Motor sport putih itu melaju dengan cepat.Membelah jalanan yang semakin ramai pengendara.
Arunika menulikan pendengarannya.
Saat beberapa pengendara lain menegurnya untuk mengurangi kecepatan laju motornya.
Ia terus menambah kecepatan lajunya,gadis itu sama sekali tidak memikirkan keselamatannya sendiri.
Air matanya tidak ada niatan untuk berhenti,Arunika sudah terlalu sakit.Sampai pada akhirnya saat Arunika melintas di jalanan yang sangat sepi.
Memang jalur yang di laluinya berbeda dengan saat berangkat tadi.
Ia semakin memutar gas motornya agar semakin cepat.Tiba-tiba sebuah mobil pick up yang melintas dengan jarak tak jauh dari Arunika.Arunika memilih untuk berbelok ke kanan demi menghindari kecelakaan.Karena laju motornya sudah sangat cepat,ia yakin bahwa pasti tidak akan bisa mengerem dengan waktu yang singkat itu.
SHIIITTT........
Suara gesekan ban motor Arunika dan aspal jalan raya sangat terdengar melengking,dan pada akhirnya
BRAKH!
Motor Arunika menabrak trotoar jalanan cukup keras karena laju motornya sangat cepat.Tubuh Arunika sampai terpental cukup jauh dari motornya yang juga terguling.
"akh"ringis Arunika saat merasakan kulitnya juga bergesekan dengan aspal sehingga membuat kulit kakinya terbuka dan mengeluarkan darah,celana jeansnya pun ikut tersobek karena gesekan itu.
Arunika mencoba melepas helm full face-nya.Hal itu membuatnya kesulitan bernafas.Saat berhasil membuka helmnya,nafas Arunika tersenggal dengan segera meraup oksigen banyak-banyak.
"Sakit"lirihnya merasakan sekujur tubuhnya remuk.Seakan seluruh tulangnya di patahkan secara bersamaan.Ia mengusap pelipisnya yang juga mengeluarkan darah.
Tubuhnya begitu lemas,untuk duduk saja rasanya sakit.Tangis Arunika kembali pecah dengan kedua tangan yang terkepal kuat.Luka pada tubuhnya tak sebanding dengan luka batinnya.
"Yaallah sudah"ia merintih pada Tuhannya.Mencoba memohon untuk menghentikan semuanya ini sesaat.
Sesak menjalar pada rongga dadanya.Arunika menangis sendirian,Arunika menangis tanpa suara.Dan itu lebih menyakitkan.Rasa sakit itu sudah tidak bisa diutarakan.
§€m€§T∆
Nino baru saja pulang dari suatu tempat yang cukup jauh dari rumahnya.Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang sembari menikmati semilir angin malam.
Lelaki itu mulai melewati jalan yang sepi,ia cukup was-was.Bukan karena takut,ia hanya mencegah begal untuk datang padanya.
Sontak,Ia mengehntikan motornya saat melihat sebuah motor yang terguling di pinggiran jalan begitu saja.
Nino mengedarkan pandangannya.
Pupil matanya membesar saat melihat seseorang yang sedang terkapar di aspal-itu Arunika."Arunika!"ceplos Nino langsung turun daru motornya dan segera berlari menghampiri gadis yang ia kenali itu.
"Yaallah Arunika"Nino meletakkan kepala Arunika di atas pangkuannya.
Nino menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan raut khawatir."Arunika bangun.Ini gue,Nino"Lelaki itu kembali mengedarkan pandangannya.Tidak ada orang sama sekali disana,hanya ada dirinya dan Arunika.Saja.Ia merogoh saku jaketnya dan mengambil handphone untuk menghubungi ambulance.
§€m€§T∆
Sekarang Nino berada didepan ruang IGD.Menunggu Arunika yang sedang di tangani oleh dokter didalam.
Guratan wajahnya memancarkan kekhawatiran.Dirt-Dirt!
Nino melihat handphone Arunika yang sempat di temukannya tadi sedang berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
JugendliteraturSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.