Arunika masuk kedalam kelasnya yang sudah ramai dengan beberapa murid.Ia duduk pada bangkunya.
Tak lama dari itu,Nadin pun datang dengan menyapanya heboh."AKH,RUNI!!"sapa Nadin duduk disamping Arunika dengan menggoyang-goyangkan tubuh Arunika.
"Apaansih"sewot Arunika.
"Lo kemarin kenapa nggak masuk?hidup gue hampa tahu nggak?lo nggak ada"ucap Nadin yang terdengar alay untuk Arunika.
"Ada urusan keluarga"elak Arunika.
"Urusan keluarga?padahal keluarga gue hancur"sambungnya didalam hati."Oh.Kirain kenapa"ujar Nadin.
Arunika memutar bola matanya malas."Ada tugas nggak kemarin?"
"Nggak ada.Santai aja"
Arunika mengangguk-angguk.Nadin tak lagi berucap.Arunika pum beralih pada handphonenya dan ternyata ada satu notifikasi yang baru saja masuk.
Magandra:
Semangat sekolahnya...Dua sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman tipis,sangat tipis.Ada sebuah kupu-kupu yang menggelitiki perutnya.
"Ini beneran Abang gue?"batin Arunika.
§€m€§T∆
Selepas pulang sekolah,Nino mengajak Arunika untuk pergi ke danau.Yang dulu pernah mereka datangi,tepatnya saat Nino melihat Arunika yang ingin merokok kala itu.
Mereka berdua duduk diatas rerumputan dengan sedikit berjarak.
Arunika memposisikan duduknya dengan menekuk kedua lututnya dan kedua tangan yang bertumpu diatasnya.
Sedangkan Nino,lelaki itu berselanjar dengan bersedikap dada."Males sama lo"kata itu yang diucapkan pertama oleh Arunika.
"Dih,aneh lo"timpal Nino.Sejak tadi,Arunika memang sudah sangat kesal dengan Nino.Entah apa penyebabnya?Arunika semakin menekuk wajahnya dengan bibir yang ia majukan kedepan.
"Bibir lo mau?gue kuncir?"ujar Nino.
Arunika memukul-mukul rumput hijau dengan kepalan tangannya.
"NINO JAHAT!"
"Lo kenapa sih?aneh!"balas Nino.
"Lagian lo sih"
"Gue kenapa?"tanya Nino polos.
"Lo amnesia apa gimana?baru juga kemarin masa udah lupa?"Kedua alis Nino bertaut heran.
"Ngomong yang jelas bisa?"
"Gengsi lah anjir"batin Arunika.
"Woy,Sunrise!"panggil Nino.
"Kemarin lo bilang apa sama gue?"
"Bilang apa?"heran Nino.
Arunika mendengkus kesal."Tau ah.
Gue males sama lo!"Nino terkekeh pelan melihat ekspresi Arunika yang menggemaskan untuknya."Bunga Tulip putih?"
Sontak,Arunika langsung menoleh pada Nino dengan tatapan heran sekaligus terkejut.
"Iya.Gue kemarin bilang mau kasih lo bunga Tulip putih kan?"ucap Nino.
Sebenarnya lelaki itu tidak lupa.
Hanya saja,ia sangat senang membuat Arunika kesal padanya.Dan ia pun mengerti kenapa gadis itu kesal padanya.
Arunika menyengir kuda."Gue kira lupa"Nino membuka tas ranselnya dan mengambil beberapa tangkai bunga Tulip putih yang sudah dirangkai menjadi satu.Terlihat begitu indah nan cantik bunga itu.
"Lo tahu nggak?artinya bunga Tulip putih?"tanya Nino masih menggenggam bunga itu.
"Tahu.Bunga orang meninggalkan?karena dilambangkan sebagai rasa penyesalan atau penghormatan"Nino tertawa kecil."Iya sih.Itu juga.
Tapi lo tahu nggak,bunga Tulip putih ini juga melambangkan perjalanan hidup yang baru"
Arunika mengangguk."Gue mau saat gue meninggal nanti.Ada bunga Tulip putih yang dikasih sama orang yang special dalam hidup gue"
"Pastinya pasangan lo nanti"
"Kalau itu lo,gimana?"tanya Arunika entah sadar atau tidak.Nino langsung menoleh."Ha?"
Arunika menggeleng."Nggak jadi"
"Apaan?gue nggak denger jelas barusan?"ucap Nino dengan menahan senyumnya.
Arunika tetap menggeleng."Udah mana bunga gue?"pintanya menadahkan tangan kanannya.
Nino menyodorkan bunga rangkaian itu pada Arunika.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Roman pour AdolescentsSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.