O-ow aku lambat update. Kalo boleh jujur, pribadi aku merasa cerita RAZA kurang menarik dan terkesan membosankan. Tapi, melihat tagihan listrik eh kalian buat update.
APASIH YANG ENGGAK
MAKASIH YAA, UDAH BIKIN AKU YAKIN BUAT LANJUT NULIS RAZA.
Wait, sekadar info. Raza bukan cerita khusus romansa SMA, lebih ke persahabatan dan keluarga. Mungkin ada tipis-tipis biar ga culun culun amat si babang Za soal dunia romansa anak SMA 😇
***
Rajendra berdiri dengan tangan terlipat di depan dada dan tangan lainnya berdiri tegak dan mengusap dagunya. Menyaksikan anak angkatnya berbicara dengan saudara-saudara di panti yang akan segera berpisah, Raza.
"Kakak, kenapa pergi begitu saja?" tanya salah satu anak laki-laki di sana. Wajahnya belepotan karena potongan coklat yang dimakannya. "Sekarang Kakak tinggal dimana?" imbuhnya masih dengan rasa penasaran menggebu-gebu.
"Ah, anak-anak kalian habiskan makanannya di kamar ya, ibu ingin bicara dengan kakak Raza dan bapak Rajendra,” kata ibu Nirmala yang baru saja keluar kamar dengan membawa berkas berisi surat adopsi. Mereka masing-masing meninggalkan ruang tamu sambil bergandengan tangan. Ibu Niramala memberikan berkas itu kepada Rajendra untuk dibuka dan dibaca. Lima menit kemudian, Rajendra mengambil pena yang telah disiapkan di atas meja dan menandatangani materai.
“Kesepakatan saya terima.” Rajendra menatap ibu Nirmala puas begitu juga sebaliknya, ibu Nirmala tersenyum dan mengangguk kecil. Raza diperbolehkan membacanya sejenak karena penasaran ingin mengetahui apa yang tertulis di surat penerimaan.
Semuanya Sama. Tidak ada alasan mengapa mereka lebih buruk dari satu sama lain. Kebebasan untuk mengunjungi dan berinteraksi dengan keluarga besarnya di panti asuhan ini, namun kebahagiaan Raza datang dari wanita baik hati yang merawatnya sejak bayi. Kejahatan penelantaran yang disengaja oleh orang tua satu kata mewakili setiap emosi yang ada.
Berbagi
Raza bukanlah robot atau benda mati yang bisa digunakan sesuai keinginan.
“Terima kasih Pak,” katanya, karena sebagian besar isi perjanjian itu adalah syarat-syarat yang diajukan Rajendra.
Rajendra menjawab, "Saya juga berterima kasih karena mempermudah proses pengadopsian Raza menjadi anak angkat saya."
“Sama-sama dan untukmu sayang, selamat menemukan keluarga yang sangat mencintaimu", kata ibu Nirmala. Raza memandang wajah wanita itu dengan air mata berlinang. Ia tidak menyangka takdir akan membawanya sejauh ini.
Mengenal sesuatu yang baru, lingkungan baru dan anggota keluarga baru tanpa harus berusaha melupakan tempat pertama ia berada. Setelah selesai berbicara mereka segera memutuskan untuk pulang. Ibu Nirmala akan memikirkan alasan di balik kepergian Raza dari panti asuhan agar anak-anak tidak terus bertanya.
Dan kemudian, anak-anak, saya akan mengerti suatu hari nanti. Ponsel Rajendra tertinggal di dalam mobil. Ketika dia menggeser layar kunci ke atas, dia melihat sepuluh panggilan tidak terjawab dari putri kesayangannya.
"Dia benar-benar takut kehilanganmu," kata Rajendra sambil menunjukkan ponselnya kepada Raza. Anak laki-laki itu tertawa dan menjawab pesan suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Homesick : Raza [TAMAT]
Teen FictionFirst of all, cover by Canva Halo, panggil aku Mocha ❤️ *** Definisi homesick itu seperti apa? Beragam, namun satu yang pasti. Ketika teringat senyum di wajah orang tua. Begitulah ucap seorang remaja laki-laki ketika dia mulai memahami apa dan sebe...