Alhamdulillah. Gue sampai di Bandung dengan selamat, jangan lupa kabarin orang rumah, biar ngga khawatir. Ngga perlu repot cari kos-kosan, karena perusahaan udah kasih gue fasilitas rumah dan kendaraan. Gue stay di sini untuk waktu yang tidak di tentukan, sebenarnya udah lumayan capek juga kerja terus,pengennya sih nikah hehehe....tapi belum ada hilal.
Rumahnya sederhana, ngga sebesar yang kalian kira, dua kamar, satu kamar mandi, dapur, ruang tamu, teras depan yang di bagi dua sama parkiran. Udara di sini sejuk banget, padahal hari udah sesiang ini, jadi ngga perlu pasang ac.
Sebenarnya gue mulai bekerja baru minggu depan, masih ada tiga hari lagi. Tapi gue memilih berangkat lebih cepat, pengen tau situasi sekitar dan kantor baru juga. Biar ngga nyasar, mau hapalin jalan di sini dulu.
"Bu Sandra, mau ikut cari makan siang ngga?" Itu Dea dan Sinta, dua staf yang ikut bareng sama gue, mereka tinggal di samping rumah gue banget, bedanya kalau mereka tinggal berdua dan gue sendiri.
"Boleh nitip aja? Masa mau bonceng tiga di motor?"
Kendaraan yang di berikan oleh perusahaan baru bisa di gunakan minggu depan. Kalau Dea memakai kendaraan milik saudaranya yang kebetulan tinggal di Bandung juga."Boleh bu, mau titip apa?"
"Samain aja kayak kalian, sekalian nitip mie sama telor buat nanti malem"
"Oke bu"
Hari ini belum bisa kemana-mana, soalnya mau Bersih-bersih rumah, sekalian beresin baju sama perlengkapan di koper. Besok mungkin rencananya, sekalian belanja keperluan dapur, dan keperluan lain.
Menjelang sore hari rumah depan baru terlihat ada kehidupan, mungkin mereka baru pulang bekerja. Ada satu rumah yang terlihat lebih besar, kayaknya sih itu dua rumah yang dibuat jadi satu, posisinya tepat di depan rumah gue. Semua perumahan di sini tidak ada yang memakai gerbang di depannya, cuma dibatasi tembok sebatas dada.
Gue sengaja duduk di depan rumah, sambil nunggu gomart. Tadi Ibu sempet telpon tanyain gue makan sama apa nanti malem, pas gue jawab udah beli mie sama telor, eh malah ngomel. Ya udah akhirnya gue beli beras yang 5 kg, minyak goreng, sama makanan yang gampang di masak, kayak nugget dan sosis. Sementara.
"Tehhh....tetangga baru ya?" Suaranya cukup kencang dari sebrang rumah, sebelah rumah besar di depan.
Gue jalan menghampiri ibu tersebut, menyalami tangannya, kayaknya sih seumuran sama ibu gue.
"Iya ibu, kebetulan tadi siang baru sampe""Namanya siapa teh?"
"Namaku Sandra bu, ibu udah lama tinggal di sini?"
"Baru sekitar dua tahunan, Sandra asli mana?"
"Aku aslinya dari Bogor"
"Urang sunda geuningan?"
"Iya ibu, tapi ngga terlalu fasih bahasa sunda nya"
Motor Kawasaki W175 berhenti tepat di depan rumah besar tersebut. Pakaiannya khas TNI, loreng, dengan tas punggung besar di belakang nya.
"A Yogiiii...baru pulang ya?" Tanya ibu di samping gue, saat laki-laki tersebut membuka helm, dan turun dari motornya.
"Iya bu Iin"
"Sini A Yogi, kenalan nih sama tetangga baru" tersenyum. Kemudian menghampiri gue dan bu Iin.
"Yogi!" Dia mengulurkan tangannya.
"Sandra" gue terima uluran tangan Yogi.
"Neng Sandra masih single atau udah punya pasangan?" Tanya bu Iin.
"Single buuu..."
"Nah kebetulan banget, nih A Yogi juga masih single, sok atuh A Yogi mau cari yang gimana lagi, ini neng Sandra geulis kieu"
Untung gomart yang gue pesen dateng, jadi bisa kabur dari situasi kurang nyaman tadi. Agak ngeri ya kenalan sama 'Hallo dek' takut ahh...yang biasa-biasa aja gak di restuin, apalagi yang modelan begitu.
Selesai sholat isya terdengar suara ketukan pintu, gue buru-buru keluar untuk melihat siapa yang datang.
"Bu Iin?"
"Neng, nih ada sedikit makanan buat kamu, tadi ibu masak banyak"
"Ya allah ibu ngga usah repot-repot, tapi makasih ya bu, kebetulan banget...itu Sandra mau masak tapi ngga bisa pasangin gas nya"
"Ih si neng mah bukannya bilang, kita minta tolong A Yogi ya sebentar"
Di teras depan rumah Yogi memang sedang ramai, ada empat motor terparkir di sana, suaranya bahkan sampai terdengar sampai ke sini. Bu Iin kembali bersama Yogi.
"Buuu...ibu masuk ke dalem juga ya? Temenin Sandra"
"Ya gak apa-apa atuh neng, si Aa mah bageur kok"
"Bukan gitu bu, ngga enak aja"
Gas sudah terpasang, gue mengantar bu Iin dan Yogi sampai ke teras.
"Makasih, maaf ngerepotin" gue menoleh ke arah Yogi.
"Sama-sama, lain kali kalau butuh sesuatu panggil aja"
"Ih kalian gemes banget, kalian cocok" haduh bu Iin.
"Saya permisi" Yogi meninggalkan kami berdua.
"Ibu juga mau pulang ya neng, kasian si bapak"
"Iya ibu, sekali lagi makasih ya"
"Iya neng, Sama-sama"
~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenuh Hati
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Hai, kenalin nama gue Sandralia Amourella (28) keseharian gue ngantor, dan selebihnya berdiam diri di rumah. Gue kurang suka bersosialisasi, kenapa ya? ada yang sama kayak gue juga ngga? kayak ca...