15. Riyuka

257 25 0
                                    

Hari ini sengaja pulang kantor lebih cepat dari biasanya, pengen istirahat lebih awal, semalem istirahat nya cuma sebentar terus paginya harus bangun dan kerja. Mobil langsung gue parkir dan kunci setir, ngga akan keluar lagi juga.

Di depan rumah Yogi ada dua mobil terparkir, kayaknya lagi ada tamu. Tapi ngga lama keluar laki-laki berbadan tegap, wajahnya terlihat galak, mirip Yogi. Disusul Yogi dan perempuan cantik, gue kira-kira sih usianya di bawah gue, kayak masih muda banget.

"San, baru pulang?" Tanya Yogi.

"Iya A" jawab gue sambil tersenyum.

Ah gue baru inget sesuatu, jam tangan Yogi ketinggalan di mobil gue, baru ngeh tadi pagi waktu mau berangkat kerja. Gue balikin sekarang aja deh, mumpung ada orangnya.

"A maaf, ini jam tangan nya ketinggalan semalem" gue menghampiri Yogi lalu memberikan jam tangan miliknya.

"Ya allah...pantesan tadi pagi nyariin kok ngga ketemu, makasih ya San"

"Oh ya kenalin ini Papah saya"

"Sandra om"

"Gunarman!"

"Kalau aku Riyuka, panggil Yuka, calon istrinya mas Yogi"

"Aku Sandra, salam kenal"

"Kok jam tangan mas Yogi bisa ketinggalan di mobil kamu?" Tanya Riyuka.

Waduh!

Gue jawab apa nih?

Takut salah jawab, terus bikin salah paham.

Gue jelasin aja semuanya, dari pada gue jelasin setengah malah bikin Yogi dan Riyuka berantem, kan berabe. Terus gue juga minta maaf karena udah ngerepotin Yogi, ngeri dikira pelakor gue.

"Kan udah saya jelasin, masih nanya aja" ucap Yogi dengan nada jutek.

"Ya kan aku cuma pengen tau versi Sandra mas, takutnya kamu bohong"

"Saya bohong apa sih Yuka!?"

"Biasa aja dong mas, aku kan Tanya baik-baik"

"Sudah sudah, Papah pulang duluan, kamu anterin Riyuka ke rumah nya"

"Dia kan bawa mobil sendiri pah!"

"Yogi!"

"Iya pah iya"

Setelah mobil om Gunarman pergi, gue juga ikut pamit, jangan ganggu orang pacaran. Sumpah yaa...Riyuka cantik banget, wajahnya perpaduan Jepang Indonesia, cocoklah sama Yogi. Pasangan gemas sih menurut gue.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Enam bulan kemudian....

Jangan tanya kabar Yogi sama Ilham, gue ngga tau dan ngga mau tau. Terakhir ketemu sama Yogi itu ya pas balikin jam tangan dia yang ketinggalan di mobil gue, terus kalau Ilham ya itu pas emaknya ngajak gue gelud.

Satu bulan lalu gue baru aja pindah ke apartemen, bukan sewa ya tapi punya gue sendiri. Anjay jumawa banget gue. Ini bukan niat sombong, tapi kan setiap pencapaian harus dirayakan, apalagi ini pencapaian terbesar pertama gue. Ini aja gue harus puasa jajan selama enam bulan.

Akhir-akhir ini gue lagi seneng banget masak, soalnya sering lewat di fyp toktok gue. Jadilah hari ini gue belanja berbagai macam sayuran, ikan, dan daging. Sesampainya di parkiran apartemen gue agak kesel sih, soalnya tempat parkir yang biasa gue pake malah diisi sama kendaraan lain. Fyi ya...di apartemen gue itu parkiran pemilik sama tamu di bedain gitu, jadi ngga boleh sembarangan parkir, jadi kayak udah ada nomer nya gitu loh.

"Pak permisi..."

"Teh Sandra? Ada yang bisa dibantu?"

"Pak ini mobil tamu ya? Tolong suruh pindahin ya pak, saya jadi ngga bisa parkir di situ" sambil gue tunjukin fotonya.

"Oh iya iya, nanti saya kasih tau orangnya"

"Oke pak, makasih"

"Sama-sama teh"

Sambil nunggu kabar dari security di bawah, mending gue ganti baju terus eksekusi bahan masakan deh di dapur. Kayaknya masak sayur asem pake sambel enak deh, tambah goreng tempe sama ikan, beh mantep Kayaknya.

Satu jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga, mending gue mandi dulu baru makan, biar abis makan bisa santai-santai cantik di balkon sambil ngopi, hehe.

Ting tong!

"Iya sebentar" Untung udah selesai mandi sama makan.

Ceklek!

"Ya pak?"

"Teh ini orangnya mau minta maaf, dia tamu dari unit sebelah teteh"

"Oh iya pak"

"Silahkan mas"

"Terimakasih pak"

Suaranya? Ngga asing.

Ini pasti gue salah denger, pasti.

"Mbak saya minta maaf ya, temen saya baru pertama kali kesini jadi ngga tau"

"Iya mas gak apa-apa, lain kali tolong dikasih tau ya mas"

"Iya mbak, bro cepet minta maaf"

"Sandra? Ini beneran kamu?" Tanya Ilham sambil terus menatap gue.

"San, apa kabar?" Ilham mengulurkan tangannya.

"Baik, kamu apa kabar?" Ilham tersenyum saat mendengar  pertanyaan spontan yang terucap dari bibir gue.

Gue udah maafin tante Romlah, kejadian nya udah lama juga, lupain aja. Kata ibu, tante Romlah dan om Samsul akhirnya bercerai, Ilham memilih pergi dari rumah dan tinggal sendiri, sedangkan Niara ikut bersama om Samsul, pulang kampung. Sejak hidup sendiri, banyak perubahan dari tante Romlah, dia jadi lebih baik, itu juga kata ibu soalnya gue belum liat secara langsung.

"Ngga baik, setelah kamu pergi waktu itu"

"Ngga usah dibahas lagi, aku udah lupa"

"Tapi aku ngga bisa lupain kamu, masih tetap kamu San, ngga ada yang lain"

"Ngga berubah ya dari dulu, masih suka gombal, udah berapa cewek yang kamu gombalin?"

"Ngga ada San, cuma sama kamu, lagi pula itu jujur bukan gombal"

"Btw kamu sibuk ngga?" Gue menggeleng.

"Kalau aku ajak kamu keluar, mau ngga?"

"Boleh, aku siap-siap dulu, setengah jam lagi ketemu di lobby"

"Oke, aku tunggu, hayu bro"

"Si anjir, bisa-bisa na urang  dicuekin"

"Berisik"

~~~

Sepenuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang