"Jangan sok kecantikan kamu Sandra, masih bagus anak saya mau sama kamu!" Teriak tante Romlah saat gue dan Yogi lewat di depan rumah nya.
Gue berhenti dan Yogi pun ikut berhenti, ini orang kenapa sih seneng banget bikin masalah, heran. Gue samperin aja kali ya? Gue juga penasaran sama sikapnya selama ini sama gue.
"Sandra salah apa sama tante? Sandra ngga minta Ilham buat kejar-kejar Sandra, itu keinginan Ilham sendiri!" Gue dan tante Romlah saling berhadapan, Yogi berdiri di belakang gue.
"Alah...ngga usah banyak omong kamu, dasar perawan tua!"
Lagi.
Kata-kata itu lagi yang keluar dari mulut tante Romlah.
Tiba-tiba si Srintil keluar dari dalam rumah tante Romlah, sekarang gue tau apa penyebab amarah tante Romlah kembali meluap-luap. Sudah pasti itu ulah Srintil gendeng. Dia seneng banget bikin orang ribut, kenapa sih? Ya allah.
"Yang banyak omong itu tante, selama ini Sandra diem, Sandra udah coba buat ngga peduli, tapi tante selalu hina aku, bikin aku celaka!" Akhirnya gue meledak juga.
"San, Istighfar!" Yogi memegang kedua bahu gue, mencoba menenangkan gue.
"Dasar anak kurang ajar, Berani-berani nya teriak di depan orang yang lebih tua" tante Romlah murka.
"Kasih dia pelajaran, dasar anak ngga punya sopan santun!" Srintil malah ikut ngomporin tante Romlah.
Plak!
Tangan gue ditarik Yogi, Yogi berdiri dihadapan gue, membelakangi tante Romlah. Telat sedikit aja, pipi gue yang kena sasaran.
"Ilham? Maafin Mamah"
Ternyata Ilham juga coba lindungi gue, dia berdiri di belakang Yogi. Tamparan tante Romlah tepat mengenai pipi kanan Ilham.
Eh tapi kapan Ilham datang?
"Puas!? Apa Mamah puas?"
"Ilham, maaf nak, Mamah ngga niat buat tampar kamu"
"Kalau mamah sakitin Sandra, sama aja mamah sakitin Ilham, dia wanita yang Ilham cintai mah, kalau ngga sama Sandra, Ilham ngga akan pernah mau menikah!" Ucap Ilham dengan nada tegas.
"GARA-GARA KAMU, ILHAM JADI SERING NGELAWAN SAMA SAYA! EMANG DASAR SATU KELUARGA PADA SOK BAIK SEMUA!" Teriak tante Romlah sambil menunjuk-nunjuk wajah gue.
Diam mematung, tangan terkepal kuat, dada gue sesak, kepala terasa berat, gue ngga sanggup untuk berkata-kata lagi. Kali ini rasa sakitnya makin menyeruak ke dalam dada, Bapak, ibu, sama adik gue dibawa-bawa. Mereka ngga salah, Bapak-ibu orang baik, mereka selalu tulus dan ngga pernah pura-pura.
"ROMLAH! KETERLALUAN KAMU!" Om Samsul baru saja datang, ia langsung berteriak saat melihat kekacauan yang dibuat oleh istrinya. Lagi.
Bruk!
"San..."
"Sandra!"
Teriakan orang-orang panggil nama gue, cuma itu yang gue inget terakhir, Setelahnya gue ngga inget apa-apa lagi. Pas gue bangun, gue udah ada di rumah, tiduran di sofa ruang tamu. Ada ibu duduk di samping gue, terus bapak lagi pijit-pijit kaki gue, Rima berdiri di belakang ibu, Yogi duduk di sofa, Ilham dan om Samsul berdiri di dekat pintu.
"Buuu..."
"Anak ibu, apa yang sakit nak?" Tanya ibu dengan suara lirih.
"Sandra ngga kuat buuu...Sandra ngga mau tinggal di sini, salah Sandra apa bu sama mereka? Kenapa mereka jahat sama keluarga kita" kali ini ibu ikut menangis, dan langsung memeluk gue.
"Sabar nak, ini ujian dari allah, anak ibu kan kuat"
"Sandra malu bu, kata-kata itu terus yang mereka sematkan buat Sandra, emang salah ya bu kalau Sandra belum menikah? Bukan Sandra ngga mau tapi-"
"Udah nak udah, ngga usah dipikirin omongan mereka" ucap bapak.
"Pulang ke Bandung nya besok aja ya?" Tanya ibu, gue menggeleng.
"Ngga bisa bu, besok A Yogi kerja"
"Gak apa-apa San, saya bisa minta izin besok"
"Jangan A, Sandra ngga enak, kita pulang sekarang aja"
Jujur aja gue udah ngga mau peduli sama Ilham dan keluarga nya, mau mereka minta maaf juga gue udah ngga peduli, terserah. Cuma Bapak yang mau menerima Ilham dan om Samsul, kalo gue sih udah ngga mau.
Gue dan Yogi memilih langsung pamit, karena waktu sudah semakin sore, sebentar lagi sudah mau maghrib malahan. Sengaja pilih jalan yang agak jauh buat sampe ke depan gang, males banget harus lewat apalagi sampe ketemu sama tante Romlah.
"A Yogi, Sandra minta maaf ya, maaf udah ngerepotin A Yogi" sekarang gue dan Yogi sudah dalam perjalanan ke Bandung.
"Kenapa minta maaf San? Kamu ngga salah, udah ngga usah dibahas"
"Sandra malu A, ini masalah pribadi Sandra tapi malah bawa-bawa A Yogi"
"Mending kamu istirahat, udah yaa...ngga usah dibahas, anggap aja kejadian tadi itu cuma mimpi" Kemudian Yogi mengusap-usap kepala gue.
"Makasih ya A, kalo ngga ada Aa ngga tau deh bakal kayak gimana"
"Sama-sama, kamu tidur aja, nanti kalau udah mau sampe saya bangunin" gue mengangguk. Abis nangis tadi bawaannya emang capek terus ngantuk.
~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenuh Hati
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Hai, kenalin nama gue Sandralia Amourella (28) keseharian gue ngantor, dan selebihnya berdiam diri di rumah. Gue kurang suka bersosialisasi, kenapa ya? ada yang sama kayak gue juga ngga? kayak ca...