Bukti baru tentang Marissa

73 1 0
                                    

"Aku dimana?". Gumam Arunika saat baru bangun tidur, Arunika menatap kamar yg di tempatinya terasa asing, ini bukan kamarnya juga bukan kamar Kayla, saking seringnya dulu dia menginap di rumah Kayla Arunika sampai hafal dekorasi di setiap sudutnya. Arunika diam sejenak berpikir apa yg telah terjadi tadi malam sampai dia bisa berada di dalam kamar yg entah siapa pemiliknya, Saat termenung memikirkan kejadian yg di laluinya tadi malam, Arunika langsung menepuk keningnya karena baru sadar jika dia sedang menginap di mansion keluarga Mahawira. Arunika saat ini berada di kamar tamu lantai dua. Saat Arunika akan beranjak dari atas ranjang, tiba - tiba pintu di ketuk dari luar, Arunika menjawab sambil melangkahkan kakinya untuk melihat siapa yg berada di balik pintu tersebut.

Ceklek

"Maaf nona mengganggu istirahatnya, saya di suruh mengantarkan baju ganti anda oleh nyonya besar". Ucap salah satu maid kepercayaan keluarga Mahawira.

"Terima kasih mbak". Ucap Arunika sambil menerima paper bag dari maid itu, setelahnya maid pun pamit undur diri karena masih ada pekerjaan yg belum di selesaikan.

Arunika bergegas ke kamar mandi dan bersih - bersih sebelum di panggil agar turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama.

Sejenak Arunika diam di depan cermin meja rias yg berada di kamar itu, terlintas di pikirannya bagaimana kalo Marissa sampai mengetahui jika dia berada disini, pasti Marissa akan curiga padanya dan semua orang terdekatnya, Arunika tidak mau kalo rencana yg telah dia susun rapi bersama oma dan yg lainnya akan gagal.

Arunika lupa akan hal itu tadi malam sehingga dia nurut saja saat diajak oma Renata untuk menginap di Mansionnya, karena memang setelah pulang dari Kay's Cafe Arunika berbicara dengan oma Renata di kamar beliau untuk membahas hal yg serius mengenai rencana mereka kedepannya agar Marissa bisa segera mendapat hukuman yg setimpal.

Arunika meraih ponselnya yg tergeletak di atas nakas, dia menghubungi oma Renata dan menyampaikan apa yg ada di pikirkannya dan saat mendengar jawaban oma Renata Arunika menjadi lega, pasalnya Marissa sejak dari mall tadi malam belum pulang ke mansion sama sekali, dan oma pun tidak tau keberadaannya.

Setelah memutuskan panggilannya dengan oma Renata, Arunika ganti menelpon Raka untuk memastikan sesuatu dan mencari informasi dimana keberadaan Marissa karena Arunika tidak mau jika sampai lengah dan membuat Marissa dengan mudah melakukan rencana jahat lainnya.

Arunika tersenyum menyeringai saat mendengar apa yg di katakan oleh Raka barusan, Arunika mendapat satu bukti lagi tentang Marissa yg akan dia tunjukkan pada oma Renata agar keluarga Mahawira tidak di bodohi dan di manfaatkan terus oleh Marissa.

Setengah jam bersiap - siap akhirnya Arunika turun ke lantai bawah setelah tadi oma Renata menghampirinya ke kamar. Arunika melangkah ke meja makan bersama oma Renata, disana sudah ada tuan David dan Devian yg sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Mereka memulai sarapan pagi ini dengan hening, meski sesekali oma Renata basa - basi bertanya tentang Marissa yg tidak kelihatan batang hidungnya.

"Biarin saja Mah, David sudah gak peduli dia mau pulang atau tidak". Ujar tuan David datar pada oma Renata. Oma Renata mengernyit bingung, beliau merasa aneh dengan sikap cuek putranya, biasanya walaupun putranya tidak mencintai Marissa tapi masih bersikap baik dan menghargainya sebagai pasangan, tapi sekarang David berbeda, beliau yakin pasti putranya mengetahui sesuatu tentang Marissa hingga membuat putranya seperti kecewa pada Marissa.

"Maksud kamu gimana David?, bagaimanapun juga dia masih sah menjadi istri kamu, mamah gak mau dia bertingkah di luar sana dan membuat citra keluarga kita menjadi jelek". Oma Renata menatap putranya meminta penjelasan.

"Nanti David ceritakan semuanya Mah, sekarang David harus ke kantor karena ada meeting, ayo Dev Arun kita berangkat bareng". Kata tuan David bangkit dari duduknya mengajak Devian dan Arunika berangkat bareng.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang