Identitas Kiara?

70 4 0
                                    

"Gapapa kan gue gabung disini". Ucap seseorang yg sudah duduk di samping Arunika dengan senyum mengejek kearah Devian, lalu dia menoleh kearah Arunika, "Udah lama gak ketemu tambah cantik aja lo Run". Godanya pada Arunika sambil menaik turunkan alisnya.

Devian dan Arunika terkejut melihat seseorang yg hadir di depannya, seseorang yg merupakan teman SMA'nya dulu yg juga biang kerok dari ide gila taruhan itu, siapa lagi kalo bukan Rio si playboy'nya SMA Cempaka.

Setelah lama menghilang tiada kabar, Rio muncul kembali di hadapan Devian dan Arunika dengan tampangnya yg masih seperti dulu, angkuh dan sok keren.

Devian menatap Rio yg berada di samping Arunika dengan tatapan tajam dan tangan mengepal bersiap ingin memberi bogeman pada manusia tak tahu diri di depannya itu, belum sempat Devian menyahuti ucapan Rio tiba - tiba ponsel Arunika berbunyi, atensi Devian serta Rio beralih kearah Arunika yg sedang mengangkat panggilan teleponnya sambil berjalan sedikit menjauh dari mejanya.

Lima menit kemudian Arunika kembali dengan wajah sedihnya yg kentara sekali habis menangis, Arunika segera meraih tasnya dan mengajak Devian pergi dari restoran itu.

"Dev kita balik sekarang". Devian yg tau Arunika sedang buru - buru pun hanya menurut saja.

Devian menganggukkan kepalanya, "Ya kamu bisa ke mobil dulu, aku mau bayar". Devian dan Arunika berpisah saat tiba di depan kasir.

Lima menit kemudian Devian masuk ke dalam mobilnya dan bergegas mengemudikannya saat melihat Arunika sudah siap dengan safety belt di dadanya.

Devian menoleh ke arah Arunika, "Kita mau kemana?". Tanya Devian pada Arunika yg sedari tadi diam melamun menatap kosong keluar jendela.

Arunika menghela nafas panjangnya, "Kita ke rumah sakit tempat Kayla kerja, Radit kecelakaan tertusuk pisau". Ujarnya lirih. Arunika mengingat sehabis pulang dari kantor tadi dia menjadi kurang fokus hingga mendapat cubitan kecil di lengannya dari Kiara, hatinya merasa ada yg janggal dan akan terjadi sesuatu padanya. Ternyata memang benar ucapan orang - orang  kalo ikatan batin antara saudara kembar itu sangat kuat, satu terluka yg satunya pasti ikut merasakan.

Devian menggenggam jemari Arunika sambil mengelusnya, "Kamu yg sabar ya, berdo'a saja semoga kembaran kamu baik - baik saja dan lekas sembuh". Ucap Devian mencoba menenangkan hati Arunika yg sedih.

Arunika menoleh ke samping kearah Devian, "Makasih Dev kamu udah buat aku jadi lebih tenang". Ujar Arunika sambil tersenyum tipis. Meski di wajahnya tersenyum tapi tidak bisa di pungkiri jika sorot matanya menyimpan kesedihan dan kekhawatiran.

Sedangkan dalam hati Devian juga ketar - ketir saat mendengar jika Raditya kembaran kekasihnya berada di indonesia, Devian takut kalo Radit akan menjadi penghalang hubungannya dengan kekasihnya atau bahkan Radit bisa saja membuatnya kehilangan Arunika untuk yg kedua kalinya. Namun untuk sekarang Devian berjanji akan mengejar Arunika kemanapun dia pergi, Devian juga akan berjuang untuk mendapat kepercayaan dari Raditya terutama dari kekasihnya. Devian ingin membuktikan pada semuanya jika cintanya tulus pada Arunika dan hanya Arunika lah yg sedari dulu bertahta di hatinya.

Tiga puluh menit perjalanan kini mobil yg di kemudikan Devian tiba di depan salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta. Devian dan Arunika bergegas turun dari mobil lalu berjalan menuju ruangan IGD, saat tiba di depan IGD Arunika sudah di tunggu oleh Mikayla sahabatnya sekaligus dokter umum yg tadi menangani kembarannya.

"Ikut gue Run, lo harus segera tanda tangani surat persetujuan operasinya agar Radit bisa segera di operasi". Sambar Mikayla saat meihat Arunika dan Devian berjalan menghampirinya, Mikayla langsung menggeret lengan Arunika dengan cepat dan berjalan menuju ruangannya untuk menandatangi surat itu. Arunika dengan pasrah mengikuti langkah Mikayla.

"Gue pinjem Arun dulu Dev". Pamit Mikayla sambil menepuk pundak Devian dan di balas anggukan oleh Devian.

Devian yg melihat kekasihnya di bawa pun hanya menghela nafasnya pasrah, Devian memilih duduk di depan ruang IGD bersama dua orang pria yg ternyata merupakan sahabat dari Raditya.

Saat Devian duduk di kursi tunggu atensi kedua pria itu beralih pada Devian di sampingnya. Dua orang itu saling tatap lalu salah satu dari mereka memilih bertanya pada Devian.

"Apa anda kenal dengan boss Radit?". Tanya pria itu yg menelisik penampilan Devian dari atas hingga bawah. Matanya memicing waspada pada Devian.

***

Setelah mengantarkan Kiara pulang ke apartement, Erick langsung kembali ke apartementnya karena bundanya tadi berpesan ada yg ingin di bicarakan dengannya.

Setengah jam Erick tiba di apartementnya kembali, bundanya sudah menunggunya duduk di sofa ruang tamu.

"Ada apa Bun?". Tanya Erick yg saat itu sudah mendudukkan dirinya di samping sang bunda.

"Bunda mau bicara soal Kiara kekasihmu". Bunda Erick menatap putranya dengan tatapan serius.

"Ada apa dengan kekasihku bun?, apa bunda keberatan kalo Erick memilih Kiara sebagai pasangan Erick seperti ayah dulu?". Tanya Erick yg ikut menatap sang bunda serius juga.

"Jangan salah paham dulu Rick, bunda sangat setuju kamu bersama dengan Kiara apalagi kalo sampai kalian bisa ke jenjang yg lebih serius lagi". Bunda Erick menatap sang putra dengan tatapan yg tidak bisa di artikan, "Bunda hanya penasaran dengan asal usulnya, Entah kenapa bunda punya feeling jika Kiara bukanlah gadis sembarangan". Imbuh bunda Erick.

"Maksud bunda gimana sih Erick gak ngerti". Erick menatap bingung kearah bundanya.

"Saat pertama bunda melihat wajah Kiara bunda seperti melihat wajah mendiang sahabat bunda dalam versi muda, sahabat bunda dulunya meninggal karena melahirkan putri pertamanya, namun belum sempat keluarga besar melihat bayi itu musuh dari Wilson corp menculiknya dan membawanya entah kemana". Bunda Erick menjeda kalimatnya sambil menepuk pelan pundak putranya. "Itu hanya praduga bunda nak, tapi jika memang benar Kiara adalah bayi itu sungguh pasti keluarga mereka akan sangat senang karena cucu serta pewaris tunggal mereka masih hidup". Lanjutnya.

"Kalo boleh tau apa nama marga keluarga sahabat bunda itu Bun?". Tanya Erick yg penasaran dengan cerita bundanya. Mungkin setelah ini dia akan diam - diam mencari tau semuanya, Erick akan bertanya pada kekasihnya dimana panti asuhan tempatnya tinggal dulu, dan setelah semuanya terbukti kebenarannya Erick akan memberitahu pada kekasihnya semuanya.

"Nama marganya Wilson, mempunyai perusahaan bernama Wilson Corp yg tak kalah besar dari MW Group yg sekarang masih di pimpin oleh ayah dari mendiang sahabat bunda, tuan Wilson". Terang sang Bunda. Erick pun menganggukkan kepalanya, dia sangat mengenal perusahaan itu bahkan sekarang MW Group sedang bekerja sama dengan perusahaan Wilson Corp.

"Ya, Erick mengenalnya bahkan sekarang perusahaan MW Group sedang bekerja sama dengan Wilson Corp". Kata Erick. Bunda Erick yg mendengar penuturan putranya menjadi berbinar cerah seperti langsung mendapatkan ide di kepalanya.

"Benarkah?", tanya bunda Erick yg langsung dia angguki oleh sang putra. "Kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi tentang keluarga Wilson dan mencocokkannya dengan identitas Kiara". Ujar Bunda Erick dengan antusias, "Semoga hasilnya tidak mengecewakan". Imbuhnya. Bunda Erick sangat berharap jika Kiara adalah putri dari mendiang sahabatnya yg telah lama hilang semenjak baru lahir.

"Erick juga berharap begitu Bun, Erick tidak tega melihat wajah sendu Kiara saat mengingat dia tidak memiliki keluarga satupun di dunia ini". Erick menerawang jauh mengingat wajah kekasihnya yg selalu saja iri dan cemburu apabila melihat sebuah keluarga bahagia sedang melintas di depannya.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang