PART 32:HUJAN BERSAMA MAGANDRA

2 0 0
                                    

Laki-laki dengan hoodie hitam itu sedang mencaci maki lelaki lain dihadapannya.Tatapannya begitu tajam,seolah sedang murka dengan orang yang ada didepannya.

"Gitu aja nggak bisa!"maki Marga untuk kesekian kalinya."Lawan lo itu perempuan.Cemen!"
"Dia bisa berantem.Ditambah lagi,
ada cowok yang tadi bantuin dia"
balas laki-laki yang ada dihadapan Marga.
  "Siapa?Magandra?"tebak Marga cepat.
  Laki-laki itu menggeleng."Bukan"
Marga berdecak kesal."Pergi lo!"

Laki-laki itu hanya bisa menurut,ia melenggang pergi.Sementara Marga,
dia mengambil sebuah figura foto yang didalamnya menampilkan seorang gadis cantik dengan senyun manisnya.
  Seringaian tajam,terbit dari bibir Marga."Rasa cinta gue berubah gitu aja,Arunika.Gara-gara abang lo sendiri.Magandra!"

  §€m€§T∆

Sore ini hujan cukup lebat mengguyur kawasan rumah keluarga Agareez.Arunika menatap kebisingan hujan melalui jendela yang ada dikamarnya,ditemani secangkir cokelat panas.

Gadis itu menoleh saat mendengar pintu kamarnya akan terbuka.Setelah pintu itu terbuka sempurna,
menampilkan Magandra dengan senyum manisnya.

"Ayo main hujan"ajak Magandra.
"Gue udah mandi"balas Arunika mengahadap saudara kembarnya yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Mandi lagi.Mandi hujan"ucap Magandra santai.
  "Emangnya lo nggak capek?lo baru pulang dari sekolah?"tanya Arunika mengkhawatirkan keadaan saudaranya.
  Magandra menggeleng."Ayo main hujan"
  "Dimana?"
"Dihalaman belakang aja.Lebih luas"
  "Iya ayo"ujar Arunika cepat.
Magandra tersenyum."Gitu dong"

  Arunika beranjak berdiri,lalu menggandeng tangan Magandra untuk berjalan bersama.Keduanya menyusuri tangga menuju lantai satu dan pergi ke halaman belakang.
Rumah keluarga Agareez memang memiliki halaman belakang yang cukup luas,selain itu ada beberapa tanaman hias yang menghiasi.

Magandra menarik tangan Arunika untuk menembus hujan yang semakin lebat.Keduanya mendongakkan kepalanya keatas,menyambut hujan untuk membasahi wajahnya,dengan kedua tangan yang masih bertaut erat.

Kembar Agareez menikmati buliran-
buliran hujan yang semakin kompak untuk jatuh membasahi keduanya.
Bau khas dari tanah yang sedang diinjak mereka berdua,semerbak memenuhi indera penciuman keduanya.

Perasaan Arunika begitu senang dan tenang.Ia sudah lama sekali tidak bermain hujan seperti ini,apalagi hujan bersama Magandra.
  Sementara Magandra,merubah pandangannya menjadi menghadap Arunika yang masih dengan posisi pertama.

"Kenapa gue masih benci lo,K?"batin Magandra tak tega karena terus memakai topeng dihadapan saudarinya,seolah-olah ia sudah kembali sepenuhnya pada Arunika.

Tak lama kemudian,Arunika pun melakukan hal yang sama dengan Magandra.Tanpa sengaja,pandangan mereka bertemu.Mata elang milik Magandra beradu dengan mata sipit Arunika.

"Rumah gue kembali.Gue menemukan ketulusan dimatanya"
ucap Arunika dalam hatinya.

Seakan,keduanya berkomunikasi secara batin melalui tatapan itu.Rasa benci milik Magandra masih mendarah daging dalam dirinya.
Sedangka  Arunika sydah terlanjur jatuh pada kebohongan saudara kembarnya.

  Ada rasa iba dalam hati Magandra,
ia juga tak tega terus berbohong kepada dirinya sendiri.Namun,laki-
laki itu sudah berjanji untuk kembali pada saudari kembarnya.

"Bang"panggil Arunika membuyar
kan tatapan Magandra padanya.
  "Hm?"sahut Magandra mengerjap.
Arunika memilih posisi duduk diatas rumput yang basah itu.Magandra juga melakukan hal yang sama.
  "Hujan itu setia ya,Bang?"ucap Arunika menatap lurus kedepan.
  "Kenapa?"tanya Magandra tak mengerti maksud Arunika.
  "Dia selalu datang kembali,meskipun tidak pernah dihargai"
  "Kesimpulannya?"lanjut Magandra tanpa bertele-tele.

Arunika menghembus nafas pelan.
"Seperti seseorang yang sedang dibenci dan berharap untuk kembali dicintai"
  Magandra terdiam,laki-laki itu mengerti maksud dibalik tatanan bahasa yang baru saja Arunika lontarkan.Ia beralih melihat saudarinya itu.
  "Sepertinya,ia hampir berhasil.
Rumahnya hampir kembali lagi"
sambung gadis itu pada kalimat pertamanya.

"Salah.Lo salah besar Arunika.Gue belum kembali.Ini gue munafik,gue bohongin lo.Gue nggak kembali"
batin  Magandra sedikit sesak.
  Arunika melirik saudara kembarnya seraya tersenyum tipis."Gue cocok jadi puitis ya,kayaknya?"
  Magandra memutar bola matanya malas."Terserah lo"

Kembar Agareez tak lagi berdialog bersama.Keheningan menyelimuti mereka.Tidak ada lagi percakapan diantara keduanya.Hanya suara bising hujan yang mengsisi.

Tiba-tiba,petir menyambar begitu keras dengan siluet putih yang menghiasi langit sesaat.Hal itu membuat Arunika langsung memeluk Magandra yang ada disampingnya.

"Abang"rengek Arunika menutup kedua telinganya kuat.

Magandra dengan sigap,menerima pelukan dari saudari kembarnya.
Gadis itu memeluknya begitu erat.Ia bisa merasakan ketakutan dari Arunika.
Petir yang masih terus bersahutan,
membuat Arunika semakin ketakutan. Magandra mengelus rambut Arunika yang sudah basah.
Tubuh Arunika juga bergetar,entah itu karena ketakutan atau kedinginan karena air hujan.

"Dia sama petir aja takut.Gimana kalau dia hadapin dunianya sendirian tanpa gue?"batin Magandra.
  "Tuhan tolong.Adikku lemah,dia butuh peranku tanpa ada kebencian.
Kembalikan aku kepadanya"lanjutnya memohon pada sang pencipta.
"Tenang,ada abang"bisik Magandra.

§€m€§T∆

FOLLOW US:
instagram
@astrajennaira_
@arunikaagareez_
@magandraagareez_
@elninoprahitya_
@chandradirgara_

Special akun real author
@fah.taa_sy

SEMESTA DAN PENGHUNINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang