♥ Happy reading ♥
Kalau sudah berbicara tentang keras kepala, maka dua kata itu tak akan jauh-jauh dari sifat si kembar. Sebutan lainnya ngeyel. Seperti saat ini, yang seharusnya mereka mengantar Johan pulang menggunakan taksi, tapi karena Za memaksa, jadilah mereka menggunakan mobil Za.
Sedan hitam yang baru beberapa hari lalu dibelikan oleh Reymond itu melaju membelah jalanan Jakarta yang padat. Belum terlalu malam memang, tapi kendaraan di jalanan Jakarta seolah tak pernah ada habisnya. Selalu ramai.
Za menyetir, Johan duduk di bangku samping kemudi, sementara Zy duduk di kursi belakang. Butuh waktu setengah jam untuk mereka sampai di kediaman keluarga Jonson. Keluarga kaya yang bisnis propertinya sudah merajalela di mana-mana.
Ya, Johan itu gambaran anak tunggal kaya raya seperti di novel-novel. Tinggi, dan tampan. Setidaknya itu yang dilihat orang-orang awam. Tapi berbeda dengan si kembar yang melihat Johan hanya sekadar anak cengeng dan sama pecicilannya.
"Nggak mau mampir? Mami pasti udah masak banyak ini," celetuk Johan ketika sudah turun dari mobil. Sedangkan si kembar masih berada di dalam mobil.
"Nggak dulu deh, Jo. Kita mau langsung balik aja, lagian ... LO TU BAU ASEM, KUDU MANDI!!" salak Za melotot tajam. Bisa-bisanya dia tadi di ketekin sampai terbatuk-batuk.
Johan tertawa renyah. Air muka Za benar-benar membuatnya ingin menampol saja. Benar-benar tak jauh berbeda dengan Sesil yang dia kenal dulu.
"Sini-sini gue ketekin lagi, wangi tau, aroma-aroma duit ini."
Respon Zy tertawa kecil, sementara Za mendengus kesal.
"Udah, Jo. Ibu Dokter jangan lu ketekin, kena bogem mampus lu!" tandas Zy geleng-geleng.
Za menarik salah satu sudut bibirnya, beralih menatap Johan yang tiba-tiba terdiam. "Tangan kanan apa tangan kiri?"
Si lelaki menyatukan kedua telapak tangan di depan dada, sedikit membungkukkan badan ala hormat. "Ampun ndoro. Bercanda."
"Udah, kita balik dulu. Keburu malem. Dadah Abang ...."
"Tukang bakso! Bye!" sahut Za kemudian melajukan mobilnya. Meninggalkan Johan yang menatap cengo.
Si lelaki tersenyum tipis memandangi mobil hitam yang kian hilang dari pandangan. "Gue bakal jagain lo berdua." Adek-adek gue, lanjutnya dalam hati.
⭐★★⭐
Ide Zy memang berlian, tapi sepertinya tidak pada kejadian kali ini. Setelah mengusulkan untuk memotong jalan dengan mengandalkan Google maps yang mana langsung disetujui oleh Za, bukannya langsung sampai di mansion, kini mereka malah nyasar di tempat asing.
"Tuh, kan! Elo sih, sok-sokan pake Google maps! Nyasar, kan?" sungut Za meminggirkan mobilnya.
"Dih, apanya yang nyasar. Orang kita tinggal lurus terus di depan nanti ada belokan buat ke jalan raya, kok."
"Ya buktinya itu di depan jalannya di palang. Gimana bisa lewat?"
Zy mendesah, siapa yang menaruh palang di situ? Padahal tidak ada tuh tanda-tanda jalan rusak atau sebagainya. Gadis itu memutuskan untuk turun dan melihat palangnya. Apa benar ada perbaikan jalan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twin Transmigration
Teen FictionKetika dua gadis kembar somplak harus bertransmigrasi ke tubuh kembar dingin. Sesil florasta dan Sisil florista namanya. Dua gadis kembar berusia 17 tahun yang kini tengah menempuh pendidikan di bangku SMA. Dua gadis dengan julukan duo bima ( dua bi...