Chapter Ten : Si Batu Sedimen

177 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana?"

Jevan mempelajari semua hasil kerja ketiga temannya. Semuanya bagus dan detail, poin penting di sini adalah mendefinisikan bagian-bagian yang nantinya kemungkinan besar menjadi bahan presentasi dan mereka menuliskan semua secara terperinci. "Lumayan. Tinggal gue yang belum selesai," kata Jevan.

Ashira kemudian berkata, "Kalau misalkan lo kesusahan buat nulis, bilang aja, biar jadi tugas kita dan lo tinggal beri arahan, bagian mana-mana aja yang penting untuk ditulis."

Bahkan kini Ashira jauh lebih berani berkomunikasi dengan orang lain.“Ide bagus,” Raza mengangguk, dan Soraya mengacungkan jempolnya.

"Gue bisa. Tangan kiri yang terluka, tangan kanan aman, tenang aja." Jevan lekas menyela karena merasa bisa melakukan tugasnya sendiri.

“Badan lo emang udah enakan?” tanya Soraya. Biasanya orang yang terjatuh dari sepeda motor mengalami cedera dan memerlukan istirahat total agar cepat pulih.

Belum sempat Jevan menjawab, kakinya yang sedari tadi terbungkus selimut mulai terasa nyeri. Jevan berbicara perlahan dan membuat ketiga temannya khawatir, selimut itu terpaksa di buka bersama-sama.

“Ya ampun, ini kenapa dan kenapa lo gak di rawat di rumah sakit?” Soraya menjerit kecil dan membelalakkan matanya.

"Gue baik-baik aja, kram doang." Sekali lagi Jevan menganggap luka di tubuhnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.

Homesick : Raza [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang