T3 (15) : Setan ganteng

1.6K 117 6
                                    

♥ Happy reading ♥

"Lo berdua bukan Za sama Zy!"

Suara itu mengagetkan semua orang, termasuk anggota Zergios yang sejak tadi memperhatikan si kembar dengan tatapan heran. Telak. Si kembar mematung seketika. Suasana, hening.

"Hah?" Farez bertanya-tanya. Tak lama kemudian dia menertawakan perkataan Darren yang menurutnya di luar nalar. Pernyataan macam apa itu? Terdengar lucu sekali.

Dari tawa Farez, menular ke tawa anak-anak yang lain kecuali Lanka yang diam menyimak. Menurutnya tidak ada yang lucu.

"Hah! Lu Ren, yang bener aje," kelakar salah satu anggota berambut gondrong tertawa renyah.

"Terus kalo bukan Queen Za sama Zy siape? Upin-Ipin?" sahut temannya yang bertindik satu. Hal itu mengundang tawa lebih keras.

"Kau ni ape? Pulu-pulu ke?" tandas Farez berlagak seperti tokoh kartun dari negeri seberang.

"Bukanlah, saye O-peeet," sahut salah satu anggota yang langsung menyemburkan tawa.

Tanpa sadar, Zy ikut tertawa. Entahlah, apa yang lucu. Dia juga tidak tau, tapi sepertinya humor recehannya tidak bisa dikondisikan.

Mendengar tawa Zy yang langka, semua orang mendadak diam dan hening seraya menatap ke arah Zy. Gadis itu masih saja tertawa sampai akhirnya diam karena kakinya diinjak oleh Za.

Sekarang hening. Hanya celotehan bayi yang terdengar.

Zy meneguk ludah menyadari kesalahannya. Fatal. Bisa-bisanya dia kelepasan.

"Darren bener, akhir-akhir ini lo berdua aneh. Jauh," celetuk Lanka memecah keheningan. Sebenarnya dia juga merasakan perubahan si kembar akhir-akhir ini, hanya saja dia malas membahas.

Za menatap satu-persatu manusia yang memandang dirinya dan Zy penuh curiga. Tatapan mereka jelas menuntut penjelasan.

Jantung Zy berdebar. Sial. Hanya karena satu kesalahan, sekarang dia menyeret Za dalam kesulitan juga. Bagaimana ini? Apa semuanya harus dibongkar lagi?

"What's wrong? Zy cuma ketawa 'kan?" Kepalang tanggung. Keadaan sudah begini, jadi Za harus bisa membuka jalan untuk mereka menjadi diri sendiri. Maka, ditatapnya semua orang dengan tatapan tajam mengintimidasi. "Mulai sekarang, gue sama Zy bebas berekspresi. Gue mau ketawa, nangis, itu terserah kita."

"Ada yang keberatan? Kita duel di ring!" lanjutnya tak main-main. Semua orang diam, mereka membutuhkan penjelasan lebih rinci, namun tak berani bertanya.

"But, why? I mean, apa alesannya?" Pertanyaan Farez mewakili pertanyaan anggota yang lain.

Pertanyaan itu tak langsung dijawab oleh Za, dia sendiri bingung harus menjawab apa.

"Lo kenal kita nggak sih, Rez?" Zy melontarkan pertanyaan yang langsung dijawab Farez dengan lantang.

"Kenal lah. Gue lebih kenal lo berdua ketimbang orang-orang yang ada di sini," jawab Farez menaikkan nada bicara. Apakah kedekatan mereka yang sudah seperti adik-kakak ini diragukan?

Za mulai menangkap arah pembicaraan Zy. Gadis itu menambahkan, "trus, kenapa lo masih tanya?"

"Trauma sialan itu yang udah hampir bunuh jati diri gue sama Za. Harusnya lo tau itu, kita cuma mau jadi diri kita yang dulu." Zy tersenyum getir. Menatap Farez dengan sorot sendu. "Lo juga kangen itu, kan ... Bang?"

Mata Farez membesar, hatinya menghangat dengan panggilan itu. Jujur, dia sangat merindukan si kembar yang dulu. Yang ceria dan apa adanya. Dengan senyum tipis yang manis pemuda itu menatap si kembar.

The Twin Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang