Rasanya cenat-cenut banget, segini udah minum obat, gimana kalau gak minum obat, bakalan berasa banget pasti. Gue menoleh saat mendengar suara salam dari luar, dua orang laki-laki, lalu dipersilahkan masuk oleh bapak.
Ngapain sih nih orang kesini, males banget gue liatnya. Bapak mengajak mereka keruang tengah, katanya pengen lihat keadaan gue. Alah, basa-basi.
"Bu, Sandra mau tidur di kamar aja" gue sengaja teriak, biar Ilham sama bapaknya denger.
"Nanti kak kalau udah sembuh, biar gampang dipantau" jawab ibu sambil berjalan dari dapur, membawa nampan berisi dua cangkir teh.
"Buuuu..."
"San, sebentar, ini Ilham sama om Samsul mau liat keadaan kamu dulu"
"Dekkkk...adekkkk..." Rima keluar dari kamarnya, dia langsung paham saat melihat tamu yang duduk tak jauh dari gue.
"Bantuin kakak bangun dek, kakak mau pindah ke kamar"
"Di kamar aku aja kak?" gue mengangguk.
"Dek!" Ibu menggeleng, Rima menghela nafas dan kembali ke kamarnya.
"Buuu?"
Apa maksudnya coba? Kenapa ibu malah menyuruh Rima untuk kembali ke kamar. Memang dua laki-laki di hadapan gue ini tidak bersalah, tapi mereka berdua ini bagian dari wanita yang sudah mencelakai gue tadi pagi.
"San, om Samsul sama Ilham kan ngga tau apa-apa soal kejadian ini, mereka datang ke sini mau minta maaf sama kamu" Aduh bu, jangan terlalu baik deh sama orang, gue ngga mau kejadian seperti ini menimpa gue lagi, gue pengen hidup tenang.
"Bu! Ibu ngerti ngga sama perasaan Sandra? Sakit Bu, bukan cuma hati, tapi fisik Sandra jauh lebih sakit. Terserah apa tujuan mereka datang ke sini, Sandra ngga peduli! Sandra juga punya hak untuk tidak memaafkan mereka!"
Ngga ngerti lagi gue sama jalan pikiran Ibu, udah Jelas-jelas salah masih aja di belain. Selama ini gue banyak nahan, sekarang biarin aja bom nya meledak, biar Ilham juga sadar diri. Gue ngga mau di salah-salahin lagi, gue ngga minta Ilham buat deketin gue, dia sendiri yang mau, tapi tante Romlah ngga sadar itu, dia lebih milih salahin gue.
"San, Istighfar nak, ngga boleh teriak-teriak gitu" ucap bapak memperingatkan gue.
"Suruh mereka pergi aja pak, Sandra ngga mau berurusan sama mereka lagi!"
"Maafin kelakuan istri om ya San, om sangat menyesal karena telah gagal mendidiknya" om Samsul sampai bersimpuh di hadapan gue.
"Tolong kasih tau juga sama anak om buat ngga deketin Sandra lagi, Sandra ngga mau berurusan sama keluarga om! Sudah cukup Sandra yang jadi korban kegilaan istri om, cukup satu kali!"
"Kamu denger sendiri kan Ham?" Om Samsul menepuk bahu Ilham.
"Tapi pahhh...Ilham suka sama Sandra, Ilham ngga bisa buat jauhin Sandra. Om Rama, Ilham serius sama Sandra om, beri Ilham kesempatan? Ilham mohon"
"Maaf Ilham, om ngga bisa kasih kamu kesempatan kalau anak om sendiri saja sudah ngga mau, demi keselamatan Sandra, om mohon kamu buat jauhin Sandra"
"Sannn...." Ilham mendekat, menggenggam tangan gue sangat erat, sampai sulit untuk di lepaskan.
"Aku harus gimana lagi biar kamu percaya sama aku San, aku minta maaf atas nama Mamah San, maafin kelakuan Mamah karena udah bikin kamu sakit hati, sakit fisik, tolong jangan suruh aku buat jauhin kamu, aku sayang kamu San"
Eh?
Seriusan ini Ilham nangis di depan gue? Sesayang itu dia sama gue, tanpa rasa malu dan ragu dia mengucapkan itu di depan ayah, ibu, dan om Samsul.
"Lo ngerti bahasa manusia gak sih Ham!? Lo mau buat gue mati berdiri apa gimana? Kelakuan nyokap lo hampir bikin gue mati!"
"Aku minta maaf San, tolong maafin Mamah" lirih Ilham.
"Sandra, pelan-pelan nak ngomongnya" Ibu mengusap-usap punggung gue, memberi gue ketenangan di tengah-tengah emosi yang sudah ada di atas kepala.
"Emangnya dia pikir dengan dia minta maaf bakal merubah semuanya Bu, ngga, liat tuh kaki Sandra!"
"Iya sayang ibu tau, udah ya jangan teriak-teriak lagi, nanti kepalanya sakit. Nak Ilham, sebaiknya nak Ilham pulang saja ya? Biarkan Sandra tenang dulu" ibu menarik pelan tangan gue yang berada di genggaman Ilham.
Ayah mengantar om Samsul dan Ilham sampai ke teras, percakapan mereka masih terdengar jelas, hanya kata maaf yang mampu mereka katakan saat ini. Ayah bilang kalau mereka harus mengerti dengan sikap gue, karena ini juga jelas salah tante Romlah. Masih bagus keluarga gue mau menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, sebenarnya bisa aja kita lapor polisi, atas tindakan tidak menyenangkan.
~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenuh Hati
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Hai, kenalin nama gue Sandralia Amourella (28) keseharian gue ngantor, dan selebihnya berdiam diri di rumah. Gue kurang suka bersosialisasi, kenapa ya? ada yang sama kayak gue juga ngga? kayak ca...