Marissa keluar dari lobby perusahaan MW Group lalu menyetop taxi yg lewat di depannya, dia sengaja menolak untuk di antar sopir pribadi tuan David agar tidak di ketahui kemana tujuan selanjutnya.
Setelah menempuh perjalanan setengah jam, Marissa tiba di kediaman Marina kakak kandungnya.
Braakk..
Pintu di buka kasar oleh Marissa membuat penghuni di dalamnya terlonjak kaget akibat ulahnya, tanpa mengucapkan kata maaf karena sudah membuat ulah, Marissa langsung mengungkapkan kedatangannya kepada Marina.
"Kak ada yg ingin aku bicarakan, penting". Marissa berkata seperti itu sambil berlalu menaiki tangga di susul oleh Marina di belakangnya.
"Kamu mau bicara apa Sa?". Tanya Marina saat mereka telah sampai di dalam kamar Marina dan duduk di sofa.
"Ini, Kakak baca sendiri". Ucap Marissa sambil menyodorkan amplop yg di berikan oleh asisten pribadi tuan David tadi.
"Ma-maksudnya kamu di gugat cerai oleh David?". Tanya Marina kaget saat selesai membaca surat gugatan cerai yg di layangkan tuan David untuk adiknya Marissa.
"Ya, aku gak tau apa salahku kenapa David bisa menggugatku, gimana hidupku selanjutnya kak jika di ceraiin oleh David?". Curhat Marissa yg tidak menyadari kesalahannya.
"Apa mungkin David tau jika kamu selingkuh di belakangnya, makanya dia menggugatmu". Ucap Marina sambil memicingkan matanya, Marina memang menentang hubungan gelap adiknya dan selingkuhannya.
"Gak mungkin, karena selama ini aku bermain rapi di belakangnya, hanya kemarin aku kebablasan sampai gak pulang dan menginap di tempat Mario". Ujar Marissa.
"Kamu sudah gila Sa, ngapain kamu menginap di tempat lelaki brengsek itu, bagaimana kalo kamu hamil lagi, berulang kali kakak peringatin sama kamu agar jangan kembali padanya, dia itu cuma mau manfaatin kamu saja Sa". Ucap Marina dengan nada tinggi. Marina kesal dengan adiknya yg tidak mau mendengarkan perkataannya, Marina tidak mau jika adiknya sakit hati hingga frustasi seperti dulu.
"Aku kesana karena membutuhkannya supaya ikut mencari keberadaan Miranda, bagaimanapun juga Mario adalah Ayah kandung Miranda kak walaupun dulu dia dengan tega pergi meninggalkanku begitu saja tapi dia punya alasan dan dia juga sudah minta maaf sama aku". Ucap Marissa menggebu - gebu membela Mario selingkuhannya serta mantan kekasihnya yg dulu menghamilinya sampai lahirlah Miranda.
Dulu saat Mario mengetahui jika Marissa mengandung calon anaknya, Mario tidak mau bertanggung jawab dan memilih pergi menghilang tanpa kabar, Marissa menjadi frustasi karena hamil di luar nikah, dia kerap kali mendapat cemoohan dari orang - orang di sekitarnya, Marissa sampai menjuluki Miranda sebagai anak pembawa sial karena telah membuat hidupnya bertambah susah dengan kehadiran putri yg tidak di inginkannya."Kamu percaya begitu saja dengan alasannya, bagaimana kalo selama ini Mario sengaja menghilang karena pergi dengan kekasih barunya dan sekarang kembali sama kamu karena ingin manfaatin kamu dan di porotin uangnya". Ujar Marina tersenyum sinis di akhir kalimatnya, tidak dia sangka jika adiknya yg licik itu bisa dengan mudah di tipu oleh mantan kekasihnya yg sekarang menjadi selingkuhannya.
"Tidak mungkin Mario melakukan seperti itu padaku kak, aku kenal Mario dengan baik, dia tidak mungkin tega manfaatin aku apalagi sampai morotin aku, lagian Mario sudah berjanji kalo dia tidak akan ninggalin aku dan Miranda". Marissa menggelengkan kepalanya, dia percaya kekasihnya tidak mungkin tega padanya.
Padahal jika di pikir - pikir Marissa itu terlalu naif sebagai wanita karena terlalu di butakan oleh cinta, dahulu dia pernah di campakkan dan di tinggal pergi tapi sekarang hanya dengan kata maaf dan sebuah janji yg belum tentu terbukti dia dengan mudahnya percaya dan menerimanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Ex (On Going)
Teen FictionBagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatimu dan membuat kepercayaanmu hilang terhadap lelaki, hingga menganggap semua lelaki itu sama, seperti pepatah "Habis manis sepah di buang". ...