Akasha:
Belum sembuh?Me:
Udah.Ini mau berangkat sekolahAkasha:
Oke ditunggu.Arunika tak lagi membalas.Ia kembali memasukkan handphonenya kedalam tas.
Pagi ini Arunika sudah merasa jauh lebih baik,ia memutuskan untuk pergi sekolah.Ia menggendong tas ranselnya dan berjalan keluar kamar."Berangkat sama gue"
Suara itu terdengar saat Arunika ingin turun tangga.Ia menoleh dan mendapati Magandra yang sudah rapi dengan seragamnya sedang berjalan menuju kearahnya.
"Bawa motor sendiri aja"balas Arunika.
"Nggak lagi minta jawaban"
"Gue bisa bawa motor sendiri"
"Sama gue!"ucapnya penuh penekanan disetiap kalimatnya.
"Lo nggak telat nanti kalau anterin gue dulu?kita beda arah"
Magandra mengelus rambut Arunika.
"Enggak.Apasih yang nggak buat lo"Arunika bergidik ngeri mendengarnya."Buaya lo jangan kumat ke gue.Ke cewek lo sana"
"Gue nggak punya cewek"
"Yang bener...?"tanya Arunika menggoda.
Magandra mengangguk."Kebanyakan
cewek yang deketin gue"
"Dih,cewek yang deketin lo merem kali.Modelan kayak lo dideketin"Reflek,Magandra menjitak kepala Arunika cukup keras.Membuat sang korban mengaduh kesakitan.
"Sakit Bang"protesnya seraya mengelus kepalanya.
"Lagian lo.Modelan kayak gue ini Limitid edition.Lo kali yang merem,
punya kembaran seganteng oppa-oppa korea nggak pernah bersyukur"ujar Magandra seraya memainkan rambut badainya.
Arunika tertawa terbahak-bahak.
"Limitid edition?oppa-oppa korea?
sehat lo bang?"Magandra merubah tatapannya menjadi garang sembari melipat kedua tangannya didepan dada.
"Tau ah"
Arunika mencubit pelan pipi Magandra.Sungguh,jika dilihat dari dekat saudara kembarnya ini memiliki wajah baby face namun kalah dengan badannya yang gempal seperti Hulk."Kayak anak kecil lo"
Magandra tersenyum tipis."Kecilan mana sama lo?"
"Kita seumuran.Cuman beda dua menit aja"
"Dua menit masih besaran gue!"
Arunika menghela nafas."Terserah lo"
Magandra terkekeh pelan,lalu merangkul Arunika yang lebih rendah darinya."Ayo berangkat,keburu telat"Arunika menyamai langkah Magandra untuk turun menyusuri tangga.
"Sarapan dulu ya"ucap Magandra saat melintasi meja makan.
"Lo aja.Gue nggak laper"
"Jangan dibiasain nggak sarapan.
Sarapan itu perlu,bukan nunggu laper Arunika"
Arunika menoleh pada meja makan yang terisi Shera dan Naura disitu.
"Nggak mood"
"Udah ayo"
Mau tidak mau,Arunika harus menuruti Magandra.Ia terpaksa ikut bergabung disana.§€m€§T∆
Kini,kembar Agareez dalam perjalanan menuju Arunika terlebih dahulu.
Tidak ada suara diantara keduanya.Magandra yang fokus menyetir,sedangkan Arunika asyik dengan handphonenya."Ka"panggil Magandra memecih keheningan.
"Hm?"sahut Arunika menoleh sekilas pada Magandra.
"Lo tahu nggak?"
"Enggak"balas Arunika cepat.
"Gue belum selesai ngomong.Degerin
dulu,jangan kebiasaan"
"Iya-iya.Apa?"timpalnya.
"Penyakit gue udah jarang kambuh.
Apa gue mau sembuh ya?"Arunika langsung menoleh."Emang bisa sembuh tanpa pendonor"
"Ya pastinya nggak bisa.Jantung gue kan udah rusak."
"Kalau gue udah nggak mau hidup lagi.Gue bakal kasih jantung gue buat lo"ucap Arunika.
Magandra menggeleng pelan.
"Sekalipun nanti lo udah nggak hidup,
gue nggak akan mau terima jantung lo"balasnya.
"Kalau lo mati gimana?"
"Kalau bisa mati sama lo.Kenapa harus mati sendiri?"kata Magandra sembari menaik-turunkan sebelah alisnya.Hanya membayangkannya saja,
Arunika sudah ngeri sendiri."Nggak ah.Males kalau mati barengan.Nanti kita rebutan surga gimana?"
Magandra tertawa empuk."Lo yang ngalah.Gue aja yang masuk surga"
Arunika melirik sinis saudara kembarnya."Kita belum mati.Nanti aja bahas ginian"Tidak lama kemudian,gerbang sekolah Sma Tanubara.Magandra segera menghentikan mobilnya agak menepi.
"Punya uang saku nggak?''tanya Magandra melihat Arunika yang sedang melepas sealtbeat nya.
"Punya lah"balas Arunika juga menoleh pada Magandra.
"Cukup?perlu gue tambahin?"tawar Magandra.
Arunika menggeleng."Cukup kok.
Uang lo kan buat lo sendiri"
"Uang gue lebih.Kalau uang lo kurang
biar gue tambahin nggak apa-apa"
"Enggak Abang.Cukup uang gue"Magandra menarik pelan pipi chubby milik Arunika."Nanti gue jemput"
"Nggak usah.Gue sekarang ada kelas tambahan.Karena kemarin nggak masuk.Pulangnya agak sorean"
"Mau pulang sama siapa?mau jalan kaki?"tanya Magandra.
"Terbang"jawab Arunika asal.
Magandra tersenyum."Udah nanti gue jemput"
"Yaudah terserah lo"
"Belajar yang pinter.Jangan lupa makan,minum,istirahat.Jangan deket sama cowok"pesan Magandra saat Arunika sudah turun dari mobil.
Arunika mengangguk."Lo juga jangan deket cewek mulu.""Nggak pernah tuh"balas Magandra.
Arunika memutar bola matanya malas."Bye Abang"ucapnya sebelum menutup pintu mobil.
Magandra menutup pintu mobilnya,
melihat Arunika yang juga melihat kearahnya.Laki-laki itu,melambaikan tangannya.
"Bye Ika"Setelah mobil Magandra kembali melaju dan tak dapat dijangkau dengan pandangan Arunika.Gadis itu masuk kedalam area sekolah yang sudah ramai murid yang datang.
Arunika berjalan melewati koridor dengan senyum mansi yang terukir dibibirnya.Perasaan senang hadir dalam hatinya.
"Makin berubah aja tuh abang gue"
batin Arunika."Hai"seseorang menepuk pundaknya dari belakang.Membuat Arunika langsung menoleh melihat sang pelaku.
"Hai"sapa Arunika dengan senyum manisnya saat melihat kehadiran Nino dibelakangnya.
"Udah sembuh beneran?"tanya Nino.
"Buktinya gue udah disini"
"Lo sakit apa?"
"Demam biasa"Nino mengerutkan keningnya."Pipi lo sampai bengkak gitu?habis dipukul siapa?"
Arunika meraba pipinya seraya menyengir."Hehe,kemarin habis dibegal gue"
Nino membulatkan matanya terkejut.
"Serius?"
"Seriuslah"
"Berantem sama begalnya?"
"Sedikit"
"Banyak yang luka?"tanya Nino sembari melihat lengan Arunika."Enggak cuman ini aja.Begalnya kalah sama gue.Gue kan pernah juara Internasional bela diri"ucap Arunika
menepuk-nepuk dadanya bangga.
Nino memutar bola matanya malas.
"Iyadeh.Gue percaya"
Arunika terkekeh pelan."Bercanda"Nino beralih mengambil sesuatu dari dalam tasnya.Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan,segera memberikannya pada Arunika.
Arunika melihat setangkai bunga Tulip putih ditangan Nino."Apa?"
"Mau nggak?"tanya Nino masih menyodorkan bunga itu.
"Kemarin kan udah"
"Iya.Ini lagi,gue tambahin"
"Nggak usah,Nino"
"Gue maksa"
"Gue terima"Arunika mengambil bunga Tulip putih itu dari tangan Nino seraya tersenyum.
"Makasih"
"Sama-sama"jawab Nino ikut tersenyum pada Arunika.
"Cantik banget lo Ka"batin Nino
berteriak.§€m€§T∆
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Подростковая литератураSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.