"Kamu mau kemana,Magandra!"
Rafa terkejut saat mendapati Magandra sedang melepas selang infus nya dengan paksa.
"Kamu mau kemana?!"tanya Rafa lagi.
"Magandra mau cari Arunika!"balas Magandra mencoba menyingkirkan tangan Rafa yang menahannya untuk turun dari brankar.
"Ngapain dicari?!dia dirumah!"
"Arunika kecelakaan!"ucap Magandra.Rafa sedikit terkejut,namun setelah itu tersenyum."Paling dia sudah mati!"
"Papa silahkan kalau masih mau membenci Arunika!Tapi jangan larang Magandra untuk kembali dekat dengan Arunika.Magandra mau seperti layaknya anak kembar dengan Arunika!"tegas Magandra dengan rahang yang mengeras."Apa gunanya kamu dekat lagi dengan dia?dia hanya akan menyusahkan kamu Magandra!"
"Jika kamu masih ingin pergi untuk mencari dia!Papa tidak segan-segan membiarkan tangan Papa untuk menghabisi anak itu!"ancam Rafa.Magandra berdecak."Baik!Kalau papa tidak memberi Magandra izin untuk mencari Arunika.Papa yang cari dia.
Dan pastikan bahwa adik Magandra baik-baik saja"§€m€§T∆
Nino terbangun dari tidurnya saat merasakan tubuhnya yang menggigil.
Lelaki itu tidur dikursi panjang didepan rumah dengan sarung hitam sebagai selimutnya.Ia meraih handphone yang ada disampingnya.Sontak ia langsung duduk saat melihat jam sudah menunjukkan pukul lima pagi.Ia pun melihat langit yang hampir cerah.
Buru-buru ia masuk kedalam rumah dan segera menuju kamar yang ditempati Arunika.Tangannya mulai mengetuk pintu jati didepannya.
"Arunika bangun"ucap Nino dengan suara khas orang bangun tidur.
"Loh No?udah bangun?baru gue mau bangunin lo"
Nino langsung menoleh kesumber suara.Terdapat Arunika yang berdiri dibelakangnya dengan menggunakan mukenah berwarna abu-abu yang diberikannya semalam.
"Lo kok udah bangun?"heran Nino menghadap Arunika.
"Udahlah"balas Arunika.
"Udah Sholat Shubuh?"tanya Nino.
"Baru mau.Gue mau bangunin lo dulu baru Sholat Shubuh.Ternyata lo udah bangun duluan"Nino meneguk ludahnya kasar.Fokusnya teralihkan pada paras cantik Arunika,meskipun ada beberapa luka bekas semalam.Hal itu tak mampu mengalahkan kecantikan gadis itu.
"Mau Sholat bareng?"tanya Arunika sedikit menggoda.
Nino langsung menggeleng."Lo Sholat dikamar aja.Gue Sholat dibelakang"
"Seriusan?"lanjut Arunika dengan senyum manisnya.
"Udah Sholat sana"ucap Nino lalu melenggang pergi meninggalkan Arunika yang sedang tersenyum jail padanya.Arunika kembali masuk kedalam kamarnya dengan salah tingkah.Baru ditumpangi tidur disini semalam,Nino sudah membuatnya salah tingkah dua kali.Bagaimana jika ia tinggal disini selamanya?Ah,itu terlalu jauh.pikir Arunika.
§€m€§T∆
Nino kembali melipat sajadah itu dan meletakkan ditempat semula.Ia pun melepas peci hitamnya seraya menyugar rambutnya kebelakang.
Ia beranjak dari ruang Sholat dan segera menghampiri Arunika yang ternyata sedang berada di teras rumahnya.
Awalnya gadis itu tak menyadari kedatangan Nino dibelakangnya.
Arunika sibuk melihat satu bunga didepannya."Lihat jodoh ya?serius amat"ucap Nino membuat Arunika sedikit terkejut.Dan gadis itu memutar badannya untuk melihat Nino.
"Lo itu.Kagetin gue aja!"kesal Arunika memanyunkan bibirnya.
Nino terkekeh pelan."Ya Sorry.Lagian lo sih lihatin bunga kayak lihat apaan.
Serius banget""Gue boleh metik bunga itu nggak?"ia menunjuk bunga berwarna putih yang sedang mekar diatas potnya.
"Boleh aja"balas Nino.
"Asik boleh"girang Arunika langsung memetik bunga itu dengan hati-hati.
Nino tersenyum saat melihat tingkah Arunika yang menurutnya menggemaskan."Emang itu bunga apa namanya?"
"Tulip putih"jawab Arunika.Nino mengangguk-angguk mengerti.
"Suka bunga itu?"
Arunika mengangguk antusias."Suka"
"Lo juga suka bunga ini?"tanya balik Arunika.
Nino menggeleng."Gue nggak suka bunga.Masa cowok suka bunga"
"Terus kok lo punya?"
"Tumbuh sendiri"
"Masa iya?bunga mahal ini"
Nino mengangkat kedua bahunya."Masuk istirahat,gue mau siap-siap sekolah""Gue juga mau sekolah.Tapi seragam gue dirumah"ucap Arunika.
"Nggak usah sekolah.Lo harus istirahat dulu"
"Gue udah nggak apa-apa"
"Nggak usah.Jangan dipaksa"Arunika memanyunkan bibirnya.
"Yaudah kalau gitu.Kasih tahu bengkel motor gue dimana,biar gue pulang aja"
"Nanti pulang sekolah gue antar pulang.Sekarang lo istirahat disini aja"
"Lo mau modus ya?"Nino memutar bola matanya malas.
"Gue nggak yakin kalau biarin lo pulang sendiri.Takutnya lo malah pulang kerumah Tuhan nggak kerumah lo"Pikiran Arunika langsung berputar pada kejadian semalam.Saat Rafa mengusirnya dengan kasar dan saat ia terjatuh dijalanan yang sepi.Ia pun sedikit ragu untuk pulang kerumah.
Tapi ia juga merasa tidak enak jika terus disini."Tenang aja.Nanti gue izinin lo"
"Kalau ada tugas kasih tahu ya?"
"Iya Arunika"
"Bener gue nggak ngerepotin lo kalau gue disini dulu?"
Nino mengangguk."Jangan coba-coba pergi sebelum gue pulang sekolah.Gue yang akan anterin lo pulang sampai rumah"ucapnya memberi peringatan tegas.§€m€§T∆
Fransel menyiapkan sarapan untuk Chandra dengan dirinya.Pria berdarah jerman itu cukup lihai dalam urusan dapur.
Dari sisi selatan,terdapat Chandra yang baru saja keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragamnya.
Ia berjalan mendekat pada meja makan yang sudah terisi berbagai makanan dan Fransel yang sudah duduk disalah satu kursinya."Morning boy"sapa Fransel.
"Morning Om"sapa balik Chandra duduk dikursi yang berhadapan dengan Fransel.
"Let's have breakfast"ajak Fransel menunjuk seluruh hidangan yang tersaji.
"Yes"balas Chandra tersenyum.Chandra segera mengambil makanan yang dia inginkan.Dan melahapnya dengan nikamat.
"Chandra"panggil Fransel setelah mengunyah makanan dimulutnya.
"Iya?"sahut Chandra menoleh.
Pria itu mengambil handphonenya dan menunjukkan dua buah gambar yang berbeda pada Chandra."Magandra Ersalka Agareez sedang berada dirumah sakit.Arunika Rejana Agareez kecelakaan"ucap Fransel menjelaskan.
Chandra mengangguk-angguk.
"Apakah Arunika celaka karena Om?"
"Tentu saja.Tadi malam ia sedang bertengkar dengan Rafa Agareez.Lalu kesempatan itu saya ambil untuk menyelakainya"
"Apakah parah?"lanjut Chandra."Tidak.Yang berhak memperparah hanya kamu.Ini permulaan yang sederhana"ucap Fransel menyeringai.
"Baik.Saya akan membuatnya lebih parah dari permulaan yang sederhana ini"
§€m€§T∆Arunika meraih handphone dan melihat banyak notifikasi dan panggilan telephone tak terjawab dari Magandra.
Ia yakin bahwa saudaranya sudah mengerti jika ia kecelakaan karena Nino yang mengangkat salah satu panggilan telephonennya. Arunika memilih untuk kembali menelphone Saudaranya lagi."Abang"sapa Arunika saat panggilannya sudah terangakat.
"Lo nggak apa-apakan Arunika?"
suara Magandra terdengar khawatir.
"Gue baik-baik aja"balas Arunika.
"Lo kok bisa kecelakaan?kecelakaan dimana?"tanyanya beruntutan."Gue nggak kecelakaan.Gue cuman jatuh dari motor"jawab Arunika mengelak.
"Jangan bohong"ucap Magandra.
"Gue nggak bohong.Gue cuman jatuh dari motor bukan kecelakaan"
"Kemarin gue nelphone lo.Yang angkat laki-laki katanya dia nolongin lo yang kecelakaan dijalan.Dan dia bawa lo kerumah sakit"jelas Magandra."Enggak.Gue nggak kecelakaan dan nggak dibawa kerumah sakit.Dianya yang berlebihan.Orang gue cuman jatuh aja dan nggak parah"
"Serius?"
"Iya bang serius.Gue nggak kecelakaan"
Terdengar helaan nafas lega dari Magandra."Yaudah kalau kayak gitu.Gue lega dengernya"
"Katanya lo pulang hari ini?"
"Iya nanti sore.Lo sekarang sekolah?"
"Enggak,masih kerasa sakitnya"
"Iyadeh jangan dulu.Lo istirahat aja" "Udah ya bang.Gue mau makan dulu"
"Makan yang banyak ya.Tunggu gue dirumah"sambungan telephone keduanya terputus.§€m€§T∆
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Fiksi RemajaSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.