PART 36:KABUR

1 0 0
                                    

Malam hari,Magandra baru sampai dirumah.Sedari tadi ia sibuk mencari saudarinya yang belum juga ketemu.
Ia memutuskan untuk kembali mencari Arunika esok hari.Langkah lebarnya terhenti dianakan tangga terakhir menuju lantai dua.

"Darimana saja Magandra?"tanya Rafa mendekat pada Putranya itu.

Magandra menoleh pada Ayahnya yang sudah berdiri dihadapannya.
  "Arunika hilang,Pa"
"Hilang?tidak mungkin.Palingan juga lagi main di club"balas Rafa.
  "Arunika nggak kayak gitu"sanggah Magandra tidak terima.
"Bisa aja kan?kita nggak ada yang tau"

Magandra tak lagi menanggapi,ia melenggang pergi meninggalkan Rafa yang masih berbicara.Laki-laki itu membuka kamar Arunika,berniat meletakkan tas ransel saudarinya yang tadi ia temukan.
Setelah itu,kembali berjalan menuju kamarnya sendiri yang ada disudut kiri lantai dua.

Magandra bergegas mandi,badanya sedikit basah karena hujan tadi.Ia akan berendam sampai kembali segar.

  Setelah hampir satu jam berada dikamar mandi.Akhirnya Magandra keluar dengan celana pendek selutut dan kaus putih berlengan pendek.
  Rambut hitam lebatnya masih basah,
pahatan wajahnya yang bisa terbilang sempurna itu terlihat lebih segar dari tadi.Rahang tegas dilengkapi dengan mata elang yang memiliki tatapan yang begitu tajam dan dingin,semakin menambah kesan ketampanan pada diri Magandra.

Laki-laki itu duduk dipinggiran kasur dengan kedua tangan yang terkepal.
Pikirannya terus bercabang pada Arunika,ada rasa khawatir dalam benaknya.

"Masa orang asing yang dimaksud Arunika si Kutu Kupret?"monolog Magandra."Tapi nggak mungkin,dia baik anaknya"
  Laki-laki itu beralih,mengambil handphone Arunika yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya.
"Ini nomor Kutu kupret yang mana"
gumamnya sedang mencari deretan
nomor didalam handphone Arunika.
  "Disini nomor laki-lakinya cuman gue.Masa Kutu Kupret perempuan?
Apa Ika sengaja,kasih nama kontaknya perempuan biar gue nggak tahu?"terka Magandra.
  "Akasha ini siapa?"ia membuka room chat dari salah satu nomor didalam handphone Arunika.

§€m€§T∆

Berbeda dengan Nino yang sudah belajar sejak tadi.Namun,fokusnya teralihkan oleh sebuah panggilan telepohone dari handphonenya yang berada di atas kasur.Ia beranjak untuk mengambil handphonenya dan melihat siapa yany sudah melakukan panggilan di malam ini.

Senyumnya mengembang saat melihat nama sunrise yang tertera dilayar handphonenya.Tanpa berlama
lama,lelaki itu segera menekan ikon berwarna hijau untuk mengangkatnya.

"Iya Ja?"ucap Nino saat panggilannya sudah tersambung.
"Lo kutu kupret,bukan?"
Nino mengernyitkan keningnya heran
bukan suara lembut Arunika yang is dengar,melainkan suara berat seorang laki-laki dari sebrang sana.
  "Lo Magandra?"tebak Nino menyimpulkan dengan suara yang cukup di kenalinya itu.
  "Iya.Gue Magandra Ersalka Agareez.
Saudara kembar Arunika Rejana Agareez"balas Magandra malah memperkenalkan diri.
  Nino berdecak."Gue El-ni-no Ga-le-va
Pra-hitya.Bukan Kutu kupret!"
  Magandra terkekeh."Iya,Elnino!"

"Ngapain lo telephone gue pakai nomor Arunika?"tanya Nino penasaran.
  "Arunika ada sama lo?"
"Lo waras?yang serumah siapa,nanya ke siapa"ujar Nino ngedumel.
"Hilang beneran berarti"
"Heh,omongan lo!"tegur Nino.
  "Arunika belum pulang dari tadi.Dia beneran nggak lagi sama lo?"
  "Enggak.Gue udah nggak sama dia dari pulang sekolah tadi"
  "Arunika hilang.Tadi sempat minta jemput karena ada orang asing,waktu gue samperin ke tempatnya dia udah nggak ada.Cuman ada motor,tas,sama handphonenya.Adek gue nggak ada"

Mata Nino membeloa saat mendengar penjelasan dari Magandra."Orang asing gimana?"
"Gue juga nggak ngerti maksud dia"
"Lo udah coba cari?"
"Udah.Ini gue baru pulang.Rencana
nya besok mau cari lagi"
"Oke,besok gue ikut bantu cari"
"Makasih sebelumnya.Lo mau cari dimana?"
  "Lihat besok"

§€m€§T∆

Saat pintu ruangan itu kembali terbuka,Arunika berpura-pura memposisikan dirinya seperti tadi,
sebelum ia melepaskan tali dari tubuhnya.

Marga segera masuk dan mendekat pada Arunika yang sedang memejamkan matanya.
"Bangun,lo harus makan.Sebelum nanti puasin gue dan setelah itu lo mati!"

Bugh!

Dengan satu kedipan mata dan per-
gerakan yang sangat cepat.Arunika melayangkan bogeman mentah yang mengenai tepat rahang Marga.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Arunika terus menggeluti Marga dengan kesetanan.Sedangkan Marga yang tidak siap apapun sehingga ia tidak memiliki strategi dan celah untuk melawan gadis di depannya.

Brugh!

Tubuh Marga terjatuh di lantai.Hal itu menjadi kesempatan Arunika untuk kabur dari sana.Namun,Marga malah menahan kaki sebelah kirinya.
"Lepas berengsek!"sentak Arunika.
"Lo mau kemana?kabur?nggak akan bisa.Ini jauh dari rumah lo,Arunika"

Dengan geramnya,Arunika menginjak bagian intim Marga dengan kaki kanannya yang masih bebas.Membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.Arunika bergegas pergi.
Sialnya,saat ia sampai di pintu.
Segerombolan orang bertopeng meng-
hadangnya.Membuat ia mendengkus kesal.

  Tanpa berucap apapun,dengan lihainya,Arunika kembali beradu otot dengan segerombolan orang yang berkisar sekitar tujuh belas laki-laki itu.Tentu saja Arunika kuwalahan melawan segerombolan orang didepannya.Apalagi tenaganya yang kalah jauh dari mereka semua.

"POLISI!"teriak Arunika menunjuk ke sembarang arah.
  Hal itu membuat segerombolan laki-
laki bertopeng itu kocar-kacir tak berarah.Dengan berlari kilat,Arunika keluar dari ruangan yang sangat luas itu dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
  "Bodoh banget,mana ada polis"
gumamnya dengan terus berlari tak tentu arah.Ia sedikit kesulitan untuk menemukan jalan karena keadaan di sekitar begitu gelap.

"WOY BERHENTI LO!"

"BERANI-BERANINYA BOHONGIN KITA!"

"BERHENTI NGGAK LO!"

Arunika menoleh ke belakang,terlihat segerombolan laki-laki tadi mengejarnya.Is semakin menambah kecepatan berlarinya.
  "Gue nggak boleh ketangkep lagi.
Lebih baik gue mati di jalan.Daripada mati karena Marga.Itu suatu hal bodoh dan menjijikkan"umpat Arunika.

"BERHENTI WOY!"

Teriakan-teriakan dari anak buah Marga masih terus berdengung di telinganya.Ada rasa takut yang menyelimutinya.Dan juga,is sudah mulai lelah untuk terus berlari.

"Nggak ada pilihan"

Tanpa berpikir panjang,Arunika langsung meloncat pada jurang tinggi di depannya.Ketinggian jurang yang cukup ekstrim itu membuat tubuh Arunika terguling cukup lama untuk sampai bawah.Tak hanya itu,banyak ranting dan batu-batuan yang mengenai tubuhnya.

"argh"erang Arunika saat tubuhnya sudah berhenti terguling dan membentur sebuah batu besar.
Tubuhnya terasa sangat remuk,
seakan tulangnya dipatahkan secara bersamaan.Arunika meringkuk kedinginan,ia baru menyadari bahwa masih menggenakan seragam sekolah tadi siang.Hanya outher tipis yang ikut menutupi tubuh bagian atas Arunika selain baju seragam yang berlengan pendek.
"Abang....jemput Ika bang.Ika takut sendirian"
Kepalanya mendongak,menatap langit gelap yang hanya di terangi cahaya bulan dan ribuan bintang.
"Tuhan...pesan itu belum tersampaikan.Jangan dulu menjemput"rintihnya sebelum kesadarannya direnggut oleh rasa sakit.

§€m€§T∆

SEMESTA DAN PENGHUNINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang