T3 (5) : Terbongkar

2.4K 159 4
                                    

♥ Happy reading ♥

Za baru selesai membersihkan diri selepas joging. Kini dia mengenakan celana hotpants dan sweater berwarna putih bersih sebagai baju santai. Ya, setidaknya ini lebih baik daripada banyaknya pakaian berwarna hitam. Dan sebenarnya dia agak risih dengan celana super pendek ini.

Gadis itu berjalan menuju balkon kamar, berdiri di dekat pembatas. Menghirup udara segar. Netranya memandangi banyaknya maid dan tukang kebun yang mondar-mandir bekerja. Ada yang membersihkan kolam, memotong rumput, menyapu.

Rasanya Sesil tidak percaya kalau dia sedang berada di rumah besar sebagai Nona majikan. Setiap kali dia bercermin, dia selalu dihantui rasa bersalah pada pemilik raga yang asli. Dia selalu memikirkan bagaimana jika orang tua Za tau yang sebenarnya. Apa dia akan dibenci?

"Ck, Sisiiiiil! Gue bingung," gerutunya mencak-mencak.

Berbicara soal Sisil, Za jadi curiga kalau kembarannya itu juga bertransmigrasi. Apa mungkin, raga Zy diisi jiwa Sisil? Apalagi selalu ada perasaan aneh saat dia bertemu dengan Zy sejak kemarin.

"Gue curiga kalo Zy itu Sisil. Gue harus buktiin, nih," gumamnya berpikir.

Za mondar-mandir memikirkan cara agar mengetahui kalau tebakannya itu benar atau salah. Memikirkan banyak kebiasaan yang ada pada Sisil dulu, seketika dia mendapatkan ide.

Buru-buru dia mencari buku akuntansi di meja belajar. Dan syukurlah ada satu buku yang masih baru, atau lebih tepatnya tidak pernah dibuka.

Maka, hari ini juga dia melaksanakan idenya. Gadis itu turun, mencari keberadaan sang kembaran sembari menenteng satu buku akuntansi. Ketika sampai di ruang tengah, dia bisa melihat orang yang di carinya sedang menonton TV. Za berjalan dan duduk di sofa yang berjarak dari Zy.

Di bukanya buku akuntansi itu dan pura-pura ia baca. Dia melirik Zy yang juga kini melirik ke arahnya, ketika kedua mata itu bertemu, Za kembali pura-pura membaca sementara Zy kembali fokus ke layar TV. Ada banyak angka dan kolom, Za tidak paham.

Za berdehem, dia menutup buku dan meletakkannya di meja. Gadis itu berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Tidak, lebih tepatnya mengintip di balik guci.

Sesuai dugaan, Zy yang semula menonton TV kini mencuri-curi pandang pada buku tertutup itu. Oh ayolah, akuntansi mata pelajaran kesukaannya. Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah dapur.

Kayaknya masih lama, batinnya.

Zy berdehem, tapi tangannya sudah meraih buku itu. Dengan cepat dia menariknya dan mulai membaca.

"Tuh, kan. Mirip Sisil," gumam Za yakin.

Za memutuskan untuk memberi waktu kembarannya membaca lebih lama, lebih baik ia ke dapur sekarang karena tenggorokannya benar-benar haus. Ketika memasuki dapur, Za bisa melihat beberapa maid sedang memotong-motong sayuran.

Setelah menuntaskan dahaganya, gadis itu kembali ke ruang tengah. Sedikit menekankan langkah agar Zy tau kehadirannya. Gadis itu sudah kembali menonton TV saat dirinya kembali. Za mengambil buku dan pura-pura membaca lagi.

"Nah, nah, nah. Ada yang tau nggak nih pemirsa di rumah. Makanan apa aja yang mengandung kolagen tinggi?"

Pertanyaan dari salah satu acara TV itu otomatis mengalihkan perhatian Za. Tanpa sadar dia menjawab dengan gampang. "Kaldu tulang, ayam, brokoli, telur, wortel. Ck, gampang."

Tak berselang lama dari jawaban Za, suara pembawa acara itu kembali terdengar.

"Iyap, bener banget. Makanan yang mengandung kolagen biasanya juga mengandung banyak protein, seperti kaldu tulang, ayam, brokoli dan lain-lain. Hayo, siapa ni yang baru tau?"

The Twin Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang