"Kenapa kita nggak satu sekolah lagi sih,bang?kemarin waktu SMP nggak satu sekolah,sekarang SMA juga nggak"tanya Arunika pada laki-laki yang sedang sibuk dengan sepatunya itu.
Laki-laki itu bergeming,dan terus fokus pada aktivitasnya.Membuat Arunika kesal.
"Bang,gue lagi nanya sama lo"
Setelah selesai dengan kegiatannya,laki-laki yang jauh lebih tinggi dari Arunika itu berdiri tegap didepan Arunika.
"Gue yang mau"jawab Magandra-saudara kembar Arunika itu.
"Kenapa?nanti kalau gue nggak punya teman gimana?"
"Makanya hilangin sifat introvert lo,Arunika!"ucap Magandra menatap tajam saudarinya."Udah cukup,gue jadi teman lo waktu kecil"
"Nanti kalau penyakit lo kambuh,gimana?"
"Nggak akan""Maga-Ika"
Mereka menoleh bersama saat mendengar panggilan itu.Terdapat pria setengah baya dengan stellan jas rapi,dan berjalan mendekati keduanya.
"Magandra,berangkat sama papa"ucap Rafa.
"Iya pa"balasnya tersenyum.
"Arunika?nggak diantar papa?"sela gadis itu.
Rafa menoleh pada Arunika."Kita beda arah,papa sama Magandra kan satu arah.Lagian juga kamu udah besar,berangkat sendiri"
"Tau lo!berangkat sendiri sana"sambung Magandra .
Arunika memutar bola matanya malas."Iya-iya,Arunika berangkat sendiri"
"Kamu bawa motor,mobil kamu dipakai Bunda,buat antar Naura"ujar Rafa memberi tahu.
Arunika melotot."Kenapa nggak bilang Ika dulu sih,pa?"
"Yaudah sih,Ka.Orang yang pinjam Bunda,bukan orang lain"tambah Magandra.
Arunika menghela nafas kasar."Arunika berangkat"-§€m€§T∆-
Arunika mencari namanya diantara deretan siswa yang tertulis pada kertas yang ditempel pada mading sekolah.
Ketemu,X IPA 4.Itu kelasnya.Segera ia berbalik arah,membelah keramaian para siswa yang juga sedang mencari namanya masing-masing.
Arunika melihat setiap kelas yang dilewatinya,ternyata kelasnya itu berada dilantai tiga.Cukup lelah ia mencarinya.Dengan langkah pelan,Arunika memasuki kelas yang cukup ramai itu.Ia duduk disalah satu bangku yang masih kosong.
Tak lama kemudian,ada seorang perempuan yang tiba-tiba duduk disamping Arunika.Perempuan dengan rambut berkuncir satu itu,mengulurkan tangannya pada Arunika seraya tersenyum manis.
"Nadin Findianinta"ucapnya.
Dengan ragu,Arunika menerima uluran tangan itu juga dengan senyum tipis.
"Arunika Rejana Agareez"balasnya
Keduanya saling menarik tangan masing-masing.
"Gue boleh ikut duduk sini?"tanya Nadin ramah.
Arunika mengangguk pelan."Boleh"
"Eh btw,lo cantik Arunika"
"Wajar,perempuan soalnya"jawab Arunika seadanya.
Nadin menggaruk tengkuknya yang tak gatal,sembari menyengir."Iya juga sih"§€m€§T∆
Kring!
Bel pulang sekolah berbunyi,seluruh siswa Sma Tanubara kocar-kacir keluar dari kelas masing-masing.Begitu juga dengan Arunika dan Nadin yang sedang berjalan bersama melewati lorong yang ramai.
"Lo dijemput apa pulang sendiri?"tanya Nadin pada Arunika yang berjalan satu langkah lebih cepat darinya.
"Bawa motor sendiri"balas Arunika tanpa menoleh kebelakang.
Nadin mengangguk-angguk mengerti."Rumah lo dimana?siapa tahu gue boleh main"
"Jangan,rumah gue berantakan"
Nadin mengernyit heran.Kenapa tidak dibereskan saja jika berantakan?terlihat dari tampang Arunika,sepertinya dia anak orang berada.Entahlah,Nadin malas berpikir."Gue balik dulu ya,Run.Sampai ketemu besok lagi"
Mereka berpisah diparkiran sekolah.Arunika segera menghampiri motor sport putihnya,helm full facenya terpasang sempurna pada kepalanya.Tubuh tinggi itu dinyamankan diatas jok motornya.Tangan lentik Arunika,memutar tuas motornya sehingga melesat dengan cepat keluar dari kawasan Sma Tanubara.
Cuaca hari ini memang cukup tidak mendukung.Baru saja seperempat jalan,hujan melanda dengan cukup deras.Membuat Arunika harus menghentikan motornya tepat dihalte bus.Yang ternyata sudah ada seorang lelaki,yang juga sedang berteduh.
Mau tidak mau,Arunika harus bergabung disana.Karena tidak ada lagi tempat berteduh,ia duduk pada palang besi seraya berjarak dengan lelaki itu.
"G-gue ikut neduh nggak apa-apa kan?"tanya Arunika menoleh pada lelaki itu,sepertinya ia kenal.Gadis itu melihat seragam yang dikenakan lelaki itu,sama seperti seragamnya.
"Iya"balasnya,singkat,padat dan jelas.
"Lo anak Sma Tanubara?"lanjut Arunika menurunkan gengsinya.
"Hm.Sekelas sama lo"Ah iya,Arunika baru ingat itu.Lelaki itu duduk tepat dibelakangnya,saat dikelas.
Tidak lama dari itu,hujan turun semakin deras dengan petir yang bersahutan.Membuat Arunika menutup rapat telinganya seraya memejamkan matanya kuat.
"Bang Aga,Ika takut"lirih Arunika pelan.
Lelaki yang masih bisa mendengar suara pelan Arunika itu,menoleh dengan rasa tidak tega.Ia sedikit menggeser duduknya,mengikis jarak.
"BANG AGA"teriak Arunika disertai petir yang menyambar dengan keras.Tanpa sadar,ia memeluk lelaki disampingnya yang entah siapa.
"Bang,Ika takut"lirinya masih belum sadar dengan apa yang telah diperbuatnya.Sedangkan lelaki dengan kulit sawo mentah itu terkejut,ia terdiam beberapa saat dengan perlakuan Arunika.
"Gue Nino,bukan abang lo"ucapnya.
Arunika tak menghiraukan ucapan lelaki bernama Nino itu.Ia tetap memeluknya erat,seolah-olah itu adalah Magandra.Memang biasanya,saudara kembarnya itu yang memeluknya dan menenangkannya.
"Bang Aga"
"Gue Nino,Arunika.Bukan abang lo"ujar Nino sekali lagi.
§€m€§T∆FOLLOW US:
@astrajennaira_
@arunikaagareez_
@magandraagareez_
@elninoprahitya_
@chandradirgara_Special akun real author
@fah.taa_sy
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Подростковая литератураSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.