71.

64 2 0
                                    

Disinilah Marina berada, di sebuah restoran terdekat dari kantor polisi tempat Marissa di tangkap.

Asisten pribadi tuan David memilih mengajak Marina untuk masuk ke dalam private room agar pembicaraan mereka tidak ada yg mendengarnya.

Setelah memesan makanan, asisten pribadi tuan David menatap Marina dengan tatapan datar dan mengintimidasi, Marina yg masih ketakutan karena akan terseret kasus Marissa pun hanya berdiam diri sambil menundukkan wajahnya. Marina ketar - ketir dengan apa yg akan asisten pribadi tuan David ini bicarakan padanya, dia gelisah kalau sampai pria di depannya ini mengetahui rahasia kelamnya yg telah lama dia tutupi.

Deheman dari asisten pribadi tuan David membuyarkan lamunan Marina, Marina memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap asisten pribadi tuan David.

"Apa yg ingin anda bicarakan pak?". Tanya Marina dengan nada sedikit gemetar.

"Saya ingin bertanya perihal yg terjadi dengan Nyonya Marissa". Asisten pribadi tuan David sengaja menjeda kalimatnya, di tatapnya Marina dengan intens agar mengetahui seberapa jujur wanita di depannya ini, "Apa benar Nyonya Marissa mengalami gangguan pada mentalnya seperti yg di tuturkan oleh polisi tadi?". Tanyanya.

Mendengar pertanyaan dari asisten pribadi tuan David, hati Marina yg tadinya gelisah pun mendadak lega karena saat ini posisinya masih aman belum terendus oleh siapapun kalo dia juga terlibat dalam pembunuhan saksi mata kematian Raline yg tak lain adalah Kinara.

Marina mencoba mengatur mimik wajahnya untuk bersikap biasa saja, dia bersiap menjawab pertanyaan pria di depannya dengan tenang. "Benar tuan, saya juga memiliki rekam medisnya saat Marissa di rawat di rumah sakit bandung kemarin, bahkan dokter disana menyarankan agar Marissa di bawa ke psikiater saat sampai di jakarta".

"Bagaimana bisa?, bukankah saat bertemu dengan tuan David kemarin kondisinya masih baik - baik saja". Kata asisten pribadi Tuan David.

Marina yg mendengar kalimat dari asiten tuan David pun tersenyum smirk, terlintas di otaknya ide licik agar pihak tuan David merasa bersalah dan mengurangi masa tahanan Marissa. "Ya, Marissa terguncang karena tiba - tiba di ceraikan oleh tuan David, Marissa memang sempat terpuruk dengan masalahnya saat itu tapi dia mencoba bangkit untuk memperbaiki rumah tangganya dengan Tuan David namun tuan David mematahkan semangatnya dengan memaksanya menandatangani akta cerai itu". Marina mengarang cerita dengan memasang mimik wajah sendu berharap pria di depannya percaya padanya.

"Saya rasa apa yg di lakukan oleh tuan saya itu wajar mengingat adik anda sudah selingkuh di belakangnya dan menipunya, apalagi sekarang adik anda terbukti sebagai terdakwa atas kasus pembunuhan nyonya Raline sebelas tahun silam". Ujar asisten pribadi tuan David sudah menebak jika ini akan terjadi, sang asisten pribadi sudah bisa membaca jika Marina pasti akan mengambil keuntungan dari pertanyaan basa - basinya. Ya, asisten pribadi tuan David sengaja mengulur waktu agar Marina tidak pergi jauh dari pantauan polisi karena status Marina sekarang sebagai tersangka, tidak lupa sang asisten pribadi diam - diam menshare location pada salah satu pihak polisi tentang keberadaannya sekarang.

"Harusnya nyonya Marissa menerima konsekuensi atas perbuatannya karena tuan David tidak akan tinggal diam jika itu sudah menyangkut orang yg dia sayang apalagi adik anda telah membunuh nyonya Raline". Asisten pribadi menatap Marina dengan tatapan nyalang, "Tuan David juga akan membasmi siapa saja orang yg terlibat di dalamnya, termasuk orang yg berani melenyapkan saksi mata atas meninggalnya nyonya Raline". Lanjutnya sambil menyeringai melihat wajah wanita di depannya pucat pasi.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang