Nino juga baru sampai dirumah.Ia segera memarkirkan mobil milik Kenan ditempat semula.Memang ia meminjam mobil Kenan untuk ia pergi bersama Arunika barusan.
"Assalamualaikum"ucap Nino memasuki rumahnya.
"Waalaikumsalam.Gimana lo?lancar?"tanya Kenan terheran-heran melihat Nino yang masuk kedalam rumah dengan senyuman yang merekah.
"Lancar dong.Gue udah jadian sama Arunika"jawab Nino sembari menaikkan satu alisnya.
"Wihh"sorak Kenan bertepuk tangan.
"Traktirannya dong"
"Traktiran mbahmu,uang gue habis buat nge-date barusan"ucap Nino sinis.
Kenan tertawa jahat."Yaudah congratulation ya?semoga langgeng"
"Aminnn"balas Nino."Nih,kunci mobil lo.Makasih ya?"lanjutnya memberikan kunci mobil pada Kenan."Ehh,gue baru aja dapat informasi tentang pelaku yang nabrak nyokap lo.Udah ketahuan siapa pelakunya"
ucap Kenan berubah serius.
"Serius lo?"tanya Nino sedikit terkejut.
Kenan mengangguk."Iya,udah kebongkar siapa pelakunya"
"Siapa?"kata Nino antusias.
Kenan teridiam beberapa lama.Ia bingung harus menjelaskannya bagaimana.
"Ken,siapa?"lanjut Nino.
"Lo jangan kecewa ya?"terus Kenan.
Nino mengernyitkan keningnya.
"Ngapain gue kecewa,orang dia udah bunuh nyokap gue.Siapa orangnya?"
"Bokapnya Arunika.Rafa Agareez,dia yang udah nabrak nyokap lo tanpa bertanggung jawab.Dan dia udah membayar seluruh pihak berwajib untuk tidak menyelediki kasus itu.
itu alasan kenapa polisi berhentiin kasus itu sebelum selesai"Nino mematung,ia terkejut bukan main saat mendengar penjelasan Kenan.Apa ia tak salah dengar?ayahnya Arunika yang sudah menyebabkan Mamanya meninggal?
Ah,sepertinya ini hanya mimpi."Lo b-bohong kan?nggak mungkin bokapnya Arunika,Ken!"sanggah Nino tidak percaya.
Kenan memberikan handphonennya yang berisi tentang seluruh kebenaran dari kasus Karina.
Nino membacanya dan semua itu memang benar.Memang Rafalah yang sudah menabrak Karina,Rafalah pelaku yang sebenarnya."Berengsek!"umpat Nino.
"Lo kecewa sama Arunika?"tanya Kenan melihat raut wajah Nino.
Nino menggeleng."Yang biadap bokapnya.Anaknya nggak ikut-ikut"
"Tapi tetep aja,No.Bokapnya Arunika yang udah bikin nyokap lo meninggal"
"Gue anggap masalah ini udah selesai"tukas Nino.§€m€§T∆
"Jadi kalian berdua juga ingin balas dendam ke Arunika?"tanya Marga melihat Fransel dan Chandra didepannya.
Chandra mengangguk."Iya.Kita mau balas dendam sama anak itu"
"Kalau boleh tau alasan kalian benci Arunika apa?"ucap Marga hati-hati.
Chandra menoleh pada Frsnsel.Dan Fransel menggangguk,seolah mengerti dari tatapan Chandra."Penyebabnya tujuh tahun yang lalu"
ujar Chandra mengawali cerita panjang yang menyakitkan itu."Saat itu gue berumur sembilan tahun.Gue punya adik kembar namanya Shandra.Saat itu gue,Shandra,bokap nyokap lagi mau pergi kerumah sakit.
Posisinya Shandra lagi sakit jadi harus buru-buru"laki-laki itu menjeda kalimatnya hanya sekedar menarik nafas.Marga hanya diam tanpa berani memotong dan mendengarkan cerita itu dengan baik.
"Ditengah perjalanan mobil gue kecelakaan.Karena ada anak kecil yang tiba-tiba nyebrang nggak lihst jalan.Dia Arunika"Chandra semakin sesak saat menyebut nama itu.
"Biar Om yang melanjutkan"sela Fransel mengerti dengan Chandra.
Chandra mengangguk sembari mengusap ujung matanya yang berair."Dikejadian itu hanya Chandra yang selamat.Adik dan kedua orang tuanya tidak.Dan wasiat terakhir dari orang tua Chandra adalah mencari siapa pelaku itu.Ternyata Arunika.Dia yang sudah menyebabkan keluarga Dirgara hancur"jelas Fransel dengan sorot mata yang menajam.
"Lo mau balas dendam juga?"lanjut Chandra kembali berucap.
Marga mengangguk."Sebenarnya Arunika itu perempuan yang gue sukai sejak lama.Namun karena suatu kejadian,rasa suka itu berganti menjadi benci"
"Kejadian apa?"Fransel yang bertanya.
"Dari dulu Magandra memang melarang untuk gue dekat dengan adiknya.Tapi gue tetap nggak pernah nyerah buat dapatin dia.Pada suatu hari,Magandra benar-benar melarang gue untuk dekat dengan Arunika.Yang buat gue benci adalah kata yang di ucapkan Magandra.Dia ngerendahin gue,seolah dia sedang berbicara dengan seekor hewan""Bagaimana kalau kita bekerja sama?"tanya Fransel menawarkan.
"Tidak ada salahnya untuk dicoba"
balas Marga.
"Kita atur tanggal mainnya"§€m€§T∆
Sampai jam sebelas Arunika masih tetap belajar.Meskipun matanya sudah hampir terpejam karena rasa kantuk yang menyerangnya.Tanpa rasa lelah Arunika terus membaca dan mencatat materi-materi dalam otaknya.
"Woy tidur, belajar mulu lo!"
Suara seseorang itu mampu membuat Arunika terperanjat kaget.Ia menoleh ke sumber suara dan mendapati Magandra yang sedang berjalan menghampirinya.
"Lo tuh,kebiasaan.Ketuk dulu sebelum masuk"tegur Arunika.
"Lagian lo,udah malam ini.Waktunya tidur jangan belajar mulu.Nggak capek apa habis kencan juga?"cerosos Magandra berhenti dibelakang saudarinya."Kalau rajin jangan kebangetan,Ika""Biar dapat nilai baguslah.Makanya rajin"balas Arunika.
"Nilai hanyalah angka,Arunika Rejana Agareez"ujar Magandra menarik hidung mancung Arunika.
"Angka itu yang dilihat sama Papa lo!"jawab Arunika mengingat seberapa menekannya Rafa kepadanya.Magandra diam,ia mengerti dari maksud perkataan Arunika.Ia baru menyadari perlakuan Papanya yang ternyata begitu keras terhadap adiknya.
"Gue udah tau mau minta apa sama lo waktu ulang tahun.Selain bunga"
ucap Arunika merubah posisinya menghadap Magandra.
"Apa?"tanya Magandra seraya mengangkat satu alisnya.
Arunika beralih mengambil sebuah sticky note yang sudah terlipat kecil,
lalu memberikannya pada Magandra.
"Baca dikamar lo"
Magandra menerimanya dengan heran."Kenapa?""Udahlah.Baca dikamar lo jangan disini"lanjut Arunika.
"Minta apasih lo?nyawa gue ya?"
Arunika memutar bola matanya malas."Baca aja sendiri"
"Pokonya nggak aneh-aneh gue kasih"balas Magandra.
"Masa gitu aja nggak bisa nggak bisa kasih?kebangetan lo,Bang!"Magandra tak lagi menjawab.Ia kembali berjalan untuk keluar dari kamar Arunika.
"Udah,cepet tidur.Udah malam"ucap Magandra sebelum benar-benar keluar dari kamar itu.Ia segera membuka kertas sticky note itu saat sampai dikamarnya.
Mendadak hatinya terasa berdenyut saat membaca tulisan yang ada dikertas itu.Peluk gue,kayak lo peluk Naura kemarin.Jangan lupa 10 oktober.
Kalimat itu yang tertulis dalam kertas yang baru saja diberikan Arunika.Ada rasa bersalah yang memenuhi lubuk hatinya.
Laki-laki itu beralih pada figura foto berukuran sedang yang terpajang diatas nakas disamping tempat tidurnya.Tangannya tergerak untuk mengambil itu dan menatapnya.
Didalam figura itu terdapat fotonya dan Arunika sewaktu kecil."Gue juga kangen Magandra yang dulu,Ka.Magandra yang selalu menyayangi Arunika.Magandra yang selalu bisa untuk menjaga Arunika dari orang jahat"gumamnya pilu.
"Bukan Magandra yang sekarang menjadi orang jahat itu.Magandra yang sekarang bukan abang lo,Ka.Dia orang yang akan membenci lo.Dia sendiri yang menjadi orang jahat itu"Ia sadar,ia sudah terlalu jauh pergi dari saudarinya.Tetapi,entah mengapa rasa benci itu tidak bisa hilang sedikitpun.Meskipun ia sudah mencobanya berkali-kali,namun tetap saja gagal.Pada akhirnya Magandra hanya berpura-pura didepan Arunika.
Dan itu kemunafikan yang juga menyakiti Magandra sendiri.§€m€§T∆
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN PENGHUNINYA
Teen FictionSeorang gadis cantik yang harus menghadapi dunia dengan berbagai lara dan luka, tanpa adanya ruang untuk sekedar bersandar.