marissa saat di belakangnya. Setidaknya Arunika ada orang dalam yg bisa membantunya menghentikan kegilaan Marissa agar tidak menguras harta keluarga Mahawira sebelum dia menemukan bukti - bukti kejahatan Marissa.

Mungkin setibanya lusa dia di Jakarta, Arunika akan merundingkan ini pada oma Renata dan menyusun rencana untuk mengungkap semuanya.

Devian yg mendengar cerita Arunika menjadi marah, tangannya mengepal erat dengan raut wajah yg memerah menahan amarah, Devian tidak menyangka jika selama ini keluarganya memelihara serigala berbulu domba di rumahnya. Devian juga sangat menyayangkan tindakan oma'nya yg memilih bungkam tanpa melibatkan dirinya.

Devian ingat jika satu bulan yg lalu oma'nya terluka di bagian kening dan pergelangan tangannya ternyata penyebabnya adalah mamah tirinya yg ingin menyandera oma'nya agar bisa semakin leluasa menguasai harta keluarga Mahawira. Devian saat ini benar - benar ingin memberi pelajaran pada Marissa yg tidak tau diri itu. Andai dia tidak ingat pesan Arunika agar tidak gegabah dan menurut pada rencana awal, mungkin saat ini Devian sudah menyuruh anak buahnya agar memberi kejutan sedikit pada Marissa. Devian juga di minta Arunika untuk pura - pura tidak tau dan bersikap seperti biasanya agar Marissa tidak curiga.

"Shit.. Kenapa kamu gak bilang dari dulu tentang ini Arun?". Tanya Devian.

"Oma melarangku, karena jika semakin banyak yg tau kejadian waktu itu, tante Marissa pasti akan ber alibi dengan memutar balikkan fakta dan kita akan semakin susah untuk menguak kebusukannya, lebih baik kita bermain cantik, biarkan tante Marissa sendiri yg akan membongkar kebusukannya". Jelas Arunika tersenyum smirk.

"Kamu benar, aku setuju dengan perkataanmu". Ucap Devian sambil menyeringai.

***

Meeting berjalan dengan lancar, hari ini adalah hari terakhir Devian dan Arunika di Jogyakarta, Devian berencana ingin menghabiskan waktu yg tersisa untuk jalan - jalan berdua dengan Arunika sambil menikmati suasana kota Jogyakarta yg tidak bisa mereka dapati di Jakarta. Namun rencana hanya tinggal rencana, lagi - lagi Aurel mengganggu ketenangan Devian dengan mengintili kemanapun Devian pergi, Aurel beralasan akan menjadi tour guide mereka selama berada di Jogyakarta, itu merupakan permintaan langsung dari tuan Willy sebagai ucapan terima kasih pada Devian karena sudah mau bekerja sama dengan perusahaannya, Devian yg tidak enak untuk menolaknya hanya bisa pasrah saja. Seperti saat ini, dengan tidak tau malunya Aurel duduk di hadapan Devian saat mereka sampai di restoran untuk makan siang. Devian yg geram dengan tingkah laku Aurel hanya memandangnya sinis dan datar, begitu juga saat Aurel mengajaknya bicara Devian akan cosplay jadi patung dan mengganggapnya tidak ada.

"Tuan Devian setelah ini kita akan pergi kemana lagi?". Tanya Aurel dengan suara mendayu lembut.

Devian mengalihkan tatapannya yg semula menatap makanan di depannya beralih menatap Arunika yg duduk di sampingnya. Devian menatap Arunika dalam, banyak kata yg ingin terucap lewat tatapannya yg jelas Arunika tau jika Devian sangat risih dengan sikap berlebihan Aurel dan keluarganya.

"Maaf nona Aurel, sepertinya pak Devian ingin istirahat saja di hotel karena nanti akan melakukan perjalanan jauh". Ucap Arunika menjawab pertanyaan Aurel.

"Sayang sekali jika tidak menggunakan waktu luang kalian untuk berjalan - jalan menikmati kota Jogyakarta yg indah ini, padahal saya dengan senang hati bersedia menjadi tour guide kalian". Kata Aurel yg masih ingin mencari kesempatan agar bisa dekat dengan Devian sebelum kembali ke Jakarta.

"Terima kasih sebelumnya, tapi memang waktunya tidak memungkinkan, kami harus segera kembali ke Jakarta karena ada beberapa proyek yg harus di kunjungi". Ujar Arunika tersenyum tipis. Akhirnya dia mendapat alasan agar terbebas dari si pengganggu di depannya.

"Kenapa dari tadi anda terus yg menjawabnya Arunika, padahal saya sedang berbicara dengan atasan anda, dasar sekretaris tidak sopan". Kata Aurel yg jengkel karena tidak mendapat respon dari Devian yg sibuk dengan tablet di tangannya.

"Apa anda tidak melihat jika pak Devian sedang bekerja dan tidak bisa di ganggu, lebih baik anda diam saja dari pada mengoceh tidak jelas dan membuat konsentrasi pak Devian buyar". Ucapan Arunika membungkam Aurel yg masih jengkel pada Devian terlebih pada Arunika yg selalu menyahuti ucapannya.

Devian yg melihat Aurel kicep tersenyum miring, ternyata Arunika-nya sangat bisa di andalkan di dalam situasi apapun termasuk untuk membuat pengganggu di depannya ini menjadi bungkam.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang