"Lo mau bicara apa?". Tanya Arunika setelah mereka selesai memesan makanan.
"Gue..". Ucapan Selena terjeda, dia menatap Arunika serius lalu bersiap melanjutkan ucapannya, "Gue mau bilang kalo lo harus hati - hati dengan Miranda". Ucapan Selena membuat Arunika heran, pasalnya setau Arunika Selena merupakan sahabat baik dari Miranda, namun tidak ada angin tidak ada hujan Selena datang menemuinya untuk memperingati agar hati - hati.
Selena yg melihat reaksi Arunika tersenyum tipis, sudah dia menebak jika Arunika tidak mudah percaya dengan kalimatnya, dengan keyakinan penuh Selena menceritakan semua yg terjadi pada Miranda, yg secara tidak langsung sudah melibatkannya untuk membantunya agar bisa pergi dari pengawasan pengawal polisi saat itu.
"Jadi lo yg udah bantu dia pergi waktu itu?". Tanya Arunika dengan mata melotot, Arunika tidak menyangka jika yg telah membantu Miranda kabur adalah Selena, perempuan cantik yg tengah berbadan dua di depannya ini.
"Iya, jujur waktu itu gue gak tau kalo dia sedang dalam masa tahanan luar karena tindakan kriminalnya, tapi setelah kita sampai di tempat persembunyian yg biasanya dia tempati, gue bertanya pada Miranda dan dengan enteng dia menceritakan semuanya, dia juga berkata ingin balas dendam dengan wanita paruh baya yg sudah menjebloskan dia ke penjara itu dan sama elo yg sangat dia benci". Jelas Selena. Arunika bisa melihat dari sorot matanya, Selena berkata jujur padanya.
"Lalu apa lo tau dimana dia berada sekarang?". Tanya Arunika pada Selena, Arunika berharap ada titik terang dimana keberadaan Miranda agar para polisi bisa segera menangkapnya.
"Ya, Gue nganter dia ke pinggiran kota tepatnya berada di jln. Xxz, dia tinggal di rumah minimalis berlantai dua bercat putih dengan pagar depan berwarna hitam, itupun kalo dia belum pergi dari sana karena setelah pertengkaran kami waktu itu, gue sudah gak pernah menghubunginya lagi begitupun sebaliknya". Ujar Selena menyebutkan ciri - ciri rumah yg di tempati Miranda.
"Thanks atas informasinya, gue gak tau apa rencana lo di balik ini, tapi gue bener - bener berterima kasih karena udah di kasih tau informasi sepenting ini". Arunika tersenyum tipis, meski dalam hatinya masih meragukan sikap Selena yg tiba - tiba baik kepadanya, dia tetap berterima kasih pada perempuan di depannya ini. Arunika berharap perubahan Selena di depannya itu nyata bukan hanya drama.
"Gue hanya ingin berbuat kebaikan sebelum gue pergi ninggalin indonesia, setidaknya kepergian gue dari Jakarta tidak hanya meninggalkan kesan buruk karena dulunya gue jahat". Ucap Selena dengan pandangan sayu ke depan. Perempuan berbadan dua itu menyesal karena sudah berbuat jahat demi menuruti semua ambisinya.
"Emang lo mau pergi kemana?". Tanya Arunika lagi. Dalam hatinya Arunika membatin, 'apa gara - gara Selena hamil dia jadi berubah begini'.
"Gue mau pergi ke Jerman, gue udah mutusin untuk menetap disana, merawat dan membesarkan anak gue sendiri bersama papah gue, lagi pula disini gue tidak punya alasan yg jelas agar tetap tinggal". Kata Selena sambil tersenyum tipis, ada kegetiran disana mengingat semua kenangan yg telah di laluinya di indonesia, terlebih ada seseorang yg saat ini masih bertahta di hatinya.
Arunika mengernyitkan dahinya, "Bukankah lo punya alasan untuk menetap disini karena Erick, lo kan tergila - gila sama cowok tengil itu". Kata Arunika meminta penjelasan.
"Itu dulu sebelum gue sadar kalo cinta gak bisa di paksa, lagian bukannya kekasih Erick sudah kembali ya?, gue juga udah janji sama Erick gak akan ngusik hidup dia lagi dan akan pergi sejauh - jauhnya dari dia". Selena tersenyum kecut, hatinya merasa sakit saat mengingat bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan cinta Erick tapi malah penolakan yg dia dapat. Selena bertekad setelah dia pergi dari Indonesia dia ingin fokus pada kehidupan dan buah hatinya saja tanpa memikirkan cinta meskipun dalam hati kecilnya nama Erick akan tetap bersemayam di sana, karena Selena sadar bisa melihat Erick bahagia dengan pilihannya itu sudah membuatnya bahagia, Erick pantas mendapatkan perempuan yg lebih baik dari pada dia, dan menurutnya level mencintai tertinggi adalah saat mencintai seseorang tanpa mengharap balasan, cukup hatinya dan untaian doa yg menjadi saksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Ex (On Going)
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatimu dan membuat kepercayaanmu hilang terhadap lelaki, hingga menganggap semua lelaki itu sama, seperti pepatah "Habis manis sepah di buang". ...