Johan berjalan cepat memasuki kantor, saat di lantai satu dia berpapasan dengan Tika dan Ayu yg habis dari toilet, Ayu yg melihat tingkah aneh Johan pun memanggilnya agar berhenti.
"Johan". Panggil Ayu, Johan segera menoleh dan menghentikan langkahnya ketika dia mendengar ada yg memanggilnya.
"Ada apa Yu?". Tanya Johan sambil celingukan ke kanan dan kiri dengan raut wajah takut.
"Kenapa lo?, lagi di kejar rentenir?". Bukannya menjawab pertanyaan Johan, Ayu malah balik bertanya padanya, dia penasaran pada sahabatnya itu yg tidak biasa berjalan cepat tanpa menghiraukan sekitarnya.
"Ini lebih serem dari pada di kejar rentenir". Jawab Johan yg masih melihat sekitarnya.
"Napa dah lo?, cerita deh, siapa tau kita bisa bantu". Ucap Ayu yg di angguki oleh Tika, Tika juga sama penasarannya dengan Ayu saat melihat Johan yg berbeda dari biasanya, seperti sedang menghindari seseorang.
"Oke, tapi gak disini". Johan menggeret tangan Ayu dan Tika untuk berjalan di sisi kanan dan kirinya untuk mengikutinya. Dengan pasrah Ayu dan Tika menurut pada Johan yg entah mau membawa mereka kemana.
Sesampainya di taman belakang kantor Johan melepaskan cekalan kedua tangannya pada tangan Ayu dan Tika, dengan gerakan dagu Johan menyuruh kedua cewek itu untuk duduk di bangku itu, lalu Johan menatap mereka bergantian sambil menghela nafas panjang.
"Lo kenapa dah, cepet cerita sebelum jam masuk kantor dan pak Devian datang, bisa kena omel gue kalo telat". Gerutu Ayu yg sedari tadi melihat Johan hanya diam menghela nafas dan tidak mau buka suara.
"Itu masalahnya Yu, gue tadi ketemu sama pak Bos tapi dia kayak marah banget gitu sama gue, seperti harimau ingin menerkam mangsanya, apalagi tatapannya tajam bak elang". Ujar Johan sambil bergidik ngeri mengingat tatapan tajam yg Devian tunjukkan padanya.
"Emang lo ngelakuin kesalahan apa?". Tanya Tika menatap Johan serius.
"Gue gak tau kesalahan gue apa, seingat gue gak bikin kesalahan apapun saat bekerja". Johan mengernyitkan dahinya, dia berpikir keras siapa tau dia lupa kalo pernah melakukan kesalahan saat bekerja tapi tidak minta maaf dan memperbaikinya, tapi selama merenung dia tak mengetahui apa kesalahannya.
"Emang tadi lo ketemu pak boss dimana sih?". Tanya Ayu yg berpikir mungkin Johan melakukan kesalahan yg tidak dia sengaja saat berangkat tadi.
"Di parkiran, tadi gue berangkat bareng Arun tiba - tiba pak boss muncul memanggil Arunika dan berjalan menghampiri gue dan Arun dengan tatapan tajamnya bak elang menghunus mata gue, gue yg takut jika di terkam di tempat langsung pamit pergi". Curhat Johan. Ayu dan Tika langsung menoleh secara bersamaan, kedua cewek itu memiliki pikiran yg sama. Johan emang nyari masalah telah membangunkan macan tidur, semoga setelah ini Johan masih bisa bekerja bersama mereka.
"Lo ngapain berangkat bareng Arun?, cari mati lo". Ucap Ayu yg memang suka ceplas - ceplos kalo bicara.
"Gue tadi gak sengaja ketemu dia di seberang jalan depan cafe yg terkenal itu, gue hampiri dan ajak dia berangkat bareng karena jalanan emang padat banget, gue takut dia telat karena kelamaan nyeberang dan di marahin sama pak boss". Johan yg mungkin lupa jika Arunika mantan kekasih yg masih sangat di cintai oleh Bossnya itu, tidak mungkin bila Devian tega memarahi Arunika hanya karena telat. Ayu dan Tika menepuk keningnya secara bersamaan mendengar ucapan Johan.
"Emang elo suka nyari masalah ya Jo, harimau tidur lo bangunin ya jelas marahlah". Gereget Ayu pada Johan yg tidak peka jika pak Bossnya cemburu.
"Ck, jangan muter - muter deh Yu, cepat jelasin maksud lo, pusing gue". Ucap Johan sambil mengacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Ex (On Going)
Teen FictionBagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatimu dan membuat kepercayaanmu hilang terhadap lelaki, hingga menganggap semua lelaki itu sama, seperti pepatah "Habis manis sepah di buang". ...