Keesokan harinya saat Rio masih bergelung di dalam selimutnya dia di kagetkan oleh dering di ponselnya, dengan malas dia bangkit dari tidurnya, saat di lihat ternyata yg menelpon adalah anak buahnya Rio pun segera mengangkatnya, dalam hatinya berkata jika nanti kabar yg di sampaikan oleh anak buahnya tidak penting dia akan memberi mereka pelajaran karena telah mengganggu waktu istirahatnya.
"Hallo". Suara Rio terdengar serak khas bangun tidur.
"Maaf Boss mengganggu waktunya, tapi saya ada kabar baik untuk pak Boss". Ucap seseorang di seberang sana.
"Cepat katakan jangan berbelit - belit". Rio yg masih mengantuk menjadi kesal karena anak buahnya tidak langsung to the point.
"Begini Boss kami sudah menemukan keberadaan nona Miranda". Kata anak buah Rio di seberang sana.
"Kamu serius.. dimana dia sekarang?, kenapa gak langsung kalian bawa dia kehadapanku". Mata yg semula mengantuk menjadi cerah seketika saat mendengar tentang Miranda.
"Nona Miranda saat ini berada di dalam penjara Boss, Nona Miranda tertangkap tepat seminggu yg lalu setelah dia menelpon pak boss". Anak buah Rio mengatakan apa yg dia dapatkan selama menyelidiki hilangnya Miranda.
"Bagaimana bisa?". Tanya Rio yg penasaran tentang kronologi tertangkapnya Miranda.
"Sepertinya ada yg membocorkan tempat persembunyian nona Miranda pada pihak polisi Boss, sehingga saat nona Miranda keluar rumah sudah di intai oleh mereka". Anak buah Rio tau semua itu karena berhasil meretas cctv yg berada di depan supermarket, tempat yg Miranda kunjungi sebelum menghilang.
"Selidiki siapa yg membocorkannya dan tetap awasi di sekitar apabila ada yg mencurigakan, segera lapor pada saya". Ucap Rio dengan tatapan mata tajam yg menyorot ke depan.
"Baik Boss".
"Kerja bagus, nanti bayaran kalian akan saya transfer". Setelah itu Rio memutuskan panggilannya sepihak.
"Shit.. Gue akan buat perhitungan sama orang yg berani merusak rencana gue". Geram Rio dengan mata berkilat penuh amarah dan tangan terkepal erat.
Rio menekan kembali ponselnya mencari nama seseorang untuk di hubungi, dering ketiga panggilan langsung di angkat oleh seseorang di seberang sana.
"Hallo ada Yo?". Tanya seseorang di seberang sana.
"Gue butuh bantuan lo, temui gue di tempat biasa". Jawab Rio yg langsung mengutarakan maksudnya.
"Ok, gue meluncur sekarang". Kata seseorang di telepon, lalu panggilan mereka berakhir.
Rio bergegas keluar rumah setelah cuci muka dan mengganti pakaiannya, Rio mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata - rata, dia tidak mau seseorang yg akan menjadi partnernya menunggu terlalu lama, lagi pula ada hal penting yg ingin dia bahas dan pastinya memakan waktu lama.
Dua puluh menit kemudian, Rio sampai di depan markas gengnya yg berada di tengah hutan bersamaan dengan seseorang yg tadi dia telepon, anak buahnya menunduk saat melihat Rio memasuki markas bersama orang asing, mereka ingin bertanya namun takut dengan tatapan tajam Rio yg menyiratkan tidak ada yg boleh ikut campur urusan pribadinya.
Rio membawa partnernya ke ruang tengah agar bisa berbicara empat mata dengan leluasa, selain ruangannya kedap suara disana juga salah satu tempat yg sering di gunakan Rio dan anak buahnya untuk membahas hal - hal penting. Rio mengunci pintunya, lalu dia mendudukkan pantatnya di samping partnernya sambil membawa dua kaleng soda di tangannya. Rio mengutarakan maksudnya yg ingin meminta bantuan pada partnernya untuk membebaskan Miranda, dan setelah Miranda bebas dia akan menjalankan rencananya untuk memisahkan Devian dan Arunika, Rio juga ingin balas dendam pada Devian karena telah mengasingkannya di tempat terpencil selama ini, tanpa Rio ketahui yg mengasingkan itu bukan Devian melainkan Raditya kembaran Arunika.
***
Kondisi kesehatan Raditya semakin membaik, dokter mengatakan lusa Raditya sudah di perbolehkan untuk pulang dengan catatan harus kontrol seminggu sekali untuk mengecek luka bekas operasinya.
Saat ini Raditya tengah di temani oleh Arunika dan Ayahnya di ruangannya, mereka bertiga sedang menonton tv, hingga ayahnya bertanya pada Arunika dan itu membuat atensi Raditya yg semula fokus pada televisi menjadi teralihkan pada mereka berdua.
"Arun kapan acara pernikahan Cyntia di gelar?". Tanya tuan Bagas pada putrinya.
"Lusa pemberkatan Yah dan di lanjutkan acara resepsi". Jawab Arunika menoleh sekilas kearah Ayahnya lalu fokus lagi menatap tv di depannya.
"Oh ya.. Apa kamu yg menjadi bridesmaidnya?". Tanya Ayahnya lagi, sedangkan Radit masih menyimaknya.
"Iya aku sama Mikayla Kiara juga Clarissa dan empat sahabat kak Cyntia, bukannya Ayah dapat undangannya ya?". Arunika mengernyitkan dahinya bingung.
"Itu yg mau Ayah tanyakan sama kamu, berarti benar kalo Cyntia itu menikah dengan putranya Rini Mahawira?, Ayah kira calon menantu Rini itu Cyntia lainnya".
"Iya Yah, kan Arun pernah cerita sama Ayah kalo kak Cyntia itu tunangannya Dokter Dafa".
"Berarti kamu gak bisa berangkat sama Ayah dong, padahal Ayah pengen ngenalin kamu kepada rekan bisnis Ayah disana". Raut wajah Tuan Bagas berubah sedikit kecewa.
Arunika yg melihat perubahan wajah ayahnya menjadi tidak enak hati, "Maaf Yah, Arun sudah janji akan berangkat bareng Devian".
"Gapapa ayah ngerti kok, lagian kamu harus berangkat lebih dulu sebelum para tamu datang kan, jangan ngecewain Cyntia di hari bahagianya ya.. Tadi Ayah cuma nanya aja". Ujar tuan Bagas sambil mengelus rambut panjang putrinya.
"Makasih Ayah, nanti kalo Arun gak sibuk pasti akan nyamperin ke tempat ayah kok". Ucap Arunika sambil memeluk tuan Bagas.
"Memang bisa..?, Bukankah Devian juga menjadi groomsmen'nya ya?, pastinya dia akan nahan kamu supaya gak beranjak dari sisinya, sebucin itu ternyata Devian sama putri cantik Ayah". Goda tuan Bagas membuat Arunika menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang Ayah sambil mengeratkan pelukannya, Arunika tersenyum malu membayangkannya. Sedangkan Raditya mendengus kesal mendengar Ayahnya begitu antusias mendukung hubungan kembarannya dengan Devian.
Saat tuan Bagas ingin berucap lagi, Raditya menyela permbicaraan mereka, "Biar aku yg antar, gak usah berangkat bareng dia". Ucap Raditya dengan raut wajah datar. Arunika yg mendengar itu menghela nafasnya lelah, kembarannya mulai lagi.
Sedangkan tuan Bagas mengeryit bingung lalu kemudian terkekeh kecil, "Kamu tenang aja Boy Devian bisa menjaga adik cantikmu ini, lagian mereka sangat serasi dan ayah setuju jika mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar atasan dan bawahan". Ucap tuan Bagas. Tuan Bagas mengira jika Raditya melarang Arunika pergi dengan Devian karena khawatir seperti yg biasa Raditya lakukan selama ini, maklum saja saat Raditya tau jika Arunika adalah saudara kembarnya yg terpisah dahulu dia berubah menjadi semakin protektif terhadap Arunika dan selalu mengawasinya melalui anak buahnya dari jauh.
Saat Raditya ingin menjawab ucapan Ayahnya, Arunika menatapnya dengan pandangan melotot, akhirnya Raditya memilih bungkam dengan hati yg kesal, Raditya melengos kesamping dan tidak mau menatap kearah Arunika.
"Tau tuh Yah padahal aku sudah besar, aku juga bisa jaga diri sendiri, harusnya Radit itu mengurusi urusan pribadinya dan mulai mencari cewek, kan gak etis kalo nanti dia jadi perjaka tua". Arunika mencoba mengalihkan pembicaraan dengan membahas Raditya.
"Nah ayah setuju dengan ucapan adikmu Dit, cobalah berubah lebih ramah pada perempuan di sekitarmu, ayah rasa mereka juga punya feeling sama kamu tapi takut dengan sikap dingin dan misteriusmu itu". Nasehat tuan Bagas yg di tanggapi dengan dengusan kasar dari Raditya.
"Radit lebih suka menjadi diri sendiri Yah bukan berubah mengikuti gaya orang lain, lagi pula Radit itu mencari cewek yg mau nerima Radit apa adanya bukan ada apanya". Tutur Raditya.
Arunika yg mendengar penuturan saudara kembarannya itu menjadi speechless, dia tidak menyangka jika kembarannya akan berkata bijak seperti itu, biasanya jika membahas perihal cewek Raditya akan diam saja tanpa menyahutinya.
Tuan Bagas pun tersenyum bangga menatap putranya sambil menepuk pundak putranya, "Ayah suka dengan prinsipmu".

KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Ex (On Going)
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatimu dan membuat kepercayaanmu hilang terhadap lelaki, hingga menganggap semua lelaki itu sama, seperti pepatah "Habis manis sepah di buang". ...