Malam ini Erick akan merayakan ulang tahunnya di sebuah restoran ternama di jakarta, dia sudah mem-booking restorannya jauh - jauh hari sebelumnya, tidak lupa Erick mengundang sahabat dekat serta rekan kerjanya di kantor.
Di malam ini Erick berencana untuk melamar kekasih pujaannya untuk menjadi tunangannya, dia sudah menyiapkan cincin berlian yg sudah dua bulan lalu dia beli saat perjalanan bisnis ke luar negeri menemani pak bossnya, Devian.
Sebelumnya Erick sudah meminta anak buahnya untuk mencari tau tentang keluarga kandung Kiara seperti petunjuk dari bundanya, namun sampai saat ini belum ada kejelasan mengingat tuan Wilson masih berada di luar negeri, mungkin setibanya beliau di tanah air nanti Erick akan menemuinya secara pribadi.
Erick saat ini memakai kemeja navy dengan lengan yg di gulung sampai siku dan celana bahannya, tidak lupa rambut yg di sisir rapi menjadikan penampilannya terlihat sempurna. Erick berencana akan menjemput kekasihnya di apartement sambil mengantar sang bunda ke tempat Arunika, rencananya sang bunda akan berangkat bersama Arunika dan yg lainnya.
"Ayo bun kita berangkat". Ajak Erick sambil melihat jam yg melingkar di tangannya.
"Tunggu sebentar". Sang bunda meraih tasnya yg berada di atas meja lalu berjalan menghampiri putranya.
Kedua anak dan bunda itu berangkat bersama menuju apartement Kiara.
Tiga puluh menit perjalanan, mobil yg di kendarai Erick sampai di depan apartement Kiara, sang bunda sudah di tunggu oleh Arunika dan yg lainnya di lobby, sedangkan Erick naik ke lantai atas menjemput kekasihnya.
Arunika dan yg lainnya memutuskan untuk pergi ke restoran terlebih dahulu tanpa menunggu Erick, di dalam mobil yg di kendarai Devian terdapat Arunika yg duduk di samping kemudi, bunda Erick, dan Mikayla. Sedangkan Ayu, Johan dan Tika mereka memutuskan untuk satu mobil di susul mobil karyawan lainnya. Erick juga mengundang Clarissa dan Dennis yg memang sudah akrab semenjak tau kalo Dennis merupakan sahabat Arunika saat berada di luar negeri.
Sebenarnya Erick juga mengundang Raditya kembaran Arunika namun karena kondisi Raditya yg masih belum sembuh total, dia tidak bisa datang.
"Kalian sudah disini?". Tanya Kiara yg saat itu berjalan memasuki restoran bersama Erick dengan tangan yg saling bertautan.
Clarissa memutar bola matanya malas, "Kita selalu on time ya.. gak kayak lo yg punya acara malah lelet". Ucap Clarissa ketus, entah kenapa Clarissa malam ini terlihat bad mood.
Saat Kiara ingin menimpali ucapan Clarissa, Mikayla menegur mereka, "Sudah gak usah di terusin, malu di lihatin banyak orang". Lalu Mikayla menatap Erick, "Bisa kita mulai acaranya Rick?". Tanya Mikayla pada cowok di depannya ini.
Dan Erick pun memulai acaranya, dia memberi sedikit sambutan dan ucapan terima kasih atas undangan yg sudah hadir pada perayaan ulang tahunnya yg sederhana ini.
Sesudah acara tiup lilin dan potong kue, Erick menginterupsi semua yg ada disana untuk meminta waktunya sejenak.
Erick mengajak Kiara berdiri di tengah - tengah lalu dia berjongkok dengan menekuk satu lututnya di hadapan Kiara.
"Erick kamu mau apa?, cepat bangun". Kiara menarik tangan Erick agar bangkit dari jongkoknya.
Erick mengkode kekasihnya untuk diam sejenak, diambilnya tangan kanan kekasihnya lalu di genggamnya, "Kiara Anjani.. Mungkin aku bukan lelaki yg romantis di hidupmu tapi aku tulus mencintaimu dengan segenap jiwa ragaku, aku tidak bisa berjanji untuk tidak membuatmu menangis tapi aku akan mengusahakan agar kamu selalu bahagia di sisiku, Kiara.. Aku tau betul banyak lelaki yg mendekatimu namun kamu memilihku untuk menjadi kekasihmu dan sekarang aku ingin memintamu untuk menjadi tunanganku, hidup bersama denganku merajut cinta dan mengarungi bahtera rumah tangga, mewujudkan impian kita dalam membina keluarga kecil bersama selamanya". Erick menjeda ucapannya, dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak beludru warna merah yg berisi cincin berlian di dalamnya, "Kiara Anjani.. Will you be my fiance?". Erick menatap penuh harap kepada Kiara begitupun semua orang yg ada di sana menatap Kiara yg saat ini tengah menitikkan air mata haru'nya sambil menutup mulutnya. Kiara tidak menyangka di hari ulang tahun kekasihnya malah dia yg di beri kejutan dengan lamaran dadakannya.
Perasaan bahagia membuncah di dadanya, dia sampai tidak bisa berkata - kata, dalam hatinya meneriakkan kata 'iya' namun kata itu hanya tertelan di tenggorokan saja saking senangnya.
Dengan senyum lebarnya Kiara menganggukkan kepalanya mantap, Kiara menerima lamaran dari Erick, kekasih yg sudah memperjuangkannya mati - matian dan bersedia menerima semua kekurangannya, tidak ada alasan untuk menolak lelaki sebaik dan setampan Erick, lelaki sempurna yg telah hadir di hidupnya dan selalu mendampinginya melewati lika - liku dalam hidupnya.
Tepuk tangan dan sorakan semua orang yg berada di sana menyadarkan Kiara dari kenangan - kenangan yg sudah di lalui bersama Erick, dapat Kiara lihat tatapan bahagia dari orang - orang terdekatnya. Mereka ikut merasakan kebahagiaan yg saat ini dirasakan oleh Kiara maupun Erick.
Seperti halnya Devian yg sedang duduk di samping Arunika, Devian membayangkan jika dia berada di posisi Erick saat ini yg telah melamar kekasih pujaannya dengan suasana romantis, pastinya dia akan menjadi orang paling bahagia di muka bumi ini.
Erick bangkit dari jongkoknya dan meraih cincin itu lalu di sematkan pada jari manis Kiara, di kecupnya perlahan punggung tangan yg sekarang telah resmi menjadi tunangannya.
"Terima kasih telah menerimaku menjadi tunanganmu, aku mencintaimu". Ucap Erick dengan tatapan penuh cinta.
"Aku juga sangat mecintaimu". Kiara membalasnya dengan senyum termanisnya yg tak pernah di tunjukkan pada siapapun kecuali Erick.
Erick merengkuh tubuh ramping Kiara membawanya masuk ke dalam dekapannya.
***
"Hallo apa ada informasi terbaru?". Tanya Rio pada anak buahnya di seberang sana yg di tugaskan untuk mencari keberadaan Miranda.
Rio tidak bisa menjalankan rencananya tanpa adanya Miranda karena itu ide Miranda dan dia yg terlibat penuh untuk menjalankan aksinya.
"Maaf boss sampai saat ini kita belum mengetahui keberadaan nona Miranda". Ucap seseorang di seberang sana.
"Bodoh.. mencari wanita satu saja tidak becus, saya tidak mau tau pokoknya kalian harus segera menemukan Miranda dan bawa kehadapan saya". Kata Rio murka.
Dia marah karena kehilangan jejak Miranda, bahkan terakhir kali wanita itu menghubunginya satu minggu sebelum menghilang, namun sayangnya panggilan itu tidak Rio angkat karena saat itu Rio sedang bertemu kliennya. Dan saat itu Rio mengatur nada dering di ponselnya menjadi senyap sehingga dia tidak mendengarnya.
Dalam benaknya sempat terlintas jika Miranda bisa saja berkhianat di belakangnya dan memilih menjalankan rencananya sendiri mengingat Miranda begitu menggilai seorang Devian Aldebaran Mahawira.
Rio memutuskan panggilan sepihaknya tanpa mau tau jika seseorang di seberang sana tengah mengumpatinya habis - habisan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Ex (On Going)
TeenfikceBagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatimu dan membuat kepercayaanmu hilang terhadap lelaki, hingga menganggap semua lelaki itu sama, seperti pepatah "Habis manis sepah di buang". ...