Pukul enam pagi dini hari,Magandra sudah siap dengan pakaiannya.Bukan seragam sekolah yang ia pakai,karena dipagi buta ini ia berencana untuk kembali mencari saudarinya yang tak kunjung ada kabar.Semalaman ia tidak bisa tidur,karena terus memikirkan keadaan Arunika.
"Mau kemana kamu,Magandra?kenapa belum siap?"tanya Rafa saat putranya itu melintas melewati dirinya yang sedang melakukan sarapan di meja bersama Shera dan Naura.
"Cari Arunika"balas Magandra tanpa berhenti melangkah.Melihat perlakuan Magandra yang tidak sopan,Rafa segera beranjak dan menyusum putranya yang berjalan keluar rumah.
"Magandra!"panggil Rafa sedikit keras.
Magandra yang sudah nyaman diatas jok motornya,menyempatkan menoleh dan melihat Ayahnya yang sudah berdiri di teras.
"Tadi Magandra udah izin buat nggak masuk sekolah"ucapnya.
"Udahlah biarin.Kenapa harus dicari sih anak itu.Nanti juga pulang sendiri"timpal Rafa.
"Kalau papa tidak mau ikut mencari Arunika,lebih baik papa diam"Setelah mengatakan itu,Magandra melajukan motornya keluar dari gerbang rumahnya.
Ia terus mengendarai motornya tanpa tujuan.Pikirannya terus bercabang pada Arunika.§€m€§T∆
Perlahan,mata sipit itu mulai terbuka.
Arunika baru terbangun setelah tak sadarkan diri semalaman.Dengan hati
hati ia mencoba untuk bangkit,walau
pun badannya masih sangat sakit."argh"ringis Arunika setelah berhasil duduk diatas tanah kotor itu.
"Gue nggak mati ternyata,kirain tadi malam udahan"gumamnya menatap sekeliling.Suasananya masih sama,
hanya pohon-pohon besar dan semak belukar yang ada disekitarnya.Yang membedakan hanya warna langit yang berubah biru.
"Patah semua tulang gue"ratap Arunika merasakan tubuhnya yang sudah tak karuan sakitnya.
"Semoga anak buah Marga nggak cari gue lagi"Dengan pertahanan pohon besar disampingnya,Arunika mencoba untuk berdiri meskipun harus merasakan sakit yang amat.
Dan ternyata bisa,ia berhasil menegakkan kakinya untuk menumpu berat badannya.Dengan tertatih-tatih,Arunika mulai berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi,
bisa saja hanya dia yang ada dikawasan ini.Bulu kuduknya berdiri,entah mengapa ada perasaan tak enak.
Suasananya sangat sunyi,hawanya pun berbeda walau pagi hari.
"Nggak ada setan kan?"gumamnya seraya menoleh kebelakang.
"Masa bang Aga nggak cari gue?"
monolog Arunika bertanya.Arunika terus berjalan tanpa arah.
Tapi akhirnya,setelah lama berjalan
ia sampai pada sebuah jalan raya,
memang tak ramai tapi setidaknya tidak sesunyi tadi.Gadis itu memilih untuk duduk pada sebuah palang besi yang ada dibahu jalan.Kedua kakinya ia selanjarkan,
rambut hitamnya ia sisir dengan jari-
jari tangannya.Penampilannya yang cukup berantakan dengan wajah yang ada beberapa luka gores,tetapi hal itu tidak menutupi paras cantiknya.Outher tipisnya ia lepas,untuk menutupi kakinya yang terdapat luks gores dan memar,karena ia hanya memakai rok pendek dibawah lutut.
"Gue pulangnya gimana?handphone nggam ada?ini dimana aja gue nggak tau"gumam Arunika merasa asing dengan kawasan ini.§€m€§T∆
Nino pun sama seperti Magandra,ia memilih untuk tidak pergi sekolah untuk ikut mencari Arunika yang sampai sekarang ini belum ada titik terangnya.
Mulai pagi tadi sampai siang ini.
Lelaki itu belum juga menemukan orang yang sedang dicarinya.Ia menghentikan motornya sekedar untuk beristirahat sejenak.Nino merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya,mengingat tadi ia sempat mendengar notifikasi pesan yang belum ia baca.Magandra:
Lo udah nemu Arunika
belum?gue belum juga
sampai sekarang.Me:
Belum,sampai sekarang.Hanya membalas sebait kalimat itu,
Nino kembali memasukkan handphonenya ke dalam saku celana.
Lelaki itu mengedarkan pandangan
nya ke segala penjuru arah.Ada rasa gelisah yang menyelimuti dirinya.
"Lo dimana,Ja.Semoga lo baik-baik aja"ucap Nino berharap.
"Ini udah jauh banget dari rumah,
tapi Rejana belum ketemu"
"Gue harus pulang sama Rejana"
setelah mengucapkan tekad itu,Nino kembali melanjukan motornya untuk mencari Arunika,meski ia sendiri tidak tau mau mencarinya kemana.
Kini ia berada dijalanan yang sepi,
sebelumnya ia tidak pernah melintasi kawasan ini.Tiba-tiba pandangannya terpaku pada suatu objek dipinggir jalan.Ia sampai tercengang beberapa saat.
"Cantiknya gue"ceplos Nino dengan kesadaran penuhnya.
Lelaki itu semakin mendekat pada sesuatu yang mengalihkan fokusnya.
Ia menghentikan motor sport nya tepat didepan seorang gadis yang sedang duduk sendirian dipinggir jalan."Rejana"ujar Nino langsubg turun dari motornya dan menghampiri gadis yang memang benar Arunika.
"Galeva"gadis itu pun berdiri dan memeluk lelaki itu tanpa aba-aba.
Nino pun membalas pelukan itu.Ada rasa lega yang menyerang jiwanya saat berhasil menemukan gadis yang berada dalam pelukannya kini.
"Lo baik-baik aja?"tanya Nino lembut.
Arunika mengangguk pelan dalam pelukan Nino itu.Sampai beberapa saat,mereka masih melakukan interaksi itu.Bergulir ke detik selanjutnya,keduanya melepas pelukan masing-masing.Nino mengelus kepala Arunika.
"Lo beneran baik-baik aja?"lanjut Nino memastikan.
Lagi-lagi Arunika mengangguk.
"Lo kok bisa disini?ini kan jauh dari rumah lo?"
"Dari tadi gue nyariin lo sama Magandra.Bahkan kembaran lo itu udah dari kemarin"
"Lo sama Magandra cari gue?"
Nino mengangguk."Lo kelihatan lemes,Ja"
"Gue nggak apa-apa"elak Arunika.
Nino meletakkan punggung tanganya diatas kening Arunika."Agak demam"Gadis itu tak lagi menjawab,iakembali duduk pada palang besi dibelakang
nya.Memang benar apa yang dikatakan Nino,tubuhnya terasa panas dingin.Dan lambungnya yang perih karena tak terisi dari kemarin.
"Gue telephone kembaran lo dulu"
ucap Nino seraya mengambil handphonenya dan segera mencari nomor Magandra disana.
"Gue udah sama Arunika.Lo buruan jemput"kata Nino saat panggilan telephonenya tersambung.
"Dia utuh kan?"tanya Magandra terdengar panik dari sebrang sana.
"Kepalanya nggak ada"balas Nino sekenanya.
Terdengar decakan kesal dari Magandra."Gue serius!"
"Utuh.Dia utuh,tidak kurang suatu apapun"jawab Nino akhirnya.
"Lo dimana sekarang?gue kesana"
"Gue sharelock"setelah mengatakan itu,Nink memutus panggilan telephone secara sepihak.
"Habis ini,Magandra kesini"ujar Nino pada Arunika.§€m€§T∆
"AKHH"teriak Marga terus melempar barang yang ada didekatnya ke sembarang arah.Guratan wajah laki-
laki itu memancarkan kemurkaan.Dia
menatap tajam seluruh orang dihadapannya.
"Ngejar perempuan aja nggak becus!"maki Marga yang entah sudah keberapa kalinya.
"Kalian gue bayar pakai uang.Tugas kalian dapatin Arunika.Tapi kenapa semalam lo semua nggak bawa dia balik ke gue!"
"Kita kehilangan jejak,Mar.Larinya dia juga kenceng.Apalagi tadi malam gelap"jawab salah satu dari mereka.
"Tempat ini jauh dari rumah Arunika
dan juga jarang ada orang le sini.Gue yakin dia masih ada di sekitar sini.
Cari Arunika sampai ketemu!''
Perintah Marga yang langsung di turuti oleh seluruh orang di hadapannya."Gue harus bisa dapatin Arunika lagi.Dia harus bisa mati di tangan gue.
Ini akibat nya,kalau udah berani ngerendahin gue"umpatnya.Marga memejamkan matanya,suatu kejadian beberapa bulan lalu melintas
dipikirannya."Lo nggak bisa dapatin Arunika.Bakal gue pastiin kalau adek gue sama lo,dia nggak akan bahagia!"
"Gue tau lo kaya!gue tau lo bisa buat hidupin adek gue nantinya.Tapi,gue nggak tau kalau lo punya keluarga yang baik!hidup lo aja nggak jelas asal
usulnya,Marga!"
"Lo itu bukan laki-laki yang baik,Mar.
Jadi lo nggak pantas buat Arunika"Sejak saat itu,ia menyimpan dendam yang amat.Kejadian dimana Magandra merendahkannya secara habis-habisan.Padahal ia hanya menginginkan Arunika,tak lebih dari itu.
§€m€§T∆
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Fiksi RemajaSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.